lima

386 19 1
                                    

Hendra melangkah lunglai memasuki rumah nya, ucapan Dian kembali berputar difikiran nya.

Flashback on

"Jawab saya Dian! dia kemana? anak aku ada dimana!" Kali ini Hendra mulai meneteskan air mata nya, dia tidak boleh kehilangan anak nya bahkan dia belum sempat melihat wajahnya.

"Anak itu sudah mati, dia sudah mati Hendra!!" teriak Dian putus asa.

Hendra membatu saat mendengar ucapan yang baru saja ia dengar. Tidak, tidak mungkin anak nya mati!Hendra menggeleng tak percaya.

"Kamu bohong! kamu pasti bohong Dian, sekarang katakan dimana anak ku berada!"

"Untuk apa aku berbohong, anak itu memang sudah mati! Dan sekarang aku harap kamu pergi dari sini dan jangan kembali lagi! Aku muak melihat kamu!"

Dian bangkit lalu menutup pintu nya dengan cara membanting keras.
Dian kembali bersimpuh dilantai menangis dengan deras nya dibalik pintu.

Meninggalkan Hendra mematung didepan pintu, Tidak! Tidak mungkin akhir nya akan begini! Dia tidak mungkin kehilangan anak nya.

Hendra menatap pintu itu nanar dan mulai melangkah lunglai, pergi menuju mobil nya dan meninggalkan rumah besar milik Dian.

Flashback off

"Mas darimana? kok baru pulang?" suara lembut itu menelisik kependengaran nya membuat Hendra mengalihkan pandangan kearah sang istri yang berada dihadapan nya.

"Mata mas kok sembam gitu? ada apa mas?"

Yuri istri Hendra mulai merasa khawatir saat melihat suaminya yang nampak sedih ditambah dengan matanya sembab.

"Mas jawab aku! mas kenapa?" Yuri mengguncang bahu Hendra pelan saat mendapati keterdiaman saja.

"Mas?" panggil nya lagi.

Hendra menatap Yuri nya sendu.

"Aku kehilangan dia." Lirih Hendra dan menjatuhkan kepala nya dibahu istri nya.

"Dia? dia siapa mas?" Tanyanya  kebingungan.

"aku bodoh! aku tidak bisa menjaga dia, sampai akhir nya aku harus kehilangan dia untuk selamanya. "

"Mas?" Yuri mencoba menatap suami nya yang masih menyembunyikan raut wajah sedihnya.

"Coba jelasin ke aku, mas kehilangan siapa?" Tanya Yuri lagi setelah berhasil menatap suaminya.

Hendra menatap lekat istrinya dengan wajah sembamnya.

"Anak aku, anak aku yang bersama Dian. dia, dia..dia mati"

Yuri membeku mendengar penuturan Hendra. Anak Hendra? anak selingkuhan Hendra meninggal? Bagaimana bisa?.

"Bagaimana mas tahu jika anak itu sudah meninggal?"

"Dian sendiri yang mengatakan nya Yuri, dia bilang didepan aku secara langsung."

Jadi tadi Hendra pergi menemui Dian?

"Sekarang aku sudah tidak punya kesempatan lagi Yuri, aku sudah tidak bisa bertemu dengan nya lagi!Aku tidak bisa merawat dan menjaga nya lagi, aku ayah yang bodoh Yuri!"

Yuri menggeleng keras mendengar penuturan Hendra

"Kamu ayah yang baik dan akan selama nya begitu, kamu masih punya aku, Revina dan Rio. Kamu masih punya kesempatan  Hendra, jangan lupakan mereka." Tutur Yuri sembari mengelus pelan pipi Hendra.

Hendra terhenyak mendengar semua ucapan dan perlakuan Yuri yang selalu lembut walaupun berulang kali ia menyakiti nya.

Hendra memegang tangan Yuri yang berada dipipi nya lalu menarik kepelukan nya.

Story Of RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang