Chapter 7

10.3K 384 16
                                    

" astaga darren?!." aku terkejut mengetahui sosok pria yang memanggilku tadi, dia adalah kakak dari sahabatku, daisy, sejak aku dan daisy lulus sma, dia memutuskan kuliah di boston dan menetap disana.

" astaga bella darimana saja kau?." perasaanku sekarang adalah antara senang karena akhirnya aku bisa bertemu dengannya disini,namun aku takut menjawab pertanyaan diajukan oleh darren.

" aku tidak kemana-kemana." dia mengerutkan alisnya bingung, lalu tatapannya mengarah ke Harry, dan kulihat juga Harry yang menampakan wajah  mengartikan dia tak suka melihat darren disini.

" siapa pria ini?." tanya darren.

" dia-"

" aku adalah tunangannya." what the hell?  apa-apaan ini? aku langsung memberi tatapan tajam kepada Harry, namun Harry hanya menyunggingkan senyum kecil, aku kembali mentap wajah darren yang menampakan raut terkejut.

" tunangan? bell, kau tak pernah memberitahuku?."

" a-aku tid-"

" kami baru bertunangan 2 hari yang lalu, dan kami hanya mengundang keluarga kami saja." ucapan Harry begitu dingin.

" oh oke, kalau begitu selamat ya bell." dia tersenyum lalu menjabat tanganku lalu memelukku, aku ikut membalas pelukannya.

" bisakah kau melepaskan pelukannya dane, kami ingin segera pulang." ucapan Harry membuat aku melepas pelukkan darren, darren tersenyum kikuk kepadaku, astaga ini seperti akward moment.

" darren maafkan aku, aku harus segera pulang, ini nomor ponselku yang baru, nanti akan kuhubungi kau nanti." Aku memberinya selembar kertas yang terdapat nomor ponselku, lalu tiba-tiba tanganku ditarik oleh Harry, astaga ini sakit sekali.

" Harry lepaskan, ini sakit."

" diam! Dan ikuti saja aku!!." Bentaknya dan itu membuatku terkesiap, Aku hanya bisa pasrah dibuatnya, didorong bahuku agar Memasuki mobil, bokongku mendarat dengan mulus di jok mobil,  lalu Harry menjalankan Mobilnya dengan sangat cepat, astaga kenapa dia sampai semarah ini? Apa aku berbuat salah padanya?

Harry mengendarai mobilnya dengan sangat cepat, seperti ada yang merasukinya, nafas Harry terengah-engah, buku jari-jarinya memutih akibat mencengkram stir dengan kencang, aku yang merasakan semakin lama makin menjadi cepatnya, aku pun menutup mataku, aku sangat ketakutan.

" bukalah matamu, kita sudah sampai!." Lantas aku membuka mataku, dan benar saja, Kita sudah sampai, Harry keluar dari mobil lalu berjalan duluan tanpa berbicara apapun padaku, aku pun mengikuti langkahnya, dia mengambil sekaleng soda di lemari pendingin lalu meneguknya sampai habis, aku hanya bisa menduduk.

" Harry,  maafkan aku, walaupun aku tak tahu kesalahanku apa, tapi kenapa Kau begitu marah ketika darren memelukku, darren sudah kuanggap seperti kakak bagiku." Dia menatapku sekilas dan mengabaikan perkataanku, membuang kaleng soda ke tempat sampah, dia berjalan kearahku, kukira dia akan menghampiriku namun nyatanya dia Ingin ke Tempat mesin cuci, membuka kaosnya, dia menaruh bajunya kedalam keranjang pakaian kotor, dia pun masuk kedalam kamar mandi di kamarnya, aku pun mengikutinya masuk lalu duduk di ranjangnya lalu mempersiapkan baju untuknya.

Dia sama sekali tak bicara apapun, walaupun raut wajahnya tak menunjukan kemarahan namun dia seperti mengabaikanku dan seperti menganggapku tak ada, eh tapi apa masalahku? Dia hanya majikanku bukan kekasihku tapi kenapa dia begitu marah?

Lalu tak lama Harry keluar Dari kamar mandi dengan handuk mengantung di pinggangnya.

" mengapa kau tetap disini?." Suara seraknya mengintrupsiku untuk berdiri.

" Harry, mengapa kau marah?apa salahku?." Dia menoleh kearahku lalu menatapaku tajak lalu tiba-tiba tangan kekarnya mendorong tubuhku ke ranjang, dia menimpaku.

Slave For Styles [H.S] (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang