Chapter 40:
Bad News"Kecelakaan itu terjadi beberapa bulan yang lalu, aku tak mengingat kapan. Yang jelas, karena kecelakaan itu, kau sempat kritis selama tiga hari sebelum sadar dalam keadaan tak mengingat apapun yang telah terjadi, kecuali kami, keluargamu."
Harry menunduk, mendengarkan penjelasan Anne. Des, Gemma dan Robin hanya dapat diam, karena mereka tahu Anne lebih mengetahui semuanya.
"Mereka bilang, kecelakaan yang kalian alami itu atas kesalahan supir truck yang berkendara terlalu cepat. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 11 malam. Tak ada saksi mata, kecuali CCTV. Kondisi jalan sangat sepi saat itu." Anne melanjutkan cerita, dari sudut pandangnya.
Wanita itu merangkul Harry yang memejamkan mata, menundukkan kepala. Semua mimpi itu...itu bukan mimpi. Itu kilatan memori yang pernah dia alami.
"Kau memang mengalami kecelakaan dengan seorang gadis. Aku tak mengenal gadis itu, tak ada yang mengenal gadis itu. Keluarganya langsung membawa gadis itu pergi, sebelum sempat aku mencaritahu mengenai keadaannya."
Anne menahan nafas dan menghelanya perlahan sebelum mendongak, meminta bantuan siapapun untuk melanjutkan cerita. Anne tak tahan lagi untuk menangis, melihat kondisi putranya yang seperti ini.
Des menghela nafas. "Setelah kejadian itu, kami langsung membawamu kembali ke London dan memulai semuanya dari awal. Aku tak mengerti, bagaimana kau bisa lupa fakta jika kau mengalami amnesia."
Harry menggeleng. "Aku tak pernah tahu jika aku amnesia."
"Sudahlah. Lagipula, sekarang kau sudah mengetahui semuanya, kan? Walaupun tak secara mendetail. Yang jelas, kami akan selalu berada di sisimu." Des menepuk pundak sang putra.
Harry menutup wajah dengan tangannya. Pemuda itu menggelengkan kepala dan dia kembali berkata, suaranya terdengar sangat lirih.
"Bukan itu masalahnya. Karena aku, karena aku dia koma dan belum sadarkan diri semenjak kecelakaan. Karena aku, hidupnya beketergantungan pada alat. Karena aku,...aku benar-benar menghancurkan hidupnya." Harry tak peduli jika ada yang mengejeknya cengeng saat ini.
Anne mengelus punggung Harry. "Harry, ini bukan salahmu. Bukankah sudah kukatakan jika supi--,"
"Tidak! Itu bukan kesalahan supir truck sepenuhnya! Aku yang mengendarai mobil! Aku yang tak bisa menjaga fokusku! Aku yang menyebabkan mobil bertabrakan dengan truck itu!" Harry berujar histeris, dengan wajah yang benar-benar basah.
Harry menundukkan kepala, terisak. "Aku membunuhnya...aku membunuh gadis yang sangat kucintai. Aku penyebab semuanya." Harry menggeleng-gelengkan kepala.
Anne menarik tubuh Harry ke pelukan hangatnya. "Harry, tenanglah. Ini bukan sepenuhnya salahmu. Ini takdir dan sudah digariskan oleh Tuhan. Kau tidak bisa menyalahkan dirimu sendiri atas semua ini."
Harry menggeleng. "I love her, Mom. Aku tak mengingatnya secara penuh, tapi...aku bersumpah. Aku benar-benar mencintainya."
Seisi kamar Harry diam, hanya terdengar isakan tangis Harry.
Robin yang sedari tadi diam mulai angkat bicara. "Kalau begitu, bersiaplah. Kau tahu di mana dia tinggal? Kita akan mengunjunginya. Aku punya banyak kenalan paramedis, kuharap salah satu dari mereka bisa menjelaskan apa yang terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
A.M.
FantasyTerkenal akan pesonanya yang mampu meluluhkan hati para gadis dari berbagai kalangan, siapa sangka, seorang Harry Styles malah terjerat pesona gadis yang bahkan masih diragukan kehidupannya. Chapter 31 sampai tamat + bonus dalam mode privat.