setengah basah
sembab; kantung matanya seakan membenarkan keadaanbosan juga tidak
justru penasaran mengajaknya kemariperistiwa, satu demi satu terputar kembali; disyukuri tapi (lebih) banyak sesal
keretanya belum datang
matahari turun tahta
merah dan jingga saling timpa
angin berhembus mulai kencang
seraya membawa bagian baru bernama istirahattermanis namun tak layak lagi
seakan telah menguliti bahagia yang dikumpul; habis, hangus, tidak berdefinisi
istirahat ini bagai siksa, bagai prodeo
mana istirahat?perjalanan
cara lain membunuh luka
agar lupaaku dan perjalanan, mudah-mudahan mengarahkan pada yang sesungguhnya
aku amat bersungguh-sungguh!
KAMU SEDANG MEMBACA
S e n j a
PoetryKarena jingganya meneduhkan pagi yang suntuk dan tengah malam yang kalut