7

124 15 1
                                    

Semenjak Aelke dekat dengan Morgan, tidak ada kiriman bunga lagi di kolong mejanya. Aelke sendiri tak tau mengapa. Saat ini, Aelke tengah berada di kamarnya. Di atas ranjangnya yang nyaman. Tengah memperhatikan empat buah bunga mawar yang berada di atas sepray kamarnya saat ini.

"Pengirim loe siapa, sih? Kenapa gak kirimin gue temen-temen loe lagi semenjak gue deket sama Morgan? Apa jangan-jangan, Morgan yang kirimin gue loe-loe pada ini?" Aelke seperti orang gila yang bertanya kepada bunga mawar tersebut.

Aelke berhenti bertingkah layaknya orang gila saat handphonenya bergetar. Sebuah chat masuk dan chat itu berasal dari seseorang yang berhasil membuat Aelke dengan sangat cepat melupakan sosok Rafael Tanubrata. Ya, Morgan. Aelke memutuskan untuk chatting dengan Morgan.

Morgan: Goodnight, Sipit. Udah molor ya?
Aelke: Goodnight, too, Jelek. Belom molor, nih
Morgan: Kenapa gak molor aja?
Aelke: Maksa banget suruh orang molor deh-_-
Morgan: Biar besok bisa bangun pagi. Jangan kesiangan mulu, Kebo :p
Aelke: Siapa yang kebo? Anda atau saya? :/
Morgan: Mungkin...kita. Haha :D
Aelke: Kita itu siapa?
Morgan: Aku dan Sandra Dewi ({})
Aelke: Sandra Dewi mana mau sama orang kayak kamu..
Morgan: Maulah. Siapa sih yang gak suka sama Morgan? B)
Aelke: Aku gak suka sama kamu :p
Morgan: Gak suka tapi, cinta kan? :p
Aelke: Enggak sih..
Morgan: Kalo bohong, entar mata kamu tambah sipit..
Aelke: Siapa yang bohong? Gak bohong kok..
Morgan: Terserah, deh. Entar nyesel lagi pura-pura gak suka sama Morgan :p
Aelke: Morgan itu siapa, sih? Anak mana? Emang terkenal ya?
Morgan: Huhu, dasar kudet! Morgan itu aktor Amerika yang marganya itu Lerman.
Aelke: Itu Logan Lerman, mas! Bukan Morgan-_-
Morgan: Biarin lah. Sama-sama berakhiran 'Gan' ini :p
Aelke: Berarti Afgan juga dong? :/
Morgan: Enggak, ah. Afgan mah sadis..
Aelke: Lawak-__-"
Morgan: Ketawa, dong kalo lawak!
Aelke: Pengen banget diketawain?
Morgan: Ya sudahlah. Tidur sana! Jangan tidur malem-malem, entar sakit terus yang aku jailin siapa? :( Hehehe. Have a nice dream and goodnight♥
Aelke: You, too♥

Setelah chatting selama kurang lebih satu jam bersama Morgan, Aelke mengakhirinya dan melemparkan asal handphone-nya ke sisi kanan ranjangnya sebelum melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. Aelke sempat tersenyum tipis sebelum mulai memeluk gulingnya dan membayangkan guling itu adalah Morgan! Haha.


***


Keesokan harinya, well, hari kedua Aelke berstatus sebagai kekasih dari seorang Morgan yang terkenal akan ketampanannya di sekolah. Sejak pagi, Aelke dan Morgan sudah mulai berduaan. Duduk di depan ruang musik sambil mengobrol tentang hal paling menarik untuk diperbincangkan.

"Oh, iya, kamu ada waktu gak malam ini?" Tanya Morgan tiba-tiba di sela obrolannya dengan Aelke.

"Kenapa emangnya?" Tanya Aelke.

"Enggak apa-apa, sih. Cuma mau ngajak kamu makan malam aja. Nanti kan malam Sabtu." Jawab Morgan dengan santainya. Aelke tertawa. "Gan, kalo mau ngajak kencan, biasanya malam Minggu. Bukan malam Sabtu. Dasar aneh!"

Morgan ikut tertawa dan hanya menjawab. "Kan, kalo malam Minggu pasti rame. Aku lebih suka tempat yang gak rame gitu, deh. Makanya, aku ajak kamu jalannya malam ini aja."

"Jam berapa? Sampe jam berapa?" Tanya Aelke.

"Aku jemput jam 7. Maunya pulang jam berapa, sih?" Morgan mengerucutkan bibirnya. Merasa waktunya dibatasi.

"Aku gak boleh pulang di atas jam 10 malam, Gan," jawab Aelke kecewa.

"Ya, udah, deh. Nanti aku jemput di depan rumah kamu, ya?" Tanya Morgan. Aelke menganggukkan kepalanya setuju.


***


Malam harinya, Morgan sudah menunggu Aelke di depan pintu gerbang rumahnya dengan motor ninjanya. Aelke muncul mengenakan pakaian berbahan levis dan tanpa sadar, Aelke terkekeh saat Morgan juga mengenakan levis.

"Kok samaan, sih?" Tanya Morgan.

"Gak tau, deh. Mungkin jodoh." Aelke tertawa mendengar jawabannya sendiri.

"Ya, udah, yuk jalan!" Ajak Morgan. Aelke segera naik ke motor Morgan dan Morgan melajukan motornya menjauhi area rumah Aelke.


***


Morgan menghentikan motornya di halaman sebuah apartemen yang cukup tinggi. Aelke tercekat menyadari di mana dia dan Morgan berada saat ini.

"Gan, kita ngapain ke apartemen kayak gini?" Tanya Aelke ketakutan.

"Menurut kamu?" Morgan balik bertanya sambil mengerling sebelum meraih tangan Aelke dan mengajak Aelke masuk ke dalam apartemen itu.

Aelke hanya menurut saat Morgan dan dia masuk ke dalam sebuah elevator dan Morgan menekankan tombol menuju lantai 15. Lantai paling tinggi di apartemen ini.

Sesampainya di lantai 15, elevator terhenti dan terbuka. Morgan menggandeng tangan Aelke menuju ke sebuah ruangan dan di ruang itu ada sebuah tangga untuk menuju ke paling atas apartemen. Morgan mengajak Aelke menaiki tangga tersebut. Aelke bersyukur karena dia berpikir Morgan akan mengajaknya ke kamar, haha.


"Nah, kita sampai." Ujar Morgan pada akhirnya saat mereka sampai di puncak apartemen itu. Morgan melepaskan genggaman tangannya dan Aelke sebelum berjalan lebih ke tengah dan merentangkan kedua tangannya. Merasakan angin malam yang berhembus.

Aelke tersenyum sebelum menatap Morgan. Morgan menatap Aelke sejenak sambil tersenyum. Setelah itu, Morgan berjalan menuju ke sisi kanan puncak apartemen itu. Ke sebuah kotak yang berisikan beberapa jenis petasan dan kembang api.

"Jadi, mau main begituan, makanya kamu ajak aku ke sini?" Goda Aelke menghampiri Morgan yang tengah menyalakan api. Morgan terkekeh dan menjawab, "kan, gak seru main beginian sendiri. Lebih seru kalo ada yang nemenin."

Morgan menyodorkan sebuah kembang api kepada Aelke dan membantu menyulutkan api ke ujung kembang api tersebut hingga kembang api itu muncul. Bersinar dengan terangnya.

Mungkin memang bukan kencan mewah tetapi, entah kenapa, baru kali ini Aelke merasakan pengalaman kencan yang benar-benar berkencan.


***


Semalam, Aelke sampai di rumahnya pukul 11 malam dan beruntunglah, orang tua Aelke belum pulang saat Aelke sampai. Aelke langsung tidur karena kelelahan. Namun, kelelahan itu seakan hilang saat dia mengingat-ingat apa yang dia lalui dengan Morgan.

Aelke bangun dari tidurnya pukul enam pagi karena mendengar suara handphone-nya sendiri. Morgan mengirimkan pesan kepadanya yang berbunyi: spend this Sunday with me?

Aelke hanya membalas dengan satu kata, tiga huruf. Oke. Sebelum bangkit dan beranjak menuju ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.


***


Morgan mengajak Aelke jogging mengelilingi kompleks Aelke sebelum akhirnya mengganti pakaian dan mengajak Aelke untuk hang out berdua dengannya.

Morgan dan Aelke pergi ke sebuah mall untuk melihat-lihat. Barang kali ada barang yang bisa mereka beli. Atau mungkin, hanya untuk memanjakan mata mereka masing-masing.

Saat berada di sebuah kios yang menjual aksesoris, Morgan dan Aelke secara tak sengaja berpapasan dengan Rafael dan Nina yang juga tengah memilih aksesoris. Rafael dan Nina tampak setengah mati terkejut bertemu dengan Morgan dan Aelke.

"Hai," Morgan menyapa Rafael dan Nina dengan ramah sementara, Rafael, Nina dan Aelke hanya terdiam.

"Lagi kencan juga, ya? Selamat, ya." Ujar Morgan kepada Rafael dan Nina.

"Ya, udah, deh. Silahkan diterusin. Kita duluan, ya?" Morgan dengan cepat merangkul Aelke dan mengajak Aelke menjauh dari tempat itu. Morgan sempat meremas pundak Aelke, menguatkan Aelke sambil berkata lembut di telinga Aelke, "what goes around, comes back around." 

Don't Walk AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang