4

168 17 0
                                    

"Loe kemana aja, Gan? Dihukum, ya? Hahaha." Bisma tertawa keras saat Morgan baru saja masuk ke kelas saat jam istirahat. Morgan melempar tasnya dan mengenai wajah Bisma. Morgan tertawa dan Bisma memasang wajah kesal. "Sialan loe!" Bisma kembali melemparkan tas Morgan itu dan dengan sigap, Morgan menangkapnya.

Morgan duduk di kursinya dan meletakkan tasnya di atas meja. "Eh, gue udah kenal sama cewek yang kemaren, dong!" pamer Morgan.

"Seriusan?" tanya Bisma. Morgan menganggukkan kepalanya antusias. "Namanya Aelke."

"Kok cepet, sih?" tanya Bisma heran. Morgan tersenyum penuh kemenangan. "Jangan panggil gue Morgan kalo gak bisa cepet deketin cewek. Loe tau sendiri, gue kayak gimana. Deketin cewek begitu doang, mah, gampang, Bro."

"Kalo gue tantang loe pacaran sama dia gimana?" Bisma tersenyum miring menatap Morgan. Morgan mengerutkan dahinya. "Enggak, ah. Entar gue jadi mirip Justin Bieber lagi."

"Hah?" Bisma memasang wajah 'cengo'.

"Kata loe kemaren, kalo gue pacaran sama cewek yang lebih tua dua tahun dari gue, berarti gue gak beda jauh sama Justin Bieber yang pacaran sama Selena Gomez."

"Kata loe, loe gak mau bahas mereka berdua lagi?"

"Oh, iya. Gue lupa. Maaf. Gue khilaf. Well, kembali ke pokok perbincangan. Jadi, loe nantang gue pacaran sama si Aelke itu?" ucap Morgan. Bisma menganggukkan kepalanya. "Waktu PDKT gue kasih seminggu dan jadian cuma tiga hari. Setelah itu, loe mutusin dia."

"Taruhannya apa?" tanya Morgan.

"Kalo loe berhasil, gue bakal nembak Sari, si murid gendut dan culun itu di tengah lapangan, pas pertengahan upacara. Tapi, kalo loe gagal ya, loe yang ngelakuin semua itu. Gimana?" Bisma menaik-turunkan alisnya. Morgan tersenyum miring sebelum menjawab, "oke. Deal."


***



Pulang sekolah, Aelke kembali harus berhadapan dengan Rafael yang hendak menjelaskan semuanya tentang foto yang ada di dompetnya. Tetapi, Aelke berusaha untuk mengabaikannya. Nina yang pulang bersama Aelke menyerah dan memilih pulang terlebih dahulu daripada harus menunggu Aelke dan Rafael.

Rafael masih membujuk Aelke hingga mereka di depan gerbang sekolah. Aelke menghentikan langkahnya. "Raf, gue kan udah bilang kalo gue gak mau berhubungan lagi sama loe! Gue sama loe udah end!" bentak Aelke.

"Iya tapi, aku..."

Ucapan Rafael selanjutnya tampak tak terdengar karena bersamaan dengan bunyi sebuah klakson sebuah motor ninja putih yang tiba-tiba saja berhenti di dekat Rafael dan Aelke. Pengendara motor itu melepaskan helm merah yang dia kenakan.

"Kak, jadi, ngajarin aku matematika, kan?" tanya pengendara itu yang ternyata adalah Morgan kepada Aelke. Aelke terdiam tak percaya atas ucapan Morgan sebelum akhirnya dia sadar bahwa Morgan datang untuk menyelamatkannya dari Rafael.

"Jadi, jadi." Jawab Aelke dengan antusias.

"Ya, udah. Ayo, naik!" Morgan mengisyaratkan Aelke untuk naik ke motornya. Aelke ragu-ragu untuk naik tapi, ini satu-satunya cara menghindari Rafael untuk saat ini.

Aelke baru mau naik namun, Rafael dengan cepat menarik tangannya. "Aelke, kamu jangan mau diajak sama orang yang belum lama kamu kenal ini! Kalo dia ngapa-ngapain kamu gimana?"

"Kak, gue gak bakal buat Kak Aelke nangis gara-gara foto mesra sama cewek lain, kok." Ucap Morgan seakan membalas ucapan Rafael. Ucapan Morgan berhasil membuat Aelke dan Rafael terdiam. Darimana Morgan tau?

"Cepetan, Kak Aelke. Keburu sore!" ujar Morgan yang menyadarkan lamunan Aelke. Aelke naik ke atas motor Morgan dan tak lama kemudian, Morgan mulai melajukan motornya.


***


"Gue berterima kasih banget sama loe, Gan! Kalo gak ada loe, gue pasti harus denger si Rafael itu ngomong gak jelas dan gak penting." Ujar Aelke saat dia dan Morgan memutuskan untuk mengobrol di salah satu cafe. Keduanya memesan Moccachino yang entah bagaimana bisa selera mereka sama.

"Abis gue kasian sama loe yang dikejar-kejar sama dia." Jawab Morgan dengan santai.

"Gue juga empet banget sama dia. Oh, ya, loe tau darimana soal foto?" tanya Aelke.

"Dari Tuhan, lah." Jawab Morgan dengan santai.

"Maksudnya?"

"Kemaren waktu loe pulang, gue jalan ke ruang keagamaan yang udah sepi. Di ruang itu, gue nemuin dua foto di atas salah satu kursi. Waktu gue liat, ada foto loe sama cowok tadi terus foto satunya lagi itu foto cowok tadi sama cewek lain. Dari sana gue ambil kesimpulan kalo loe kemaren nangis gara-gara loe berasa di selingkuhin, kan?" jelas Morgan panjang lebar.

"Loe udah kayak Sherlock Holmes aja, Gan." Morgan tertawa sebelum bertanya, "oh, iya, cowok tadi itu..." Aelke sudah dapat membaca pertanyaan Morgan sebelum Morgan mengucapkannya.

"Namanya Rafael. Dia mantan gue. ah, udahlah. Jangan bahas dia. Gue galau lagi, nih!"

"Oke, oke. Gue gak bakal bahas dia lagi."

Setelah itu, Morgan dan Aelke saling diam. Cukup lama sebelum Morgan memecahkan keheningan sambil melirik jam tangannya.

"Udah sore. Gue antar loe pulang, ya?" Morgan menawarkan. Aelke menggelengkan kepalanya. "Gak usah. Gue bisa naik taksi, kok." Ujar Aelke. Morgan tersenyum manis. Aelke terhipnotis melihat senyumannya itu.

"Gue mana tega biarin cewek pulang sendirian udah sore begini. Gak usah nolak. Gue maksa. Yuk!" Morgan dengan cepat meraih tangan Aelke dan menariknya agar segera ikut bersamanya. Aelke hanya menurut dan memperhatikan tangannya yang tengah digenggam Morgan.


***


Malamnya, Aelke dan Morgan sudah saling bertukar nomor handphone, akun jejaring sosial, dan lain-lain. dan malam ini, Aelke dan Morgan asyik saling chatting melalui whatsapp.

Morgan: Goodnight, kakak kelas :p
Aelke: Goodnight, too, adek kelas :p
Morgan: Belom tidur?
Aelke: Belom, lah. Kalo udah tidur, gak bakal bales chat loe :p
Morgan: Tuh, kan, loe plagiat kata-kata gue lagi-_-
Aelke: Bagus, dong. Berarti loe itu trendsetter. Haha :D
Morgan: Trendsetter loe doang, ya? :p
Aelke: Emang pengen banget?
Morgan: Gak, sih. Gak mau jadi trendsetter loe. Maunya jadi heartsetter loe doang biar gak galau lagi. haha :D
Aelke: You never really can fix my heart :(
Morgan: Who said? I can do that.
Aelke: Caranya?
Morgan: Tuang nasi sisa kemaren ke dalam baskom terus campur sama pur ayam.
Aelke: Hah? Maksudnya? -_-
Morgan: Ya, abis itu kasih makan ayam. Entar galaunya ilang, deh :p
Aelke: Gak ada hubungannya dodol!
Morgan: Nama gue bagus-bagus Morgan. Bukan dodol-_-
Aelke: -_-"
Morgan: Ya, udahlah. Selamat tidur, ya, kakak kelas galau. Semoga gak mimpi yang galau-galau :p
Aelke: Sialnya, dikau-_- Selamat tidur juga, adek kelas nyebelin. Semoga gak nyebelin dalam mimpi :p

Setelah itu, Aelke dan Morgan mengakhiri chat mereka di whatsapp dan mulai sibuk untuk saling memimpikan satu sama lain di alam mimpi mereka masing-masing. 

Don't Walk AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang