"Hey, bangunlah tuan putri. Ini sudah siang, dan kita harus sekolah", Ucap Jimin sambil mengguncangkan tubuh adiknya itu.
Jieun menggeliat kecil, ia mulai terbangun dari tidurnya tetapi enggan untuk membuka matanya. "Ah oppa, aku malas", ucapnya seraya duduk dipinggir kasur.
Jimin terkekeh melihat adiknya yang terkesan manja itu. "Bangun sayang, kau harus sekolah. Cepat mandi, aku akan menunggumu dibawah ya?", Jimin berdiri dari duduknya lalu berjalan untuk keluar dari kamar Jieun tapi tertahan karna adiknya itu memegang tangannya
"Oppa~", Jieun tersenyum manja. Ah Jimin mengerti maksud adiknya itu, Jimin membalikan badannya lalu berjalan mendekat Jieun
Chu~
Jimin mencium pipi adiknya itu, ini sudah kebiasaan Jieun yang sangat rutin. Jieun tersenyum lalu mendorong Jimin dari belakang agar Jimin keluar dari kamarnya itu.
"Oppa tunggu dibawah, cepatlah", Ucap Jimin lalu pergi dari kamar Jieun. Jieun masuk kedalam kamarnya lagi, untuk mandi dan bersiap siap sekolah di sekolah barunya.
.
.
.
.
."Oppa, ayo kita berangkat!", ucap Jieun dengan semangat. Jimin tersenyum melihat adiknya yang terlihat sedang dalam keadaan mood yang baik itu.
"Baiklah, ayo kita berangkat" ucap Jimin sambil tersenyum. Ia berjalan sambil merangkul Jieun dengan mesra, mereka bukan seperti adik-kakak tetapi lebih terlihat seperti...... sepasang kekasih?.
Jieun terdiam melihat perlakuan sang kakaknya itu, dia tidak berani melawannya. Lagi pula, wajar saja seorang kakak merangkul adiknya kan?.
Jieun juga pindah kesini karna orang tua mereka harus pindah dan mau tidak mau Jieun harus tinggal dengan Jimin. Untung saja Jieun mempunyai Jimin, jika tidak bagaimana nasib Jieun nanti jika ia harus tinggal sendirian di Busan? Jieun saja sampai saat ini masih sangat manja, Jimin sendiripun tidak yakin jika adiknya itu bisa tinggal sendirian seperti dirinya.
☆☆☆
Jimin dan Jieun berjalan disepanjang koridor dengan santai. Ah tepatnya Jimin yang terlihat santai, tidak dengan Jieun. Jieun merasa asing disini, ia dan Jimin menjadi pembicaraan disepanjang koridor. Tatapan sinis dari para penggemar Jimin membuat Jieun bergidik ngeri. Padahal Jimin hanya menggandeng tangannya, tidak lebih. Lagi pula Jimin kan hanya kakaknya, jadi apa salahnya?
"Ah oppa, mengapa kita menjadi pusat perhatian eoh? Aku tidak nyaman", ucap Jieun dengan sedikit berbisik
Jimin melirik Jieun yang ada disampingnya itu sambil tersenyum, "biarkan saja. Mereka tidak tau kalau kau itu adik dari seorang Park Jimin"
"Ah oppa mau kesana dulu ya, kau cari kelasmu sendiri. Aku ingin menyusul temanku sebentar", ucap Jimin lalu berlari meninggalkan Jieun sendiri di koridor yang bisa terbilang cukup ramai itu.
Jieun berjalan dengan menunduk, ini memang salah satu kebiasaannya. Ia selalu berjalan menunduk ketika sendiri. Mungkin juga ia masih malu disini, ia tidak mengenal siapapun kecuali Jimin.
Jieun berjalan dengan santai, sesekali ia melirik kearah kelas. Ia mencari dimana letak kelasnya itu. Sekolah ini sangat luas, bagaimana bisa ia menemukan kelasnya itu.
"Hai, apa kau murid baru disini? Aku tidak pernah melihatmu disini sebelumnya. Ah atau memang kau jarang keluar kelas ya?", seseorang berbicara pada Jieun. Perempuan cantik berkulit putih pucat, bermata sipit, dan sedikit chubby
Jieun mendongakan wajahnya, ia tersenyum saat melihat perempuan yang mengajaknya berbicara ini.
"Annyeong, aku murid baru disini. Namaku Park Ji Eun, siapa namamu?", ucap Jieun sambil menjabat tangan perempuan yang sepertinya seumuran dengannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Know My Feeling
FanfictionKim Taehyung. Murid yang mendekati kata sempurna. Terkenal dengan nama V. Dia sangat tampan, dan berprestasi. Sifatnya yang cool tetapi ramah membuatnya banyak digemari banyak orang, terutama pada kalangan yeoja. Min Yoon Gi. Lelaki bermata sipit da...