Suatu hari, di markas, saat semua masalah telah selesai. Semua sudah kembali ke posisi masing-masing. Eunha dan jungkook sudah bebas dari masalah mereka dan memulai hubungan in relationship mereka. Bahkan mereka merencanakan akan menikah dalam waktu dekat ini. Suasana markas begitu tenang.
Berbeda dengan eunha yang sedang berbahagia dengan orang yang dicintainya, sinb justru sedang berkutat berkas laporan tentang apa saja yang telah mereka lakukan selama ini di ruang kerja. Berkas laporan adalah hal yang paling dibenci sinb tapi juga hal yang selalu dibebankan jimin kepadanya. Alasan jimin adalah karena sinb wanita. Dan wanita lebih indah tata bahasanya. Sinb paham dengan sangat jelas bahwa itu hanya sebagai pelarian jimin dari mengisi laporan.
Sesungguhnya pembuatan laporan adalah kewajiban ketua. Karena dialah yang mengatur semuanya. Jadi yang tau serba serbi misi adalah ketua. Tapi jimin selalu bisa berkilah dan membuat sinb tidak bisa menolak untuk mengerjakan laporan jimin.
Jika eunha dengan jungkook, maka sinb dengan taehyung. Mereka berdua mencoba memulai hubungan mereka hampir bersamaan dengan eunha dan jungkook memulai hubungan. Yaitu ketika semua masalah telah terselesaikan.
Saat sinb begitu suntuk mengerjakan laporan, seseorang menutup matanya.
"Jimin oppa, hentikan" kata sinb.
"Bagaimana kau bisa tau itu aku?" Tanya jimin kaget.
Sinb memegang jari jimin dan menunjukkan ke jimin berapa kecilnya jari tangannya. Dia akan mudah mengenali tangan jimin sekali sentuh.
Merasa dipermalukan jimin cemberut. Tiba-tiba jimin menarik kursi dan mendekatkan kursinya ke meja sinb. Sinb tidak peduli dengan sikap jimin dan kembali kepada laporannya.
"Sinb,.." kata jimin.
"Hmm" jawab sinb acuh tak acuh.
"Aku merasa kesepian" lanjut jimin.
Sinb memandang aneh ke arah jimin. "Apa oppa baik-baik saja?" Tanya sinb sambil menyamakan suhu kepala jimin dengan suhu kepala nya. "Apa oppa membentur sesuatu?" Lanjut sinb.
Jimin memegang tangan sinb yang ada di kepalanya dan menggenggamnya erat.
"Oppa, jika taehyung oppa melihat dia akan salah paham" sinb berusaha menarik tangannya dari genggaman jimin.
"Sinb lihat aku." Kata jimin sambil menarik tangan sinb agar sinb tidak lagi berupaya menarik tangannya dari genggamannya dan sambil memandang sinb dalam-dalam.
"Oppa yang tak pernah menganggapku ada, kenapa kau malah bertanya padaku" jawab sinb. "Oppa, tolong hentikan. Jika taehyung oppa tahu, bisa kacau semua" lanjut sinb kembali menarik tangannya.
"Lalu, jika dia tak tahu, maukah kau ada disisiku?" Tanya jimin. Matanya terpancar ketulusan.
"Oppa, aku memang benar-benar mencintaimu dulu. Tapi.."
"Tapi kau masih mencintaiku kan hingga saat ini?" Tanya jimin memotong perkataan sinb.
Sinb terdiam. Pikirannya kacau.
"Maafkan aku karena tidak menyadari perasaanku padamu lebih cepat" lanjut jimin semakin membuat sinb bimbang.
Jimin mulai mencium tangan sinb. "Aku akan menjagamu lebih baik daripada taehyung. Aku janji" kata jimin.
Sinb bermaksud beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan jimin di ruang kerja sendiri. Tapi saat hampir mencapai pintu, jimin memeluknya dari belakang. "Ini rahasia kita. Aku janji tidak akan bilang apapun kepada taehyung" bisik jimin. Lalu jimin melepaskan pelukannya. Dan pergi meninggalkan sinb yang terpaku diposisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[editing] Untold Story
Fanfiction"Kupikir kau bisa ku percaya" kekecewaan mendalam membuat Jungkook meneteskan air matanya sambil menatap tajam Eunha yang berdiri di depannya terpaku. Sebuah kisah tentang 3 pria dan 2 wanita yang penuh dengan rahasia. Jimin, Taehyung, Jungkook, Eu...