Ratih.

315 29 1
                                        

Bagian itu mengeluarkan darah segar, dan segera Sandra menjilat darah yang keluar dari daerah kewanitaan Ambar.
Ambar sudah tak bernafas, dia mati.

Sandra langsung mengambil gergaji mesin nya dan langsung memotong bagian perut Ambar.

"Uhh capek banget ya, tapi aku istirahat nya nanti aja deh, soalnya abis ini Ratih yang bakal main sama aku. Pasti serukan? Seru banget dong, kapan lagi bisa main bareng Waketos baru di sekolah kita" ujarnya seraya tersenyum singkat .

"Gimana Rat, udah siap kan?" Sandra mendekat ke arah Ratih, di tangannya sudah terdapat pisau daging yang tajam dan dingin, sedingin hatinya.

Pisau daging itu kini sudah berada di atas jari-jari tangan Ratih, bersedia untuk memotongnya kapan saja.


Ctrak!


"Arnghhhhhhhhhhhhh" suara Ratih menggema seantero ruangan

Kelima jari tangan kanan Ratih sukses terpotong, darah langsung bermuncratan.


Ctrak!


"Arghhhhhhh" teriakan itu kembali terdengar, Pisau tajam itu menancap di punggung tangan kanan Ratih dengan sempurna.


Ctrak!


Kelima jari tangan kiri Ratih kini sudah raib juga, darah semakin banyak keluar dari tubuh Ratih.


Ctrak!


Lagi-lagi mata pisau itu menancap dengan sempurna di punggung tangan Ratih.

Isakan demi isakan terlantun bak melodi pengantar kematian yang menghiasi ruangan ini, semua wajah terlihat pasrah, pasrah menyerahkan begitu saja kematiannya kepada Sandra.

Sandra sudah seperti kemasukan iblis bengis, ia sampai hati menyiksa teman-temannya dengan kejam.

"Kalo lo mau, lo boleh bunuh gue. Tapi gue minta sama lo, jangan jadiin gue kaya boneka, bunuh langsung aja gue, San!" Pinta Ratih lemah. Sandra tak menghiraukan permintaan Ratih, ia langsung mengambil gunting dan memotong seragam Ratih.

Dia kembali jalan ke meja dan mengambil bor, dinyalakan nya bor itu.


Wrrrrrrrrrrrrrr!


Deru suara bor terdengar memekakan telinga. Sandra kembali mendekat ke arah Ratih, tanpa pikir panjang bor itu sudah masuk kedalam telinga Ratih.

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhhh" teriaknya tak kalah kencang dengan suara bor yang masih menderu.

Darah kembali mengalir, bau hanyir menyeruak di ruangan ini, bau busuk sudah mencemari udara yang ada di sini.

Kini tangan Sandra bergerak ke arah mata Ratih, saat tiba-tiba


Crot!


Jari telunjuk Sandra masuk kedalam rongga mata Ratih, di congkel nya bagian bulat yang ada disana, lalu Sandra menariknya tanpa ampun.

Syaraf mata Ratih ikut tertarik, dan Sandra langsung mengguntingnya dengan tega.

Suara bor kembali menderu, kini ia mendekatkan bor itu ke arah mata Ratih yang masih baik-baik saja, tapi sedetik kemudian bor itu menancap dan merusak apa saja yang ada di sana.

Kini kedua bola mata Ratih hancur tak berbentuk, darah terus mengalir dari kedua rongga matanya.

Pandangan sandra beralih pada payudara Ratih, di ambilnya obor yang ada di tengah-tengah ruangan.

Tanpa menunggu lama Sandra langsung menyundut payudara Ratih secara bergantian.

Aroma daging terbakar menyeruak di ruang pengap ini, udara segar semakin minim didapatkan.

Wajah Sandra sudah penuh dengan bercak darah, matanya pun terlihat merah ke hitam-hitaman.

Sandra tersenyum melihat payudara Ratih yang memerah dan perlahan menghitam mengeluarkan nanah dan darah secara bersamaan.

Payudara Ratih sukses gosong layaknya daging bakar yang telat di angkat, setelah itu Sandra kembali menggunakan bor untuk menghancurkan kedua buah payudara Ratih.

Ratih sudah tak bernyawa, tapi Sandra belum juga berhenti untuk menyiksa Ratih.

Di ambilnya linggis dari pojok ruangan.


Dug!


Sandra menancapkan linggis itu di leher Ratih. Mulut Ratih langsung mengeluarkan darah

"Aww, Ratih muntah darah" ujar Sandra sok kaget.

"Lo itu pantes nya di neraka, San!" Teriak Refa

Sandra langsung menoleh ke arah nya, alis Sandra terangkat sebelah.
"Gue, Pantes di neraka? Ha-ha nggak salah?! terus kalo orang-orang semacem lo gitu cocoknya dimana? Surga? Jangan mimpi, Ref! Mulut kotor lo itu nggak akan diterima di Surga! Pasti lo juga bakal masuk terjerembab kedalam neraka yang panas! Hahahahahaha," Sanggah Sandra disertai derai tawa menggema.

"Jadi, karna gue orang yang baik, gue bakal bantu lo menuju neraka panas itu" lanjut Sandra seraya berjalan ke tempat Refa.

=================================

A/n; Anyway, karna Sarah itu sebaik Sandra, jadi Sarah membatalkan tentang penerbitan part ini sehabis lebaran.

Pas banget kan? Bentar lagi buka puasa, itung-itung ngabuburit kalian bisa baca part ini dengan cuma-cuma, Free tanpa biaya! Baikan Sarah? HAHA!

Kalo gitu, Sarah kan udah baik tuh mau mempercepat penerbitan part ini, kalian bisa dong ya ngehargain kebaikan Sarah dengan cara tekan BINTANG di bawah sana?!⬇

INI YANG PALING PENTING!!!

KALO SEKIRANYA ADA YANG MAU DIBAHAS TENTANG CERITA INI, TOLONG KOMEN DICERITA AJA, JANGAN DI BBM ATAU APLIKASI YANG LAIN.

Sekian, Wassalam.

Tertanda,

-Sarahnrftyh-

P s y c h o p a t hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang