Awal Mula Neraka

359 29 5
                                    

A/n: 17+ ada unsur dewasa, yang belum cukup umur saya harap angkat kaki dari cerita.

***

Sesampainya aku disekolah, aku langsung menuju kelas Mipa Dua--Kelas Ambar, saat melihat keberadaan ku di ambang pintu kelasnya Ambar langsung berlari kecil menghampiri ku.

"Kenapa, San? Masih pagi kok udah ke kelas gue? Kangen, ya?" Ambar terkekeh.

"Gue perlu ngomong sama lo, Mbar. Ayo ikut gue," aku segera menarik lengan Ambar dan mengajaknya ke koridor paling ujung untuk memberi tau tentang apa yang kemarin ku lihat di taman.

"Penting banget emang ya ampe harus ke sini?" Tanya Ambar penasaran.

"Penting. Banget." Kataku sarkastik "Sengaja gue bawa lo kesini, biar gak ada yang denger." Jawab ku serius

"Emang mau ngomongin soal apa si? Contekan?" Tanya Ambar dengan wajah polos.

"Gua lagi serius, Mbar. Yaelah, ini tentang cowok lo, Kak Raka!" Jawab ku seraya menatap mata Ambar tepat di iris matanya.

"Terus kenapa harus kesini? Kan, orang-orang udah pada tau kalo gue pacarnya" Ambar mengangkat sebelah alisnya.

"Bukan masalah itu, ini sisi buruknya Kak Raka. Kalo gue ngomong ditempat rame bahaya. lo tau lah mata-matanya Kak Raka dimana-mana"
Ambar hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Sebelumnya, gue mau nanya. Lo kemaren sore jalan sama Kak Raka gak?"

"Jalan? Ya enggak lah, kemaren sore kan kita abis nonton film di rumah Refa. Pas malem sih emang niatnya gue sama dia mau makan, eh tiba-tiba dia batalin. Soalnya kata dia Mamah nya sakit, yaudah deh gak jadi." Jelasnya panjang lebar.

"Terus, lo percaya?" Tanya ku lagi

"Ya percaya lah! emang kenapa si?"

"Gue kemaren liat Kak Raka lagi mesra-mesraan sama cewek di taman komplek gue. Awalnya gue kira bukan dia, eh pas gue deketin gak taunya bener itu Kak Raka," Ambar hanya menggeleng tak percaya.

"Gak mungkin, San. Pasti lo bohong, kan? Hahaha. Becanda lo," Ambar masih bersih kukuh tak percaya dengan ucapan ku.

"Sumpah demi Tuhan, Mbar. ngapain juga gue bohong?"

"Kalo gitu mana buktinya? Pasti lo photo dong?" Ambar menengadahkan tangannya bermaksud untuk melihat bukti photo di handpohone ku

"Holy Shit, gue lupa gak photo." Aku menepuk kening ku.

"Yaudah kalo gitu, coba nanti istirahat pertama gue ke kelas dia,"

"Oke. Tapi, jangan langsung kebawa emosi ya, Mbar." Ambar mengangguk
"Yaudah, deh, Mbar. Gue mau ke kelas. dikit lagi bel, Bye" Aku bergegas meninggal kan Ambar.

***

"Abis dari mana dah lo pagi-pagi udah ngayap?" Kata Kezia setibanya aku di kelas.

"Abis dari kelas Ambar, Kez. masa kemaren pas gue lewat taman komplek gue, terus gue liat Kak Raka lagi mesra-mesraan sama cewek. Tapi, ceweknya bukan Ambar," jelas ku dengan suara yang lirih.

"Ah seriusan lo? Masa iya sih? Kaya nya gak mungkin deh orang type kaya Kak Raka selingkuh, doi kan kalem parah." Kezia membantah penjelasan ku.

Lo gak tau aja, Kez. pas di ruang OSIS dia pernah hampir mau macem-macem sama gua. batin ku

"Ye, si oneng malahan cengo" Kezia menjitak pelipis ku.

P s y c h o p a t hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang