Fatimah Clara Berlizza. Biasa dipanggil Fatimah. Ia siswi baru di SMA Cemerlang. Sikapnya baik, lembut dan ramah, yang membuat banyak orang yang menyukainya.
"Fatimah, kamu nanti mau masuk ekstrakulikuler apa?" Tanya Vina. Teman sebangku Fatimah.
"Aku mau ikut basket tapi aku berhijab." Jawab Fatimah dengan lesu.
"Kan bisa pake manset dan kaus kaki panjang Fa."
"Iyasih. Tapi aku malu. Aku juga baru pertama bermain basket, bagaimana kalau aku ditertawakan kalau melakukan kesalahan?"
"Udah tenang saja. Pasti pengajarnya ngertiin kamu. Lagipula ganteng-ganteng loh kakak kelasnya."
"Apasih kamu. Kalau kamu ikut apa?
"Aku sih basket. Aku dari kecil memang sering main basket."
Fatimah mengangguk-nganggukan kepala. "Enak yah, bisa kali aku diajarin."
"Iya Fatimah."
Kegiatan belajar-mengajar dimulai. Fatimah fokus dengan apa yang dijelaskan gurunya. Terkadang ada materi penting ia catat dibukunya. Ia terkenal siswi yang rajin dan pintar. Saat SMP, ia sering mendapatkan peringkat satu di kelas.
Walaupun seperti itu, ia tidak pernah sombong. Ia tidak pelit untuk mengajarkan teman-teman dikelasnya. Prinsip dia sukses dan pintar bareng-bareng dengan temannya.
*****
TRING TRING
Belajar pun usai. Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua murid berbondong-bondong keluar kelas agar cepat sampai rumah. Tetapi tidak dengan Fatimah dan Vina. Karena ia harus di sekolah dulu sampai jam 05.00pm untuk latihan eskul basket. Fatimah dan Vina tidak lupa meminta izin kepada kedua orang tuanya masing-masing.
Semua anggota baru eskul basket dikumpulkan di lapangan. Kakak kelas yang mengikuti eskul tersebut, mendata siswa-siswi baru yang mengikuti eskul basket. Jumlah total yang mengikuti basket ada 20 orang. Delapan murid perempuan. Sisanya murid laki-laki.
Pertama latihan hanya disuruh berlari mengitari lapangan sebanyak sepuluh kali dan latihan mendribble bola dengan benar.
Latihan basket pun selesai. Fatimah dan Vina berjalan menuju kantin untuk membeli air putih. Sesudah beli, mereka duduk di kursi kantin yang tersedia.
"Fatimah, masa tadi ada kakak kelas yang melihat kamu mulu. Intens banget lagi."
"Hah? Aku tidak merasa Vin. Kamu salah orang kali."
"Tidak kok, beneran Fa. Ganteng loh kakaknya. Besok kalau ketemu aku kasih tau ya."
"Yaudadeh terserah kamu."
Setelah mereka istirahat sebentar. Lalu, mereka keluar sekolah ke tempat parkiran untuk mengambil motornya.
"Fatimah. Itu orangnya." Cicit Vina histeris sembari menunjuk seorang laki-laki yang sedang berjalan ke arah motor ninja merah.
Fatimah pun melihatnya tetapi sayang itu hanya sekelebat doang. Karena laki-laki tadi langsung memakai helmnya dan pergi dari area sekolah dengan motornya.
"Yah, telat Fa kamu nengok ke dianya."
"Yaudah, kan masih ada besok."
*****
Sebelum Fatimah menyusul ke alam mimpi. Ia mengecek handphone yang seharian belum dibuka. Ternyata banyak pemberitahuan dari aplikasi linenya. Tetapi Fatimah hanya membuka akun seseorang paling atas, Ia tidak mengenal akun tersebut.