Be MINE

Part 13

MULMED : LUKE HEMMINGS

VOTE DULU BARU BACA!!

HAPPY READING 💕

-Author Pov-

Pria itu mengerang merasakan kepalanya yang terasa sangat pening, dengan tubuhnya yang penuh luka lebam serta luka tusuk yang didapat nya. Ia terus menyusuri jalan setapak yang terlihat sangat sunyi dengan langkah yang terseok seok. Ada perasaan sedikit lega karna dia berhasil melarikan diri dari gangster berbahaya itu. Bagaimana tidak, gangster itu bukan gangster pada umumnya yang hanya menggunakan senjata untuk melumpuhkan lawannya. mereka ternyata menggunakan sihir sebagai kekuatan mereka,tidak heran mengapa mereka sangat kuat. Sampai saat ini luke tidak tau alasan utama mereka menjadikannya umpan untuk memancing Jason datang ke markas mereka.

Luke tidak tau bagaimana bisa mereka sangat mengenal Jason, meskipun Jason adalah mantan ketua gangster tapi Jason tidaklah terlalu setenar luke hingga membuat gangster dari inggris ini menginginkannya. Luke sudah terbiasa di Sandra dan menyandra, tak heran dia dapat dengan mudah melarikan diri. baginya itu merupakan hal yang mudah.

Luke tak mau mengorbankan Jason dan melibatkannya kembali ke dunia gangster, luke tau bahwa Jason telah berjanji pada mendiang ayahnya untuk meninggalkan dunia gelapnya. Meskipun Jason sangat membenci ayahnya karna membuat ibunya pergi dari rumah, tapi sebegitu bencinya Jason pada ayahnya tetaplah dia yang telah membesarkan Jason dari kecil. Maka dari itu Jason mau menuruti permintaan terakhir ayahnya.

Kini luke telah sampai di perempatan jalan raya dan membuatnya sedikit lega, karna telah lari jauh dari markas sialan itu. Wajah tampan luke kini seperti tak berbentuk, masih dengan rasa sakit yang luarbiasa tak membuatnya ingin berenti menistirahatkan diri malah mengacuhkan rasa sakit yang dideranya. Sepersekian detik pandangannya menjadi gelap, hal terakhir yang diingatnya ia jatuh dan samar samar mendengar suara seorang gadis.

***

Lelaki berbadan besar dengan tato berlambang ular ditangannya kini membuka pintu dengan kasar, dilihatnya ruangan yang dibukanya telah kosong membuatnya mengerang kesal seraya meninju benda benda yang ada disekitarnya.

"sialan" desisnya berjalan keluar menuju ruangan yang bernuansa gelap dengan ukiran segitiga bermata satu disetiap sisi nya. Kini pria itu telah berdiri dihadapan seorang gadis

"ada apa?" Tanya gadis itu datar.

"pria yang kita Sandra itu berhasil kabur." ujar nya geram membuat kuku nya memutih karna mengepal tangannya terlalu kuat.

"sudah lah, biarkan saja." Jawab gadis itu santai, terlihat lelaki itu mengernyit bingung dengan jawaban gadis di depan nya.

"apa maksudmu?" Tanya pria itu, sedangkan gadis yang didepannya hanya tertawa jahat. Seperti tau pikiran gadis itu, pria tersebut mengangguk mengerti.

"baiklah, aku paham dengan rencana mu. Kau benar benar licik! Tak salah my lord menjadikan mu anak emas nya." Ujar pria bertato itu lalu menyerigai.

"kau sangat mengenalku bukan. Sekarang tugas mu mencari harry potter dan bawa dia kesini dengan keadaan hidup! Aku tau dia berada disini. aku sudah melacaknya tadi." Gadis itu berkata tegas lalu melenggang pergi.

Sedangkan pria itu segera beranjak lalu mengambil tongkat yang ada di dalam lemari yang berlambang segitiga bermata satu. Tak ingin berlama lama pria itu segara ber-Apparate di tempat yang sudah pernah dia tuju sebelumnya. Ya pria itu menggunakan sihir, tapi bukan sihir murni karna kekuatannya terdapat pada tongkat sihir.

***

-Luke Hemmings Pov-

Aku mengerang, merasakan kepalaku yang berdenyut denyut. Samar samar ku buka keduamata ku, awalnya sedikit kabur mungkin karna efek kelelahan. Sepersekian detik mendadak mata ku mebelalak lebar, menyadari bahwa aku kini berada di sebuah kamar yang terlihat feminim. Mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam, bukan kah tadi malam aku berhasil melarikan diri dan berakhir di tepi jalan, mungkin yang menolong ku adalah seorang wanita. beberapa saat kemudian ku lihat seorang gadis membuka pintu kamar ini dan segera menghampiriku. Kesan pertama saat kulihat wajahnya, well, cukup cantik, sepertinya dia ramah.