Mimpi

663 90 2
                                    

Hujan semakin deras. Taehyung dan jimin belom kembali juga ke markas. Di satu sisi, jungkook merasa bersalah karena meninggalkan jimin sendiri diantara kerumunan mafia tadi. Di sisi lain, egonya tidak mau disalahkan. Siapa suruh dia susah-susah menolongku, kilahnya dalam hati.

Baju nya yang basah mulai membuatnya menggigil. Ditambah lagi dengan angin dingin berhembus menerpanya beberapa menit sekali. Awalnya dia berencana untuk masuk ke dalam lagi, tetapi mengingat susana sedang tidak baik, dia mengurungkan niatnya dan memilih meringkuk di depan pintu.

Tiba-tiba sebuah handuk mendarat di pundaknya. Jungkook mulai mencari sang pemberi handuk. Saat menyadari siapa sang pemberi handuk, jungkook melempar handuknya. "Aku tidak butuh", katanya

"Aku tak memaksamu memakainya" balas eunha lalu kembali masuk ke dalam markas.

Ketika eunha sudah tak terlihat lagi dari pandangan, jungkook kembali mengambil handuknya dan memakainya. Handuk itu cukup menghangatkan tubuhnya, hingga tanpa sadar di tertidur sambil jongkok dan berselimut handuk.

***

Sementara itu, taehyung sudah berdiri di depan rumah sang mafia. Taehyung menghela nafas membayangkan hal yang akan dilakukannya ini. Dia mulai mengecek peralatannya dan kemudian mengendap endap masuk. Dia mencari tempat aman untuk menge-set cctv untuk tidak berfungsi beberapa saat untuk memberinya waktu menyelamatkan jimin. Taehyung ingat jelas dimana saja letak kamera cctv yang ada di rumah itu. Jadi hal mudah untuk taehyung memperkirakan blind spot dari tiap-tiap kamera yang ada dan mulai menyelinap.

Lalu tibalah di sebuah kamar kendali. Taehyung mulai melaksanakan operasinya dengan menginjekkan virus pada server mafia itu. Dan memberikan sinyal kebakaran palsu di ruangan yang jauh dari letak jimin di tahan. Tak lama setelah sinyal palsu menyala, dari tabletnya, taehyung bisa melihat sebagian besar bodyguard menunju sisi rumah yang diduga kebakaran itu.

"Sekarang semua aman" pikirnya. Lalu dia merapikan peralatannya dan memulai misi penyelamatannya.

Dia berlari kecil menuju ruangan tempat jimin di sekap. Nampaknya jebakannya berhasil. Hanya ada satu penjaga di tempat jimin di sekap. Taehyung menyiapkan pistol biusnya sebelum masuk ke ruangan itu. Saat sudah merasa siap di langsung masung ruangan dan menembakkan pistolnya ke penjaga yang tersisa disitu. Karena tidak siap, sang penjaga pun lumpuh juga.

Saat menyadari lawannya tak sadarkan diri, dia mulai mencari sahabatnya itu. Sesuatu seperti menyambar taehyung saat mengetahui sahabatnya terkapar dan babak belur. Sepertinya usahanya menolong jungkook berbuah dia keroyok habis-habisan.

"Jimin-a, kau dengar aku?" Bisik taehyung membangunkan jimin yang pingsan.

Jimin hanya membuka mata dan tersenyum. "Kenapa kau lama sekali" hanya itu kata-kata jimin sebelum pada akhirnya kembali tak sadarkan diri.

Alarm di jam taehyung berbunyi pelan, tanda jebakannya berhasil di amankan musuh, dan musuh dalam waktu dekat akan kembali ke posisinya sekarang. Taehyung dengan sigap menggendong jimin dan mengendap keluar dari rumah. Untung aku sudah mempelajari rumah ini sebelumnya, pikirnya. Jadi keluar masuk rumah itu akan jadi hal yang mudah bagi taehyung. Segera dia dan jimin kembali ke markas.

