Part 15

561 28 4
                                    

SEBELUM BACA WAJIB VOTE!

-Author Pov-

Draco menghela nafas sembari menyenderkan badannya ke sandaran sofa yang di lapisi kulit berwarna keperakan. Lalu lelaki itu mulai memejamkan matanya sejenak sambil berpikir, apakah sebaiknya ia menerima tawaran itu atau tidak sama sekali. Jika dia menerimanya otomatis pemuda itu melanggar perintah ayahnya dan itu juga dapat membahayakan keluarganya nanti. Namun jika tidak? Demi janggut merlin, lelaki itu tidak bisa membayangkan bahwa yang akan dipertaruhkan adalah kekasihnya, Astoria. Wanita lembut berparas cantik dengan postur badan yang bisa dikatakan seperti model pada umumnya. Dia Astoria, satu-satunya wanita yang dapat menaklukkan hati seorang Draco Malfoy yang bisa dikatakan pria arogan, cerdas serta licik namun mempunyai pesona yang dapat membuat wanita di luar sana menjerit saat ia menebar senyum mematikannya.

Sebenarnya draco tidak bermaksud untuk mengabaikan ucapan Eliv tadi. Namun entah kenapa saat pandangan matanya bertemu dengan Eliv, ada sesuatu yang membuatnya merasa bersalah. Jauh sebelumnya dia ingin sekali menyelamatkan kekasihnya agar kekasihnya tersebut bisa terbebas dari ancaman Voldemort. Sial, pikir pemuda itu. Kenapa semuanya harus rumit begini? Kenapa pilihannya harus dengan orang-orang yang ia sayangi. Dan pemuda itu merasa hidupnya di curangi karena jelas sekali tidak ada pilihan yang bagus untuk ia pilih.

"aduh!" suara Hermione membuat draco mengarahkan pandangan kearahnya.

"dasar semak ceroboh." Cibir draco melihat Hermione yang sepertinya terbentur siku meja akibat ketidak hati-hatiannya. Hermione tidak memperdulikan ucapan draco namun gadis itu cuman meruntuki meja sialan yang berpotensi membuat bagian pinggulnya membiru, Shit.

Tanpa memperdulikan ucapan draco, gadis itu tetap berjalan menuruni anak tangga meski cara berjalannya seperti orang yang ingin menahan buang air besar. Sedangkan Eliv menatap Hermione lucu karena mendapati cara berjalan Hermione yang seperti itu.

"kau kenapa?" Tanya Eliv langsung seperti tidak tahan untuk tidak bertanya, sedangkan Jason menatap aneh Hermione namun tidak memberikan komentar apa-apa.

"Aku terbentur meja sialan mu, kalau saja benda itu hidup sudah pasti aku beri mantera kutukan padanya!" seru Hermione berapi-api membuat Eliv tidak kuasa untuk menahan tawa nya.

"Kenapa kau malah tertawa?" Hermione mendelik kesal pada Eliv sedangkan Jason menatap jengah melihat kedua makhluk di depannya seperti membuang-buang waktu.

"bisakah kita tidak membuang-buang waktu disini?" tungkas Jason jengah

"baiklah-baiklah, aku akan membacakan mantera untuk ber apparate ke Hutan Terlarang sedangkan kalian berdua pegang tanganku dan jangan sampai lepas. Dan Jason, mungkin kau akan mengalami sedikit mual dan pusing disaat bersamaan. jadi jangan terkejut, okey." Ucapan Hermione membuat Jason tidak mengerti, namun pemuda itu tetap menurut pada ucapan Hermione. Namun saat Hermione akan membacakan manteranya mendadak Jason mengeluarkan suara.

"tunggu dulu! Bukan nya kau tadi bilang kita akan ke Hutan Terlarang, kenapa kita masih disini dan tidak bergerak?" Tanya Jason keheranan dan baru menyadari bahwa dari tadi tidak ada tanda-tanda dari mereka untuk pergi menuju ke tempat yang dimaksud. Dan dia sama sekali tidak tau apa itu apparate.

Eliv memandang kearah Jason dengan tatapan kau-diam-saja-sialan-biarkan-hermione-melakukan-tugasnya. Saat Jason melihat tatapan Eliv seperti itu malah membuatnya mengernyit bingung.

"hell, Jason!" eliv berdecak kesal

"kau cukup diam saja. Kalalu kau mau aku antar dengan cepat maka tutup mulut sialan mu itu!" Hermione berujar ketus pada jason membuat laki-laki itu menutup mulutnya dan menuruti ucapan Hermione, meskipun sebenarnya masih banyak pertanyaan yang bersarang dikepalanya namun niatnya diurungkan karena dia takut Hermione akan marah dan tidak mau membantunya.

Be MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang