Story 9 - The Boy

5.4K 625 49
                                    


...

"Aku mendengarnya."

"A-apa?" tanya laki-laki itu memandang yeri dengan raut bingung. Yeri meraih jemari laki-laki itu dan menggenggamnya hangat.

"Apa yang kau ucapkan tadi pagi Lex. Aku memang tak bisa membuka mataku karena pening tapi aku bisa mendengarmu. Semuanya." senyuman manis terukir di wajahnya.

Wajah tulus yeri yang selalu ia rindukan. Yang sudah ia abaikan selama hampir 2 minggu karena kesalah-pahaman. Lex meraih tubuh yeri dan membawanya ke dalam pelukan hangatnya. Menekan tubuh itu dan memeluknya lebih erat.

"Maafkan aku yeri. Sungguh maafkan aku. Aku sudah jahat terhadapmu. Harusnya aku mendengarkanmu. Aku bahkan..bahkan...ughhh..." Lex tak sanggup meneruskan kalimatnya. Hanya isakan tertahan dan air mata yang kini menguasainya hingga tubuhnya bergetar.

"Lex..aku sudah memaafkanmu sayang. Tidak apa-apa. Semua hanya salah paham." yeri mengelus punggung Lex dengan lembut.

Lex beringsut melepas pelukannya lalu duduk di kursi yang berada samping ranjang tempat yeri di rawat setelah demam semalaman. Ia kemudian menghapus jejak air mata di pipinya.

"Terima kasih sayang. Aku mencintaimu dan bayi kita." Lex mencium kening yeri lalu beralih mencium perut yeri. Yeri hanya tersenyum melihatnya.


Waiting

Chapt 9 - The Boy



...

Dua hari jungkook tak menampakkan dirinya di kantor. Ia hanya meringkuk di ranjang kamarnya. Mengabaikan suara ibunya yang menyuruhnya makan dan hanya ia jawab dengan deheman.

Dua hari yang jungkook pikirkan hanya taehyung,taehyung dan taehyung. Ia tak habis pikir apa yang ada dalam pikiran taehyung hingga membuatnya memutuskan hubungan mereka.

Jungkook menggenggam erat batang besi yang menjadi pagar di balkon kamarnya. Tak memperdulikan udara malam yang dingin menusuk kulitnya hingga merambat ke tulang. Ia memikirkan segala hal dan berujung geraman frustasi karena tak menemukan solusi.

Jungkook beranjak dengan terburu. Ia tak bisa seperti ini. Tak bisa hanya diam. Jungkook menyambar coat yang teronggok di ranjangnya lalu memakainya. Meraih dengan kasar kunci mobil di mejanya. Lalu keluar dari kamarnya dan beberapa menit kemudian melajukan dengan kencang mobilnya membelah keramaian jalanan Seoul.

Jungkook menghentikan mobilnya di parkiran basement apartemen taehyung. Mengambil ponselnya dan meminta taehyung menemuinya di basement saat taehyung baru saja akan menjawab teleponnya.

Hampir 10 menit jungkook menunggu. Ia bersandar pada mobilnya. Berjalan mondar-mandir dengan gelisah.

"Jungkook."

Suara itu. Suara husky yang selalu ia rindukan. Ia menoleh dan mendapati taehyung berdiri tak jauh darinya.

"Hyung dengarkan aku."

"Apalagi kook? Kupikir semua sudah jelas. Kita sudah tak ada apa-apa lagi."

"Hyung. Jangan seperti ini. Ada yang salah hyung. Dengarkan aku dulu."

"Apanya yang salah kook?! Aku yang salah. Aku yang menghamili yeri dan membuatnya harus di buang oleh kekasihnya!" taehyung menaikkan nada suaranya. Jungkook sempat terkejut.

"Tidak hyung. Bukan begini. Mu-mungkin saja..laki-laki itulah ayah sebenarnya dari bayi yang di kandung yeri." jungkook sempat tergagap melihat taehyung yang sudah di kuasai amarah atas rasa bersalahnya sendiri.

Waiting (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang