Kalian tahu bagaimana rasanya menikah? Bahagia? Terharu? Atau sangat sedih dan menyesal?
Entah.
Itulah yang dirasakan Stella sekarang.
Hari ini adalah hari yang paling penting bagi dirinya dalam sekali seumur hidup karena hari ini adalah hari pernikahannya.
Tapi seharusnya ia merasa bahagia bukan? Lalu kenapa ia menangis sekarang? Apa itu tangisan bahagia? Atau tangisan penyesalan?
Hari ini Stella akan resmi menjadi seorang istri dari seorang pengusaha muda yang sangat tampan dan dingin. Seorang pengusaha yang berpengaruh di negara bahkan di asia. Alexander Edward.
Dan mulai hari ini dan seterusnya ia akan menyandang nama Stella Caelan Edward tanpa sepengetahuan siapapun kecuali kerabat dan orang terdekat mereka.
Stella yang duduk di depan meja rias yang pasrah akan wajahnya yang di permak habis oleh para ahlinya, duduk menatap cermin dengan tatapan kosong sampai seseorang mengembalikkan kesadarannya.
Brakk
"Stella!!" Teriak seseorang didepan pintu membuat semua orang yang berada di dalam ruangan terkejut, spontan mereka menghadap pada seseorang yang berada di ambang pintu.
"Apa?" Tanya Stella menanggapi teriakkan itu dengan malas saat melihat siapa orang yang membuat kekacauan di dalam ruangan ini.
"Kau jahat, kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau akan menikah? Apa aku tidak penting dalam hidupmu? Apa kau tidak menganggapku sebagai sahabatmu selama ini?" Kesal orang tersebut sambil menghampiri Stella yang hampir selesai dengan make up nya.
"Bukan, bukan begitu, aku menganggapmu lebih dari sekedar sahabat Karin." Bela Stella terhadap dirinya sendiri saat mendapati pertanyaan-pertanyaan dari Karin.
"Lalu kenapa kau tak memberitahuku soal ini?" Tanya Karin lagi.
"Aku hanya bingung, pernikahan ini tertutup bahkan aku tidak mengundang siapapun."
"Kau jahat, seharusnya kau mengatakan bahwa kau akan menikah bukannya aku dapat berita ini dari Max, bahkan dia yang mengajakku kesini." Ucap Karin sedikit melembut saat menatap Stella yang sedih.
Karin mungkin menganggap Stella terlalu terharu untuk hari ini, tapi kenyataan nya adalah tidak.
Entah apa yang dipikirkan wanita itu yang jelas hanya dia dan tuhan yang tahu.
"Maaf, tapi aku sangat senang sekarang kau dan Max ada disini, setidaknya beberapa orang yang penting dalam hidupku hadir sekarang." Ucap Stella penuh penyesalan dan kebahagiaan bahwa setidaknya ada Max dan Karin disini.
"Tapi kau pasti sudah diberitahu oleh Max bukan?" Lanjut Stella yang saat ini sudah selesai dengan make up nya kemudian menatap Karin.
"Ya, kau tenang saja ini akan aman di mulut seorang Karin apalagi ini menyangkut dirimu." Ujar Karin.
"Terima kasih." Stella tersenyum bahagia karena Karin selama ini selalu mengerti akan dirinya.
"Tapi kau hutang banyak cerita padaku."
"Ya."
"Nona, mari acara sudah dimulai." Ujar seorang pelayan mengintrupsi pembicaraan Karin dan Stella.
******
Stella segera berjalan menuju altar, diatas sana sudah menunggu Alex yang menggunakan tuxedo putih dengan aksen hitam dibagian kerahnya.
Gugup bukan main memang saat kau menghadapi pernikahanmu, begitu pula dengan Stella meski ia menikah bukan dengan orang yang dicintainya.
Saat sudah didepan altar Alex menggandeng tangan Stella untuk berdiri di sampingnya mengucapkan sebuah janji dihadapan pendeta.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My CEO (DITERBITKAN)
Roman d'amourDITERBITKAN OLEH RDM PUBLISHERS SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA ***** "Menikahlah denganku Stella Caelan. Aku akan memberikan apapun yang kau mau." Alexander Edward "Maaf Tuan, Anda mabuk. Permisi." Stella Caelan. Apa jadinya jika Stella Caelan yang ti...