***
"Jungkook-a, jaga uri eunbi baik-baik." Seseorang yang jungkook kenal sebagai pamannya menitipkan anaknya pada jungkook sebelum dia menyelamatkan keluarganya yang lain di suatu tragedi kebakaran.

"Paman, aku menunggu paman" jawab jungkook khawatir.

Tapi hal naas justru terjadi di depan mata jungkook. Sebuah tiang roboh menimpa pamannya tepat ketika pamannya berhasil masuk ke rumah yang terbakar itu.

"Appaaaaaa" teriak gadis yang disebut pamannya bernama eunbi lalu berlari menuju ayahnya.

"EUNBIII" teriaknya terbangun dari tidurnya. Keringat dingin mengucur setelah mimpi buruk yang selalu menganggu malamnya itu datang kembali.  Dia terbangun di sofa markas dengan selimut tebal melingkupinya. Seseorang telah memindahkannya ketika dia tidur di luar.

"Kau sudah bangun anak muda" sapa taehyung yang sedang membuat sarapan di dapur dekat sofa tempat jungkook tidur.

"Ah, hyung, apakah kau yang telah.." Tanya jungkook tapi tidak ia lanjutkan karena dia mengingat sesuatu yang lebih penting dari itu. "Ah bukan itu, Bagaimana keadaan jimin hyung?" Lanjutnya.

"Tidak terlalu baik. Tapi aku berhasil menyelamatkannya kemarin. Sekarang sedang di rawat oleh sinb di kamar. Kau khawatir padanya ya?" Goda taehyung.

"Aku hanya bertanya" jawab jungkook ngeles.

"Kau mau roti bakar?" Tanya taehyung "makanlah jika kau lapar" lanjut taehyng sambil menyodorkan roti bakar buatannya sambil duduk di sebelahnya. "Disini yang bertugas memasak itu sinb, tapi dia tidak bergeming kalo sesuatu terjadi pada jimin. Dia hanya mau bersama jimin.." Kata-katanya tidak berlanjut dan dia hanya melamun setelah itu.

"Hyung, suka dengan sinb?" Celetuk jungkook.

"Aku suka padamu jungkook-a" goda taehyung sambil menggelitik jungkook. Entah kenapa rasa kaku yang biasa ada di jungkook hilang saat itu saat ngobrol dengan taehyung. Ini pertama kalinya dia berbicara dengan orang lain dan bisa merasa akrab.

"Hyung, hentikan. Hahaha"  jungkook berusaha mengelak dari gelitikan taehyung. Saat dia beranjak dari tempat duduknya, jungkook merasa oleng. Pandangannya tidak stabil. Kepalanya terasa berat sekali.

"Jungkook-a, kau tak papa?" Tanya taehyung khawatir. "Ah iya, eunha menitipkan obat ini agar kau minum." Lanjutnya sambil memberikan obat titipan eunha.

Jungkook kaget karena obat itu yng biasa pamannya berikan ketika dia sedang flu. Dan obat itu jarang dijual dipasaran. Bagaimana eunha bisa tau obat ini, pikirnya.

"Lalu kemana dia?" Tanya jungkook

"Dia keluar membeli obat untuk jimin" jawab taehyung. "Minumlah obat ini dan kembalilah tidur. Aku akan membangunkanmu saat eunha datang jika kau mau"

"Tidak. Aku tak ingin bertemu dengannya. Dimana kamarku?" Tanya jungkook.

Markas itu tak lebih berupa sebuah rumah dengan 3 kamar. 1 kamar dihuni oleh 2 orang. Dengan ruang meeting yang sangat canggih yang hanya mereka gunakan untuk membuat rencana sebelum menjalankan misi.

"Kamarmu di ujung koridor itu" jawab taehyung. "Jangan lupa minum obatmy sebelum tidur"

[editing] Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang