Kebenaran yang menyakitkan

585 81 4
                                    

Setelah berkali-kali gagal dalam menerjemahkan kodenya, akhirnya dia berhasil memahami isi dari gulungan itu. Tapi yang ia temukan justru surat seorang ayah kepada anaknya yang sepertinya bernama eunbi.

"Eunbi sayang, saat kau membaca surat ini, itu berarti ayah telah tiada. Ayah harap ayah meninggalkan mu di saat yang tepat sehingga kau tidak menderita akibat kesalahan ayah.

Selama ini ayah dan ibu mempunyai rahasia besar yang tidak bisa diungkapkan kepada siapapun. Ini semua demi kebaikanmu dan kebaikan keluarga kita. Sekarang saatnya ayah mengungkapkannya padamu.

Ayah adalah seorang mata-mata yang bergerak dalam kasus mafia pajak. Ayah terpaksa berpisah dengan ibumu untuk melindungimu dan keluarga kita. Aku harap kau tidak salah sangka sehingga kau membenciku karena tidak memikirkan keluarganya sama sekali dan meninggalkan kalian begitu saja. Ayah selalu menghubungi ibumu untuk menanyakan kabarmu tapi memang ayah tak berani menampakkan diri ayah di depanmu, karena ayah takut ayah tidak bisa berpisah darimu. Ayah berharap bisa segera menyelesaikan tugas ayah dan kembali kepada kamu dan ibumu di rumah dan surat ini tidak akan terbaca oleh siapapun...."

Tanpa sadar air mata eunha menetes. Dadanya sakit saat membaca surat itu. Tiba-tiba kepalanya sakit. Dan segala bayangan tentang sebuah kebakaran berkelebatan diingatannya. Tapi bayangan itu tidak begitu jelas. Ada sosok seseorang laki-laki dewasa menghampirinya dalam bayangan itu. Sosok itu menyuruh eunha untuk lari dari tempat itu. Lalu ada anak laki-laki seumurannya menariknya dan menjauhkannya dari kebakaran itu. Bayangan itu begitu cepat dan kepala eunha semakin sakit. Dia histeris dalam ruangannya. "Saakiitt"  teriak eunha sambil memegangi kepalanya. Eunha mencoba mengurangi rasa sakitnya dengan memukul-mukul kepalanya dengan tangannya sambil menangis.

Jungkook lebih dahulu mencapai ruangan eunha dan segera memegangi tangan eunha agar tak lagi memukul kepalanya sendiri. "Kau kenapa eunha-ssi?" Eunha semakin histeris

Jungkook tak tega melihat kondisi eunha seperti itu. Dia segera memeluk eunha dan menenangkannya. "Tenanglah eunha-ssi" kata jungkook menenangkan.

Tak lama sinb memasuki ruang kerja eunha. "Anak sialan, apa yang kau lakukan pada eunha eonni? Kau menyakitinya lagi?" Bentak sinb marah pada jungkook.

"Kumohon kau juga tenanglah, dan tolong ambilkan obat penghilang rasa sakit di kotak p3k" pinta jungkook pada sinb

Sinb yang merasa tak punya pilihan lain, mengikuti perintag jungkook dan kemudian memberikan obatnya kepada jungkook. Jungkook menyuapkan obatnya kepada eunha yang sudah nampak lebih tenang setelah dia memeluknya tadi. "Apa kau sudah merasa mendingan eunha-ssi?" Tanya jungkook khawatir.

"Terima kasih jungkook-ssi" jawab eunha lemah dan dia pun pingsan.

"Apa yang terjadi pada eunha eonni?" Tanya sinb khawatir.

"Nampaknya dia kelelahan. Kode kali ini lebih menguras pikiran dan hatinya" jawab jungkook setelah menidurkan eunha di sofa. Tanpa sadar jungkook menggenggam tangan eunha dengan lembut. Tiba-tiba sinb memukul tangan jungkook dan memaksa jungkook melepaskan genggamannya dari tangan eunha. "Sejak kau dekat dengan eunha eonni, eunha eonni jadi seperti ini. Kau pergilah! Biar aku yang menjaganya." Bentak sinb.

Jungkook pun meninggal sinb dan eunha sendiri di ruang kerja. Jungkook nampak khawatir tapi dia tahu bahwa dia tak akan menang jika harus beradu argumen dengan sinb. Lagipula dia memang tak punya energi untuk itu saat itu. Dia hanya memantau kedua gadis itu dari ruang tamu dan menunggu hingga eunha sadar.

Beberapa jam kemudian eunha tersadar dari pingsannya. Dia melihat sinb tertidur disisinya sambil memegangi tangannya. Eunha membelai rambut sinb dan membuatnya terbangun.

[editing] Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang