Sejujurnya, aku mulai merasa lelah setelah melalui beberapa simulasi kilasan. Bagaimana tidak? Melihat kejahatan-kejahatan yang dilakukan para wanita dengan tampak depan yang baik-baik saja, tanpa tanda kriminal, kecuali yah—ehem—Proxy Hallows. Bukan bermaksud pedas, tapi kau akan sependapat denganku begitu melihat penampilannya yang menyeramkan itu.
Dan sekarang, kilasan masa lalu Goldie Mary sang public figure yang diproyeksikan ke sekelilingku. Well, Goldie Mary ini cukup terkenal karena sering muncul di televisi, terutama di acara komedi atau talkshow. Dia punya penampilan unik, setidaknya menurutku. Beberapa orang menganggapnya aneh karena gaya berbusana nyentrik dengan gaun panjang berumbai warna terang (itu khasnya!) dan sepatu datar. Tapi semua orang setuju bahwa Goldie Mary yang tinggi-besar itu punya wajah klasik yang menyenangkan, enak dipandang. Matanya akan melengkung jenaka ketika dia bicara. Dia juga cukup pintar bicara, apalagi membuat lelucon dengan eskpresi yang berubah-ubah. Ekspresinya natural, tidak dilebih-lebihkan, tapi benar-benar lucu. Tentu saja itu menjadi daya tariknya yang mengundang tawa. Keramahan dan keceriaannya memengaruhi banyak orang. Dimana ada Goldie Mary, disitulah kau akan tersenyum.
Ya, ya, aku tahu banyak tentang Goldie karena aku termasuk fan-nya. Goldie sering muncul di acara motivasi dan memberikan banyak kata-kata membangun. Dari belasan motivator yang pernah kulihat di televisi, entah mengapa hanya dia yang bisa menginspirasiku. Well, hidupku saat itu terpuruk dan aku memang butuh dorongan, tiba-tiba Goldie muncul di televisi dengan "Kau yang mengendalikan hidupmu" atau "Jika kau merasa hampir mati, bernafaslah dan rasakan betapa udara ini masih mendukungmu untuk hidup" atau "Kunci kebahagiaan adalah damai, bagaimana kau bisa bahagia kalau berdamai dengan masa lalu saja tidak mau?" dan kata-kata penyemangat lainnya yang membuatku berhasil bangkit.
Aku menghargainya, sungguh. Tapi melihat tempat keberadaanku sekarang dan kenyataan bahwa pasti Goldie juga punya rahasia busuk, cukup membuatku goyah.
Aku di kelab malam dimana hingar-bingar musik disko memukul-mukul dadaku, bar yang dijejali para pemabuk, dan orang-orang menari sebebasnya. Hampir saja aku meminta scotch ke pramutama bar kalau saja aku tidak ingat ini bukan dunia nyata. Untuk ukuran selebriti, kelab macam ini memang sudah biasa, aku sendiri tidak kaget kalau akan menemukan Goldie. Ya, wanita itu disini. Begitu aku memasuki lounge, kulihat dia duduk santai di sofa dengan beberapa orang lainnya. Bagian ini cukup terpencil.
Ada pria dan perempuan. Salah satu dari mereka juga seorang selebriti yang sering kulihat di televisi, salah satu lainnya seorang model yang sering kulihat di majalah fashion, sisanya asing. Penampilan mereka benar-benar beragam. Ada yang modis, seksi, dan seram dengan tato disana-sini. Beberapa tengah merokok ganja, atau teler akibat kebanyakan minum atau malah meracau tidak jelas.
Satu pria yang menarik perhatianku. Pria kulit hitam dengan janggut dan beanie di kepala, hanya mengenakan kutang. Tato naga dan matahari terlihat di lengannya. Pria itu duduk disamping Goldie, sedang menghisap bubuk putih yang ditebar di meja. Melihat jemari bersematkan cincin-cincin aneh pria itu aku langsung mengenalinya: Luke, pria dari kilasan Spica.
Disampingnya, Goldie juga ikut menghisap bubuk itu dan mereka melayang bersama.
Oh, jadi ini perkumpulan para konsumen narkoba?
Kuperhatikan Goldie. Cukup mengagetkan melihat blus kaku dan rok panjang formal yang dipakainya sebagai pilihan busana kelab. Semua ekspresi jenaka dan menyenangkan khas Goldie Mary hilang, digantikan wajah frustasi dan bebas disaat bersamaan. Oh, efek narkoba itu benar-benar mengerikan ternyata. Goldie Mary sang artis, yang ceria dan menginspirasi, punya sisi kehidupan gelap yang glamor dimana dia meluapkan seluruh emosinya. Mungkin dia merasa menjadi dirinya sendiri di tempat ini. Tentu saja, tentu. Selebriti selalu punya rahasia gelap. Orang-orang yang tidak bisa bebas melakukan apapun didepan kamera atau massa, harus menjaga citra dengan menebarkan senyum bahkan disaat hati remuk dan ingin menangis. Aktivitas padat, dikejar jadwal, melelahkan. Mesti tampil segar dengan bubuhan make-up tak manusiawi yang disaat bersamaan kesehatan tubuh tidak mendukung. Belum lagi menahan caci-maki dari para anti. Oh. Aku mengerti, Goldie, aku mengerti kondisimu.
Narkoba ini pelarianmu.
Aku mungkin naif, senaif Celsa dan selugu Christelle untuk dapat memahami kehidupan macam ini. Tapi tetap saja, getir rasanya mengingat motivasi dan segala imej baik di televisi itu bertolak belakang dengan apa yang kulihat sekarang. Apalagi kaulah orang yang menarikku untuk 'hidup' lagi.
Namun satu kesalahan kecil saja bisa menguak semuanya. Kehidupan ini tetap saja rahasia. Dan salah satu wanita bertindik mengambil ponsel dipangkuan Goldie, lalu memotret beberapa kali. Dia juga memotret Goldie yang di ambang kesadaran sambil berteriak menggoda. Saat itu, kawanan lain mengacungkan gelas-gelas bir ke udara sambil berseru "cheers!".
Aku terbayang kata-kata Goldie, "Kau yang mengendalikan hidupmu."
"Kau yang mengendalikan hidupmu."
"Kau yang mengendalikan hidupmu."
Ya.......... Itu benar.
Kemudian simulasi ini mulai buyar. Masih ingat Goldie kehilangan apa? Ponsel. Tentu saja dia harus mendapatkan ponselnya. Ponsel itu menjadi saksi kehidupan gelapnya akibat foto-foto yang diambil wanita bertindik itu. Seharusnya tidak boleh ada foto. Satu foto saja terkuak ke publik, terciptalah skandal, kemudian nama Goldie Mary akan berubah mengenaskan di pandangan orang. Caci maki akan bertambah.
Dan yang terpenting, dia memakai narkoba. Tidak ada hukum yang membenarkan tindakannya. Berurusan dengan hukum tentu bukan sesuatu yang menyenangkan bagi selebriti. Goldie Mary tidak akan mau mengecap lantai penjara.
Pantas Goldie rela datang seorang diri ke Gedung Kippa. Apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan karir dan nama baiknya, bukan?
**
YOU ARE READING
The Ardont Syndrome
FantasyAku tidak mengenal mereka. Tapi aku menjalaninya bersama mereka. Karena, Perbedaanlah yang menyatukan kita. Sebuah cerita dedikasi dengan cast: 1. Celsa Amegia: heyitsrine 2. Christelle Lorna: ochance24 3. Feine Hewitt: mm_rethaa26 4. Goldie Mary: m...