Pria itu menidurkan Rania diranjang sesampainya mereka diapartementnya.
"Wah udah berani bawa cewek nih?" seruan itu membuat nya membalikkan tubuh kearah sang suara.
"Ngapain lo kesini?!" Tanyanya bersedekap.
"Lo lupa ini hari apa? ini malam minggu Natha! Udah jadi kebiasaan gue setiap malam minggu itu gue nginap disini."
Lawan bicara Natha melangkah mendekat dan melirik gadis yang tengah terlelap di kasur.
"Siapa dia? kok kayak nya gue gak pernah lihat?"
Natha lalu menatap kearah Rania bergantian.
"Nemu dijalan" Jawab Natha singkat
"Wiisshh, gadis secantik ini lo nemu dijalan?!" Ujarnya tak percaya.
Dilan mengambil duduk disamping Rania lalu mengusap pelan pipi Rania lembut.
"Jangan lebay deh Lan!" Lan atau lebih tepat nya Dilan menatap Natha tersenyum.
"Kalau gitu dia buat gue aja ya! yah itung itung buat ngisi kekosongan hati, maklum habis putus bro!" ucap Dilan dramatis.
"Ogah! Yang ada ntar malah lo mainin dia." Sindir Natha bersedekap dihadapan Dilan.
"Kenapa memang? lo suka dia?" Tanya Dilan.
Natha menggeleng.
"Yaudah lo gak suka kan, dia juga jomblo kan. So, apa salah nya gue deketin dia? karna gue rasa gue mulai tertarik sama dia." Jelas Dilan yang kembali memperlihatkan senyumnya saat menatap Rania yang masih terpejam.
"Gak boleh! Lo gak boleh deketin dia apa pun alasan nya! jadi sekarang mending lo pulang, Hari ini lo gak boleh nginap diapartement gue!"
Natha menarik Dilan keluar dan Dilan hanya berjalan menurut.
Sesampai nya didepan pintu Dilan menghentikkan langkah nya."Gue akan tetap deketin dia meskipun lo larang!" Keukeh Dilan sebelum melenggang pergi meninggalkan Natha yang terdiam didepan pintu.
"Gue gak akan biarin lo deketin dia!gak akan Dilan!" seru batin nya.
***
Sebuah mobil sedan putih berhenti tepat didepan sebuah rumah besar yang tak kalah mewah dari rumah nya.
Hendra melangkah keluar dari dalam mobil dan berjalan kearah pintu rumah, lalu memencet bel rumah yang memiliki nuansa gaya eropa.
Hendra menunggu beberapa menit sebelum pintu akhir nya dibuka dan menampilkan sang pemilik rumah.
Hendra tersenyum manis lalu menyapa sang pemilik rumah.
"Selamat malam Dian." Senyum Hendra menyapa.
Sang pemilik rumah yang ternyata Dian ibu dari Rania tercekat melihat sosok yang sedang memamerkan senyuman ramah dihadapannya.
"Ngapain kamu kesini?" ujar nya setelah sadar akan keterkejutan nya
"Saya cuma mau ngambil hak saya yang masih tertinggal disini." Jawab hendra enteng seakan tanpa beban.
"Hak apa yang kamu mau ambil? kamu bahkan tak punya hak lagi disini!" bentak Dian, entah kenapa jika berhadapan dengan Hendra emosi nya selalu terpacing.
"Tentu saya masih punya, karna masih ada seseorang dirumah ini yang menjadi hak saya!"
"Jangan ngaco kamu Hendra! dirumah ini sudah tidak ada siapa-siapa lagi yang menjadi hak kamu!jadi lebih baik kamu pergi dan jangan kembali lagi!" Usir Dian.
Anna yang semula ingin beranjak keluar rumah menghentikan langkah nya, saat melihat sang mama bersama seseorang pria baruh baya yang Anna rasa dia mengenalnya.
"Om hendra!" Lirih Anna mengernyit bingung.
"Kamu jangan lupakan Dian, jika anak aku masih ada disini!"
Dian tertawa sumbang mendengar pernyataan Hendra lalu menatap hendra tajam.
"Anak? anak yang mana yang kamu maksud? Dan sejak kapan kamu mengakui dia anak kamu hah!!bahkan saat aku hamil dia, kamu malah meminta aku untuk gugurin dia! lantas apa yang kamu cari lagi hah!" emosi Dian meluap begitu saja disaat dia kembali mengingat memori kelam nya dimasa lalu.
Hendra terdiam, malam ini lagi dan lagi dia harus melihat wanita yang dulu pernah ada di hati nya mulai meneteskan air mata. entah kenapa hati nya terasa sakit saat melihat orang-orang yang ada disekitar nya meneteskan air mata karena nya. dari mulai Revina , istri nya dan kali ini Dian ibu dari anak nya yang lain.
"Tolong jangan mempersulit keadaan Dian, aku hanya ingin bertemu dan bertanggung jawab atas dia itu saja!" Pinta Hendra memohon.
"Terlambat! rasa tanggung jawab kamu itu sudah tidak ada gunanya lagi! harus nya dari dulu kamu bertanggung jawab, bukannya sekarang! karna semua nya sudah terlambat Hendra. Dia sudah pergi!" Airmata Dian menetes semakin deras hingga ia jatuh meluruh kelantai.
Hendra tercekat saat mendengar penjelasan Dian, apa maksud anak nya sudah pergi?
"Apa maksud kamu Dian! dia pergi kemana!"Hendra mengguncang kedua bahu Dian. Namun Dian hanya terdiam tak sanggup berkata lagi bagi nya malam ini terasa begitu melelahkan.
"Jawab saya Dian! dia kemana? anak aku ada dimana?" Kali ini Hendra mulai meneteskan air mata nya, dia tidak boleh kehilangan anak nya bahkan dia belum sempat melihat wajahnya.
***
*udah pada ngerti konfliknya kan.. wkwk...
Natha as Suho
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Rania
Teen Fiction"Aku membenci diriku yang terlalu lemah untuk menjadi wanita Mu!!" Rania "Karna kamu takdirku! Maka sebesar apapun halangan nya aku tetap akan menjadi milik Mu!" 13 juni 2016.