This Is Your Time, Refa.

541 25 9
                                    

A/n: After all, Sarah mau bilang Minal Aidin Walfaidzin yha kalian-kalian! Maaf yaaa kali aja ada kata-kata Sarah yang sadar nggak sadar udah nyakitin kalian:)

•••

"Lo itu pantes nya di neraka, San!" Teriak Refa.

Sandra langsung menoleh ke arah nya. Alis Sandra terangkat sebelah.
"Gue, Pantes di Neraka? Ha-ha, nggak salah?! terus kalo orang-orang semacem lo gitu cocoknya dimana? Surga? Jangan mimpi, Ref! Mulut kotor lo itu nggak akan diterima di Surga! Pasti lo juga bakal masuk terjerembab kedalam neraka yang panas! Hahahahahaha," Sanggah Sandra disertai derai tawa menggema.

"Jadi, karna gue orang yang baik, gue bakal bantu lo menuju neraka panas itu," lanjut Sandra seraya berjalan ke tempat Refa.

Kezia sesegukan. "Udah stop, Sandra. Lo bukan Sandra yang gue kenal dulu," Katanya, "Sandra yang gue kenal dulu itu penyabar, nggak berwatak keji nan bengis macem lo sekarang ini" lanjutnya.

"Everything has changed, Kez. Sandra yang lo kenal dulu itu udah lenyap seiring lenyapnya kesabaran gue ngehadepin mulut kotor kalian. Gue mau tanya, gue kurang apa sih selama ini, hah? Kalian hina gue, gue diem. Kalian fitnah gue, gue juga diem." Kata nya, "Ada masa dimana gue capek, lelah. Pengen berontak, dan, ini lah Sandra yang sekarang, pemberontak." Lanjutnya

Sandra kembali memindahkan fokusnya ke arah Refa. "Oke, This is your time, Refa! Come on, Enjoy with my game!" Sandra menyeringai. tatapan nya kosong tapi menusuk. Seperti korban teman-teman yang lainnya, Sandra pasti akan menggunting seluruh pakaian yang dikenakan korbannya.

Kini tubuh Refa sudah tak terbalut sehelai benang pun, tangisan Refa terdengar bagai pasokan semangat untuk Sandra agar melakukan hal yang lebih dan lebih lagi.

Tangan Sandra beralih mengambil silet, "Buka mulut lo, Refa!" Desak Sandra. Refa malah ngetupkan mulutnya rapat-rapat.

"Jangan sampe gue berbuat lebih sama lo," ancam Sandra tajam. Tapi, Refa tak kunjung membuka mulutnya. Melihat itu, Sandra langsung menekan kedua pipi Refa agar bibir Refa sedikit menyembul ke depan. Sepersekian detik kemudian,

Srrtttttttt!

Bibir Refa terpotong oleh tajamnya mata silet, darah mengalir dengan derasnya, Sandra mendekat kan mulutnya ke arah dimana darah itu mengalir.


Sruppp!


Sandra menyesap darah Refa sambil menjilatnya. Lidah Sandra terlihat sangat lihai bermain-main di sana, Refa berontak. Tapi, tetep saja usahanya nihil.

Sandra mengangkat wajahnya dari sana. "Ah. darah lo nikmat, Ref." ungkap Sandra seraya mengusap bagian mulut nya. "Oke, sekarang buka mulut lo yang lebar." Titah nya, lagi-lagi Refa tak menjalankan perintah Sandra.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Tiga pukul palu itu menyentuh gigi Refa sangat kencang, mengakibatkan gigi si empunya rontok, "Yah, kan, omopong jadinya, lo sih nggak nurut kata gue," lirih Sandra, "Lo kalo ompong gini lucu ya, Ref." Katanya, "Ah. gue mau gunting lidah lo. Tapi susah, gue silet aja deh bagian samping bibir lo biar tambah leluasa." jelas nya seraya kembali mengambil silet yang sebelumnya digunakan untuk memotong bibir Refa.


Srrtttttttt!


Srrtttttttt!


Kini bagian mulut Refa sudah tak berbentuk. Singkat nya, hancur. Karna semua gigi Refa sudah tanggal, kini Sandra serta-merta menarik lidah Refa dan satu detik setelahnya,


Ctrak!


Daging kenyal itu ikut terpotong juga bersama keluarnya darah dari tempatnya.

"Bosen juga, ya, main di bagian mulut terus." Ujar Sandra, "Beralih ke bagian tengah, Ah." Pandangan Sandra langsung beralih ke payudara Refa. Lagi-lagi payudara temannya pasti akan jadi bahan penyiksaan Sandra.

Sandra langsung meremas payudara Refa kuat-kuat. "Arnghhhhhhhhhh" bukan suara lenguhan nikmat yang keluar dari mulut Refa, melainkan pekikan nyeri yang ia suara kan.

Melihat ke jadian itu, Kezia langsung menutup mata nya rapat-rapat. Berdo'a kepada tuhan agar hal itu tak berlaku padanya.

"Enakan, Ref?" Tanya Sandra seperti tak merasa bersalah akan perbuatan nya. Ah. Mana mungkin seorang Psikopat merasa bersalah akan perbuatannya?

Sandra mendekatkan mulutnya ke arah daging kenyal itu, Sandra mengigit puting Refa kuat-kuat. Di tariknya sampai puting itu hampir putus, tapi Sandra langsung menghentikan kegiatannya. Dan langsung melakukan hal yang sama pada puting Refa yang belum tersentuh oleh Sandra.

Bagian payudara Refa sangat terasa nyeri, amat sangat nyeri. Tapi, semesta dengan tega nya masih memberi hembusan nafas pada Refa, menyebabkan Refa harus menikmati siksaan ini lebih lama.

Sandra kembali mengambil obor yang terletak di tengah ruangan, api yang berada di atas obor seakan-akan sudah tak sabar untuk membakar apa saja yang ada di sana.

Obor yang ada di genggaman tangan Sandra langsung di arah kan ke arah mata Refa. Bau bagian tubuh manusia yang terbakar kembali tercium, mata Refa memerah, lama kelamaan mengelurkan cairan kental berwarna merah dengan bau yang sangat khas.

Mata Refa sudah lenyap, tapi hembusan nafas Refa tak kunjung berhenti.

Sandra langsung mengambil pisau dan menyayat kulit Refa. Mulai dari kulit wajah, turun ke leher, lalu ke dada. Menampakan tulang belulang Refa yang putih, sampai di bagian perut Refa, pisau itu langsung tertancap dalam. Nafas Refa mulai melemah

=================================

Jangan lupa tekan BINTANG ! Jangan lupa comment. Ngelakuin kedua hal itu nggak di pungut biaya 'kan?

So far, sejauh ini Sarah mau bilang makasih sama kalian yang masih setia sama cerita absurd nan nggak jelas ini. Apa lagi sama yang rajin vote! Makasih banyak banget-banget yhaaaaaaa!!!

Oiya, JANGAN LUPA KALO MAU BAHAS TENTANG CERITA INI JANGAN DI APP LAIN SEPERTI; BBM, LINE, DKK. MOHON LANGSUNG KOMENTAR DI SETIAP PART NYA!

Sekian, Wassalam.

Tertanda,

-Sarahnrftyh-

P s y c h o p a t hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang