Beberapa kali ia mesti merapikan hatinya
Kala gerimis turun
Ketika matahari terik menyengat ubun-ubun
Mungkin waktu daun mulai gugur
Atau saat matamu mulai berkaca-kaca
Ada yang rusak
Tidak ada yang mengenalinya
Dan bekas bekas ini masih saja dianggap layak
Jadi dibiarkan
Hingga puncak yang tak bisa dibendung
Karena sungguh kadang berbalik meneriakkan "tunggu!"
Berjalanlah
Terus
Hingga akhirnya penantian itu terus mengiringimu
Hatimu perlu diasah
Jangan tumpul
Kamu sudah terlalu lelap
Jangan kaget saat dunia tidak lagi sama
Terus berjalan
Sampai di satu masa
Kamu temukan singgah tersungguh
Dan hatimu tidak perlu berbenah
Untuk perjalanan pulang
Karena setiap hari
Yang ditawarkan
Singgah sungguhmu adalah rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
S e n j a
PoetryKarena jingganya meneduhkan pagi yang suntuk dan tengah malam yang kalut