Sepiring lara tersaji
Mengepul sepi semerbak pilu
Disendoki sedikit
Tetap tumpah ibarat tangis yang pecahSemilir angin mendinginkan tengkuk
Suara mereka sayup
Menghujam tiap bagianAku ditertawakan
Mereka menertawakan kebodohan kuBangkit, katanya
Biar terseret
Dikumpul hatinya
Diredam lirihnyaMendayung jauh
Tak kunjung menepi
Karena sadar, alur tak izin untuk ke tengahMaka aku tersisih
Di pinggir sampan ditemani hari yang turun menuju malam
Mengujar perih
"Harus apa? Harus bagaimana?""Malu sekali ditatap kerlip di mega raya"
Lelah sekali
Aku rebah
Terlelap dengan sendu menghujam kepala
KAMU SEDANG MEMBACA
S e n j a
PoetryKarena jingganya meneduhkan pagi yang suntuk dan tengah malam yang kalut