Story 4 - Be Nice ?

6.2K 639 10
                                    

.
.
.

Pagi itu setelah dari rumah jungkook, taehyung sampai di basement apartemennya. Ia masih terdiam di dalam mobilnya.

Ckk..kenapa jadi seperti ini kook? Jangan membuatnya semakin sulit bagiku.

Taehyung menghamtamkan pelan sisi belakang kepalanya ke sandaran kursi yang ia duduki. Ia mendesah frustasi.

Dengan enggan ia keluar dari mobilnya. Menuju lift dan menekan angka 3 dimana terletak apartemennya. Ia berdiri termenung di depan pintu apartemennya. Apartemen pemberian orang tua yeri atas pernikahannya.

Setelah masuk ia mengedarkan pandangan di ruangan apartemennya. Tapi ia tak menemukan sosok yeri disitu. Ia lalu menuju kamarnya dan membuka pintu. Menemukan yeri yang masih tertidur lelap di ranjangnya.

Taehyung mendekati gadis itu yang sepertinya tak terusik dengan kedatangannya. Ia menatap lembut ke arah yeri.

"Yeri..bangunlah sudah pagi." taehyung mencoba memanggil gadis itu.

Yeri sedikit menggerakkan kepalanya. Mengerjap lalu membuka matanya dan melihat taehyung berdiri di hadapannya.

"Ohh tae kau sudah pulang?" Tanya yeri sambil meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

Taehyung terkesiap ia tak menyangka yeri mengetahui kepergiaannya semalam karena ia yakin yeri sudah tidur saat ia memutuskan pergi ke rumah jungkook.

"Ahh yaa..aku baru saja pulang. Kau tahu?"

Di lihatnya yeri tersenyum manis tapi ada sedikit kesedihan di mata gadis itu.

"Semalam aku terbangun tae..dan aku tak menemukanmu di apartemen."

"Maaf..aku menginap di rumah teman."

"Tidak apa-apa tae." Yeri tersenyum lembut menatapnya.

Yeri segera berdiri dan beranjak ke arah pintu.

"Ahh kau sudah sarapan?? Maaf aku bangun kesiangan. Aku masakkan sarapan dulu ya. Pancake saus madu kesukaanmu." Ucap yeri dengan tersenyum merekah membuatnya terlihat cantik.

"Hhmm ya. Terima kasih. Aku mau mandi dulu."

"Baiklah."

Yeri telah usai dengan pancakenya. Ia menunggu taehyung di meja makan. Tak berapa lama taehyung terlihat berjalan ke arahnya. Ia memakai setelan kasual sederhana tapi tak menyurutkan ketampanannya.

"Kau sudah datang tae. Ayo makan."

Taehyung hanya mengangguk dan duduk di kursi makan berseberangan dengan yeri.

Mereka makan dalam diam. Tak ada satupun dari mereka yang bersuara. Mereka bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Uhmm yeri-ah." Panggil taehyung memecah keheningan.

"Ya." Jawab yeri singkat. Ia menatap taehyung yang menundukkan kepalanya.

"Hari ini aku akan pergi keluar sebentar. Tidak apa-apakah?" Tanya taehyung ragu. Ia kini menatap yeri yang masih menatapnya.

"Tidak apa-apa tae. Pergilah."

"Terima-kasih."

Setelah sarapan taehyung segera pergi meninggalkan yeri sendirian -lagi. Taehyung tak memberi tahunya ia akan kemana. Yang ia ingat taehyung mengatakan kalau ia hanya akan pergi sebentar. Tapi ini sudah jam 7 malam dan taehyung belum kembali. Ia tak berani menelepon taehyung. Ia tak ingin mengganggu taehyung dan ia juga sadar diri ia siapa bagi taehyung. Hanya seseorang yang terpaksa di nikahi oleh taehyung yang tidak tahu apa-apa. Ia menggigit bibirnya kelu. Dadanya terasa sesak.

Waiting (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang