.
.
.
.Jungkook membeku. Jemarinya kaku. Pandangannya terasa berkabut. Jantungnya berdegup lebih kencang. Masih mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar dari mulut orang yang paling ia sayangi.
"Ya kook. Aku akan menikahinya. Aku akan bertanggung jawab atas bayi itu." ucap taehyung meyakinkan.
"Hyung...bukankah kau sendiri tidak yakin itu anakmu atau bukan?" jungkook mencoba menetralkan suaranya. Membuat dadanya semakin sesak.
"Tapi ini satu-satunya cara kook. Untuk menyelamatkan imej kami berdua. Hanya sampai bayi itu lahir lalu aku akan melakukan tes DNA."
Jungkook bergelut dengan pikirannya. Taehyungnya akan menikah tapi tidak dengannya. Kenyataan kalau taehyung menikah saja sudah membuat langit nya runtuh. Bagaimana jika setelah anak itu lahir dan ternyata benar itu anak taehyung?? Taehyung terasa semakin jauh dari jangkauannya. Salahkan dirinya yang hanya mampu mencintai taehyung dalam diam.
"Kau harus datang kook.
Lusa
Pernikahan kami
Kau harus datang."
Jungkook berpikir sejenak. Taehyung meraih ujung lengan kaos jungkook. Lemah tetapi mengerat ujung lengan kaos itu hingga mengkerut.
"Kook kau harus datang. Karena hanya dengan melihatmu aku bisa berdiri menghadapi semua kook."
Jungkook menatap obsidian taehyung. Penuh harapan,luka dan putus asa disana. Tidak, taehyungnya masih ada dalam genggamannya. Masih bisa ia raih.
"Baiklah hyung. Aku pasti datang." ucap jungkook sambil tersenyum manis sekedar mencoba menetralkan perasaanya.
Tapi senyum manis itu justru menghujamkan perih jauh ke dalam hati taehyung. Ia merasakan hatinya hancur. Semuanya berubah gelap dan kelam. Bukan ini yang ia inginkan. Sungguh bukan ini.
"Terima kasih kook. Kau memang yang terbaik."
.
.
.
Taehyung berdiri di depan cermin di dalam ruangan besar. Ia memandang pantulan dirinya di dalam cermin tersebut. Mengenakan setelan tuxedo berwarna putih lembut. Sepatu pantofel berwarna senada. Ia terlihat sempurna. Sangat tampan. Hari ini adalah hari pernikahannya. Tapi tentu saja ia tak bisa menampilkan senyuman terbaiknya. Masih ada beribu tanya dalam benaknya. Tapi ia yakin yang ia lakukan sekarang adalah yang paling benar. Yeri adalah sahabatnya. Ia juga menyayangi gadis itu. Mungkin dengan begini ia bisa menyelamatkan hidupnya dan hidup yeri dari pandangan miring orang-orang di sekitarnya. Ia juga tak tega bayi itu lahir tanpa ayah yang sah. Dan juga tak tega membiarkan yeri menanggung semuanya sendiri meski ia masih ragu dengan status bayi yang di kandung yeri.
Flashback
Taehyung dan sejin memasuki ruangan yang biasa di gunakan untuk meeting di agency-nya. Disana sudah ada Yeri dan kedua orang tuanya. Tentu saja sudah ada Bang Shin Hyuk selaku CEO agency-nya. Juga...kedua orang tua taehyung. Taehyung terkejut melihat kedua orang tuanya juga hadir di rapat itu. Tapi mengingat pentingnya apa yang akan di bahas ia hanya bisa menghela nafas.
Taehyung lalu menghampiri kedua orangtuanya, memeluk ayahnya dengan erat. Dan memeluk ibunya kemudian. Mereka tak berkata apapun. Hanya sang ibu yang terus menepuk-nepuk bahu sang anak.
Mereka semua kemudian duduk di kursi yang telah berjejer rapi. Suara Bang PD-nim menginterupsi ruangan itu.
"Baiklah. Karena masalah sudah jadi seperti ini. Bangtan juga masih punya banyak schedule. Netizen juga menuntut kejelasan masalah ini. Jadi ku pikir kita tidak perlu berlama-lama untuk memutuskan apa yang akan kita lakukan selanjutnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting (COMPLETE)
Fanfic"Tetesan salju tanpa menunggu hingga detik terakhir pasti akan meleleh jikalau berpapasan dengan seutas senyum musim panas. Tanpa perlu bertahan dengan keegoisan karena tak keberdayaan pasti akan merenggutnya. " A love story about kim taehyung and j...