[13] Satan's Number

71 9 11
                                    

Hehew, welcome back to

Be Transsexual
Season II

Chapter ini semi-warning karena ada adegan pelecehan.
Yah.
Spoiler.
Dah lah.

Mungkin ada suasana berbeda antara S1 dan S2. Kayak bahasa yang berbeda, kelancaran dialog yg berbeda. Toh hampir 3 tahun aku menelantarkan story ini #digampar

Don't forget to appreciate my story with vote, comment, then save this to your library guys
🍜

______________________________________

Lalu... Diesnatalis mengakhiri kehidupan sekolah kita di semester II kelas 10 ini. Menyambut libur panjang yang sudah pasti sangat dinanti-nantikan. Sebelum itu pula penerimaan rapor diselenggarakan. Hummm aku gatau gimana nilai raporku, secara sih dua bulan ini absen mulu karena operasi ganti 'itu' sekaligus penyembuhan 'itu'. Dua bulan termasuk kilat loh, coba kalian sunat—yang notabene cuma dipotong dikit—sembuhnya berapa minggu?

Lah kenapa malah ngebahas sunat?

Pas aku nunggu di depan pintu kelas, celingak-celinguk gelisah gegara ngeliat Mas Bayu udah hampir deket antriannya, Bagas malah manas-manasin aku.

"Hayoloh ga naik kelas! Ahahaha,"

Bangke emang. Akhlakless.

Aku nyubit perut kotak-kotak berbalut seragam itu, dan puas saat dia menjerit tertahan. Huft! Jangan remehin kekuatan cubitan aku!

"Andra Andra Andra!" aku menoleh ke Safira di belakang kami—dimana beberapa murid Sosialichi yang menunggu baper di depan kelas—yang mengangkat sebuah kamera DSLR

Kok deja vu ya?

Aku disuruh pose sama Bagas. Awalnya cuma foto biasa berdampingan, tau tau requestnya makin ga ngotak. Apalagi temen-temen lain—termasuk Sheva mesum sama Fathony cabe-cabean—mulai menyoraki kami berpose lebih sleketep ahoy.

Muka aku panas banget tolonggg! Mana murid kelas lain yang mondar-mandir pada ngeliatin! Si Bagas juga malah luwes banget meluk-meluk—

EHHHHHHH???

AKU PENGEN SUJUD GUSTI. Se-seneng sih dipe-peluk sama B-B-Bagas. Tapi tapi tapi kan... maluuuu.

"Kenapa kamu meluk-meluk Andra?"

Aku menoleh, "AGNEEEEEEES~" sontak aku mberontak dari kungkungan Bagas—sebenernya gamau hiks—buat berlindung dibalik tubuh Agnes yang ngebawa segelas es blender boba. Hm, sejak kapan boba diblender?

"Oh kalian balikan toh?"

"Engga!!" aku langsung menyalak pada Bunda Danita yang cekikikan bersama Lalalla—empat teman baikku, yang tau kalo dulu aku sempet suka sama Bagas

"Hah balikan?" Dimas tiba-tiba nyeletuk

Mampus! Jangan bilang dia tahu rahasiaku itu.

"Sayang! Aku... ga nyangka kalo kamu selingkuh!" tiba-tiba dengan wajah dan logat penuh drama, Dimas menghampiri Bagas, juga menunjuk mahkluk yang tololnya malah juga ikutan ngedrama

"Maafkan aku, sayang..." jeda untuk Bagas berpura-pura menyedot ingus, "... tapi no poligami no hepi! Aku, Bagaskara, cowok ganteng bin aura paling manly—"

Bagas tak bisa melanjutkan gombalannya karena Safira sudah menarik Dimas menjauh, tak lupa dengan wajah mupeng ala pacar yang ngambek sama pasangannya. Meninggalkanku, Bagas, Lalalla, bersama 'para penonton kecewa' yang melongo.

Be TranssexualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang