"Ray tunggu" teriak liona saat melihat ray keluar kelas menuju parkiran
Yang dipanggil hanya berhenti tanpa menatap ke belakang. Liona segera berlari menghampiri ray.
"Ray, lo kenapa sih dari tadi cuek banget" kata liona
"Gpp, biasa aja kok" jawab ray cuek
Belum sempat liona bertanya, handphone nya berdering.
"Halo kak dit"
.....
"Oh gitu yaudah gpp kak, lain kali aja"
.....
"Iya kak, udah ya"
Liona melirik ray yg masih cuek.
"Ray, lo bisa anterin gw gak? Soalnya kata kak radit dia mau ngebasket" kata liona
Ray yg hendak menjawab langsung dihampiri ririn
"Eh ray, bisa anterin gw ketempat les piano gak? Udh telat soalnya, kalo naik bis makin telat entar" kata ririn nyelonong
Ray yg kebetulan memang sedang marah terhadap liona segera menjawab.
"Iya rin gw bisa anter lo, ayok" jawab ray langsung pergi bersama ririn.
Liona hanya terdiam membeku melihat sikap ray.
Bahkan air matanya terasa mengering. Melihat ray bersikap seperti tadi sungguh membuatnya sakit hati, ia lebih memilih cewek lain daripada sahabatnya, bahkan ia tidak mengatakan apa apa .
"Heii" kata tama menepuk bahu liona dari belakang.
"Eh, ii..i.. yaaa, lo tam" jawab liona masi terkejut
"Belum pulang? Nungguin siapa li?" tanya tama
"Hmm gak ada tam, ini mau pulang" jawab liona sudah bersikap biasa
"Pulang bareng yok" tawar tama
"Eh gausa deh tam, bisa naik bis kok gw" jawab liona
"Udah lah li, gpp, lagian kan rumah kita satu komplek"
"Loh, masa iya?" tanya liona
"Ya taulah, kan sebelum rumah gw dapat, rumah lo dulu, lagian gw pernah liat lo pulang sendiri" jawab tama
"Udah ayok" sambung tama langsung menarik tangan liona
Liona mau tak mau pasrah saja mengikuti tama. Biarlah, biar gak cape juga batin liona
Tama menyalakan motor ninja hitamnya dan memakai helm
"Naik li"
"Eh... Eh iyyyaa" kata liona gugup sambil menaiki motor tama
"Pegangan, entar jatuh gw sama emak gw yg repot" kata tama
"Hehe, iya nek" jawab liona salah tingkah sambil memegang ujung baju tama. Ujung baju iya ujungnya, itu mah bukan megang namanya li.
Tama yg melihat liona hanya memegang ujung bajunya langsung menancap gas sehingga otomatis liona memeluk pinggang tama. Liona terkejut.
"Eh lo hati hati dong, gausa ngebut, hampir copot jantung gw" teriak liona namun masih memeluk tama
"Lo sih, canggung banget, santai aja kali sama gw" jawab tama
Liona hanya bisa merasakan angin mengenai wajahnya, ia menarik nafas dalam dalam lalu mengeluarkan nya perlahan, dilakukannya beberapa kali sehingga ia merasa tenang, dipererat nya pelukan nya di pinggang tama.
Sungguh ia menyukai keadaan seperti ini, semua masalah nya terlupakan. Hanya satu kata dipikarannya. Nyaman.
Tama yg menyadari liona semakin mempererat pelukannya hanya bisa tersenyum manis. Sepertinya ia mulai menyukai liona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
RomanceFriendzone! Satu kata tapi menyakitkan. Langsung baca aja The first story ☺ hiburan semata menyalurkan imajimasi. Harap maklum jika membosankan cause baru belajar. Beberapa part diprivate, so follow me. Bukan mau sok atau pengen punya banyak follow...