Penyesalan Tak Terhenti

59 4 1
                                    

Kenapa dari dulu aku gak pernah sadar kalau di hari itu, dia sudah menyatakan cintanya padaku. Saat dia datang ke rumah aku hanya untuk membahas permainan Truth or Dare nya dengan teman kelasnya dulu, sesalku dalam hati.

Sambil memukul dan memeluk bantal, aku menangis di kamar tidurku. Entah sudah berapa lama aku menangis lagi karena memikirkan hal itu. Memikirkan kenangan pahit yang selalu saja tidak bisa aku lupakan. Kenangan itu selalu berhasil membuat aku menangis dan kembali mengingat dirinya. Begitu bodohnya diri ini yang tidak menyadari hal itu begitu nyata. Begitu jahatnya diriku karena mempermainkan perasaannya. Begitu terlenanya aku dengan hubungan baik aku dengan dia. Terlalu nyamannya aku dengan status hubungan ini yang membuat aku lupa bahwa hubungan ini belum sepenuhnya terwujud. Entah dulu aku pernah jadian atau enggak dengan dia. Sungguh di hari itu, aku benar-benar yakin kalau aku sudah menjawab pertanyaannya dia. Walaupun awalnya aku agak bercanda saat menjawab pertanyaannya itu, tapi kau yakin aku sudah menjawabnya dan dia pun sudah tahu apa jawabanku. Tapi kenapa hati kecil ini juga mengatakan bahwa aku belum menjawabnya dengan pasti, sampai dia pun tak tahu apa jawaban yang aku berikan padanya. Andai waktu bisa di ulang, aku ingin kembali ke masa-masa itu. Aku ingin kembali ke masa di mana dia datang ke rumah aku, hanya untuk menanyakan hal itu padaku secara langsung. Aku ingin memulainya kembali dari awal, agar rasa bersalah ini tidak terus menghantui aku.

Maafkan aku, maafkan aku yang dulu tidak pernah serius dengan semua pertanyaan kamu. Maafkan aku yang terlalu asik bercanda dengan kamu, sampai-sampai aku tak tahu kapan waktunya untuk bercanda dan kapan waktunya untuk serius. Maafkan aku, kataku pada diri ini. Kenapa sulit sekali melupakan dirinya? Kenapa hati ini terlalu berat untuk melupakan dia dan semua kenangan itu? Begitu salahnya kah diri ini sampai-sampai rasa bersalah ini selalu datang menghampiriku saat aku sedang kesepian? Apa semua ini salahku? Apa semua ini murni kesalahan dan kebodohan aku yang tidak serius saat menanggapi pertanyaannya dulu. Aku hanya bisa menangis dan menyesali semua masa laluku dulu.

Sudah 3 tahun berlalu, aku masih saja sulit melupakan dirinya dan juga kenangan itu. Sudah 3 tahun juga aku selalu saja lemah jika mengingat semua ini. Apa karena belum adanya kejelasan dari semua ini makanya aku sulit untuk melupakan dia? Sungguh aku merindukan dirinya. Aku terlalu bahagia bersama dia. Dia yang membuat aku melupakan masa lalu ku yang teramat pahit, dengan memberikan warna kembali dihidupku. Dia datang bagaikan pelangi ditengah kelamnya langit. Dia datang bagaikan pelangi yang menyinari langit setelah hujan badai datang ke muka bumi. Dia datang bagaikan pelangi yang mewarnai langit ini.

Dia datang padaku disaat aku mengalami masa-masa yang sulit. Saat aku sedang jatuh dan terpuruk, dia datang padaku dengan membawa sejuta kebahagiaan. Sejak kehadiran dirinya, hari-hariku menjadi berwarna seperti pelangi yang mewarnai langit. Sejak kedatangannya, hari-hariku menjadi indah, seindah pelangi yang menghiasi langit diatas sana.

Tapi sekarang, dia sudah pergi, pelangi itu sudah pergi meninggalkan langit. Dia sudah pergi meninggalkan aku bersama semua kenangan indah itu. Dengan mudahnya dia pergi melupakan aku dan meninggalkan semuanya bagaikan benda yang sudah rusak dan tidak dipakai lagi, lalu dengan mudahnya dia buang ke tempat sampah. Sungguh sakit hati ini mengetahui bahwa dia sudah tidak mencintai aku lagi. Sakit rasanya mengetahui bahwa perasaannya dia sudah berubah, sudah tidak seperti dulu lagi. Memang hanya waktu yang dapat menjawab semuanya. Hanya waktu yang tahu kapan ini akan berakhir, kapan semua kebahagiaan ini akan hilang. Hanya waktu yang tahu kapan kesendirian itu akan hadir lagi menemani hari-hariku.

Tuhan, kenapa begitu cepat dia pergi meninggalkan aku? Kenapa waktu bahagiaku sangat singkat dengannya? Kenapa saat aku sudah yakin menemukan kebahagiaan aku, Engkau mengambilnya lagi dariku? Dia datang disaat aku terpuruk. Dia datang dengan membawa kebahagiaan untukku. Dia datang mewarnai hari-hariku. Tapi kenapa dia juga yang membuat aku terpuruk? Kenapa dia juga yang membawa semua warna di hari-hariku? Kenapa dia pergi dengan membawa semua kebahagiaan itu, dan meninggalkan aku dengan sejuta kenangan yang sulit aku lupakan?

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang