Story 5 - I Love You

6.1K 640 32
                                    

.
.
.

Taehyung dalam perjalanan ke rumah sakit saat jimin menelponnya. Yeri berada di kursi penumpang di sebelahnya. Sesekali ia menatap gadis itu yang semakin pucat.

"Aku sedang perjalanan ke rumah sakit jim."

"Apa yang terjadi?? Kau sakit??"

"Bukan aku jim. Yeri pingsan."

Taehyung tak mendengar suara jimin di seberang. Sepertinya jimin terkejut.

"Jim?"

"Di rumah sakit mana tae? Aku akan menyusul."

"Kau tidak ada jadwal?"

"Nanti siang aku ada jadwal. Sekarang aku free jadi beritahu aku dimana rumah sakitnya."

Setelah memberitahu jimin dimana rumah sakit yang ia tuju,ia segera mematikan sambungan telepon nya dan kembali fokus ke jalan raya.

.

.

Kini taehyung tengah duduk di samping tempat tidur dimana yeri terbaring di ruang unit gawat darurat. Dokter telah selesai memeriksa yeri dan sedang menuliskan resep obat untuk yeri.

"Taehyung-shi,kandungan yeri masih sangat muda dan sangat rentan terjadi keguguran. Ia butuh istirahat dan tidak stress. Dan sepertinya istri anda sedang mengalami tekanan. Apa istri anda makan teratur?" dokter yang memeriksa yeri masih berada di ruangan itu dan menatap menuntut jawaban dari taehyung.

Taehyung hanya terdiam. Ia tak tahu harus menjawab apa pasalnya ia tak pernah berada di sisi yeri semenjak mereka menikah.

"I-iyaa..sepertinya begitu dok." taehyung menjawab dengan keraguan. Ia bisa mendengar dokter itu menghela nafas.

"Baiklah taehyung-shi. Ini demi kebaikan anak kalian juga. Ini resepnya dan..tolong lebih perhatikan lagi keadaan istrimu."

Taehyung menerima secarik kertas dengan list beberapa obat yang ia tak paham. Ia lalu mengangguk pada dokter itu dan mengucapkan terima kasih.

Tepat saat dokter itu keluar,jimin membuka horden dan memasuki ruangan yang hanya tertutupi horden di sisi-sisinya. Ia membungkuk menyapa dokter itu dan mempersilahkan dokrer itu keluar dan ia sendiri mendekati taehyung. Menatap yeri yang tampak sedikit pucat.

"Bagaiamana keadaanya tae?"

"Dia hanya...kelelahan dan sedikit stress jim."

"Stress?? Kenapa dia sampai stress tae? Dia sedang hamil. Dia harus menjaga stabilitas pikirannya."

Taehyung hanya terdiam. Ia tahu ini mungkin kesalahannya hingga yeri sakit.

"Tae apa memperhatikannya begitu sulit? Kalau kau tidak bisa menerima yeri paling tidak perhatikan bayi itu."

"Tapi semua masih begitu sulit untukku jim. Aku menyayangi yeri seperti adikku sendiri. Dan kenyataan dia istriku dan mengandung anakku itu sungguh porsi yang berbeda."

"Lakukan untuk bayi itu tae. Demi anak itu. Kalau setelah ia lahir ternyata itu bukan anakmu maka lepaskanlah yeri."

.

.

Setelah hampir 4 jam yeri tertidur akhirnya ia bangun. Ia melihat taehyung yang tertidur di sisi ranjangnya. Menelungkupkan wajahnya di antara tangannya yang menumpu kepalanya di sisi ranjang. Yeri tersenyum melihat suaminya. Ia menggerakkan jemarinya mengusap surai lembut taehyung.

"Terima kasih tae." bisiknya lembut. Ia menahan air matanya untuk keluar.

Taehyung tergerak sedikit. Dan ia akhirnya terbangun setelah melihat yeri telah sadar.

Waiting (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang