Tak terasa, hari ini sudah lebaran ketiga tanpa dirinya dan puasa ketiga juga tanpa dia. Pagi ini, di hari ini aku kembali teringat masa-masa Puasa dan Lebaran tahun sebelumnya. Tahun ini aku merasakan kerinduan pada dirinya. Rindu akan Puasa dan Lebaran seperti di tahun 2013 lalu, tepatnya ada hari pertama aku dan dia melaksanakan hal itu bersama. Dulu, aku sangat bahagia merasakan bukber bersama teman-teman kelas IX-8, terutama bersama dirinya. Aku merindukan saling lirik satu sama lain, saling curi-curi pandang, saling salah tingkah satu sama lain, dan saling melengkapi satu sama lain. Aku merindukan dirinya yang selalu datang untuk antar jemput diriku setiap kali ada acara bukber IX-8. Aku rindu dengan perdebatan yang kami lakukan saat dalam perjalanan. Aku rindu setiap saat bersama dirinya, tertawa bahagia bersama. Aku rindu lihat kacamatanya, aku rindu tatapan dan senyuman itu. Tatapan yang tajam sampai-sampai bisa menyentuh hatiku. Tatapan yang sejuk dan penuh kebahagiaan itu selalu bisa membuatku merasa nyaman bila melihatnya. Tatapan dari matanya sanggup membuatku selalu terfokus pada dirinya, pada matanya.
Aku rindu senyuman dari bibir itu. Aku rindu melihatnya tersenyum dan tertawa bersamaku. Aku juga rindu saat-saat dimana aku selalu berusaha melihatnya tersenyum saat dia sedang bersama orang lain. Aku merindukan senyuman penuh arti darinya, yang selalu bisa membuatku merasakan kebahagiaan yang dia rasakan. Aku rindu senyumannya yang selalu bisa membuatku tersenyum juga dan melupakan kesedihan yang sedang aku rasakan. Aku rindu senyuman semangat darinya. Aku rindu caranya tersenyum padaku. Aku merindukannya.
Aku rindu naik motor bersamanya. Rindu akan kebersamaan kami dulu. Rindu kebersamaan saat jalan-jalan di pagi dan sore hari untuk mengisi kekosongan di hari kami. Aku rindu saat pergi bersamanya, saat kehujanan di jalan dengannya. Aku rindu sosoknya yang perhatian dan pengertian, walaupun dia menunjukkan padaku dengan cara yang berbeda dari yang orang lain tunjukkan padaku. Dia unik, dia punya cara sendiri untuk menunjukkan rasa cintanya padaku. Aku rindu saat dimana aku bisa menjadi diriku sendiri di hadapannya, tanpa perlu berusaha menjadi lebih baik bahkan menjadi orang lain. Aku rindu saat tertawa bersama dirinya, saat perdebatan itu dimulai, saat kejahilan dan keisengan itu dimulai, saat makan bersama, saat terjatuh bersama.
Entah kenapa, setiap menjelang acara bukber dengan IX-8, aku selalu merasakan kerinduan yang teramat dalam padanya. Aku selalu merasa, semua kenangan itu kembali padaku secara bersamaan. Semua kenangan itu terasa menyerangku dalam waktu yang bersamaan. Jujur, aku benci jika harus merasakan ini setiap tahunnya. Kenapa sampai saat ini, aku masih belum bisa juga melupakan semuanya? Kenapa begitu sulit melupakan dirinya. Butuh waktu yang singkat untuk bisa mencintai kamu, Bahkan singkat sekali waktuku bersamanya. Namun kenapa waktu yang aku butuhkan untuk melupakannya sangatlah lama? Terlalu banyak kenangan yang sangat berarti dalam ingatanku. Terlihat mudah memang bahagia saat bersamanya, karena dia selalu ada cara untuk membuatku bahagia. Terlalu mudah cara bahagia jika bersamanya.
Di tahun 2016 ini sangatlah berbeda. Diacara bukber tahun ini tak berbeda jauh dari tahun 2015. di tahun ini, sudah tak ada lagi cerita cinta antara aku dengan Tama. Sudah tak ada lagi pertemuan dirumahku untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal dan mohon maaf lahir batin. Sudah tak ada lagi SMS spesial dari dirinya. Semua sudah hilang, dan aku sudah tau itu sejak beberapa tahun yang lalu. Tapi entah kenapa aku masih saja berharap bahwa dia masih mau menemuiku seperti tahun-tahun sebelumnya.
Bodohnya diri ini yang masih belum bisa untuk melupakan setiap kenangan itu, semua kenangan bersama dengan dirinya. Aku yang masih saja berharap bahwa pagi ini atau siang ini, dia akan kerumahku untuk sekedar meminta maaf secara langsung seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku merindukan itu semua. Lebaran di tahun 2016 ini sangatlah berbeda. Semakin jauh berbeda. Tak ada yang spesial dari dirinya, bahkan dia semakin terlihat menjauh dariku. Tahun ini, di pagi ini, aku masih saja mengingat semua hal yang dulu aku lakukan bersamanya. Aku masih saja bisa mengingat dengan jelas apa yang aku lakukan dengannya di acara Buka Bersama kelas IX-8 dan Lebaran antara aku dan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Fiksi UmumKenapa dari dulu aku gak pernah sadar kalau di hari itu, dia sudah menyatakan cintanya padaku. Saat dia datang kerumah aku hanya untuk membahas permaianan Truth or Dare nya dengan teman kelasnya dulu, sesalku dalam hati.