Suasana ramai dan menyenangkan menjadi gambaran yang tepat untuk halaman belakang keluarga Horan saat ini. Sebuah panggung kecil dibangun di tengah halaman, dihias sebaik mungkin. Balon-balon berwarna biru dan merah muda ditempatkan di beberapa titik. Di sisi kanan ditata tiga meja kecil yang menjadi tempat menaruh makanan dan minuman untuk para tamu, dan bangku-bangku. Tak lupa dengan kue bertingkat dua dengan figur superhero kecil di atasnya (sesuai dengan permintaan Alex yang bersikeras memiliki kue tersebut). Sedangkan di sisi kiri banyak permainan kecil yang disediakan Hazel untuk teman-teman kedua buah hatinya bermain.
Anak-anak berlarian kesana kemari, memekik kesenangan, dan bermain dengan yang lainnya. Para orang tua hanya duduk di sisi kanan, mengawasi anak mereka. Hazel sudah bolak-balik ke dalam rumah untuk mengisi ulang makanan atau minuman. Ia tersenyum tipis tiap kali mendapati Alex dan Ava yang tengah bermain.
Mereka senang bukan main ketika Niall mengikinkan untuk mengadakan pesta ulang tahun di rumahnya. Bahkan sebulan sebelumnya, Niall dan Hazel sudah mempersiapkan banyak hal seperti tema pesta, dekorasi, tamu yang akan diundang dan banyak hal lainnya sampai-sampai Hazel kerepotan mengurusnya.
Hari ini semua orang berada dalam mood yang baik. Menikmati pesta yang berlangsung, melupakan beban pikiran mereka sesaat. Namun hal itu tak berlaku bagi Niall dan juga Hazel. Keduanya begitu sibuk berkecamuk dalam pikirannya sendiri.
Hazel jauh dari kata baik-baik saja. Tak henti-hentinya ia mengigiti bibirnya, menghalau rasa khawatir yang menggerogotinya. Dirinya terus mendelik ke jejeran kursi yang melingkari salah satu meja tiap detiknya. Kakinya ingin sekali bergerak menghampiri Niall yang duduk di sana. Namun ia terus menahan dirinya, bertanya-tanya akankah kedatangannya mengganggu Niall.
Prilaku Niall hari ini membuatnya resah.
"Bukankah kau pikir begitu?"
Hazel mengerjap dikala Lily mengakhiri rentetan kalimat. Nyaris saja ia melepaskan gelas sirup di tangannya. Kedua alisnya naik seakan meminta Lily untuk mengulanginya.
Menghela nafas, Lily sadar jika Hazel sama sekali tak mendengarkannya. Padahal sengaja Lily mengajaknya berbincang karena hari ini Hazel lebih diam dari biasanya, sekalinya diajak berbicara wanita berambut cokelat itu malah terlihat linglung. Lily mengikuti arah lirikkan Hazel sedari tadi; Niall duduk melipat tangannya di dada sambil mengamati ponsel di atas meja.
"Ada apa dengannya?" tanya Lily.
"Siapa?" Hazel balik bertanya, pura-pura tidak tahu siapa yang tengah dibicarakan Lily.
"Suamimu. Siapa lagi memangnya? Sedari tadi kau memperhatikannya kan. Apa kalian sedang ada masalah?"
Hazel memaksakan sebuah senyuman kecil di bibirnya, dan beralih memandangi es batu di dalam gelasnya. Perlahan senyuman itu memudar. "Entahlah. Kita tidak bertengkar. Kemarin ia masih membantuku bebenah."
Ada nada kecewa dan kebingungan yang amat ketara saat Hazel berucap. Ia sediri tak tahu apa yang terjadi dengan Niall. Perubahannya begitu cepat sampai Hazel tak menyadarinya. Kemarin Niall masih membantunya mengangkat kursi-kursi, masih tersenyum dan bercanda dengan kedua anaknya, dan masih baik-baik saja. Namun hari ini Niall benar-benar berbeda. Hazel mencoba menanyainya namun Niall hanya menggeleng pelan sebagai respon.
"Kalau begitu dia sama dengan Louis hari ini. Dia kelewatan aneh," mereka berdua menoleh ke arah Louis yang berdiri gelisah di bawah pohon rindang sambil memainkan kotak rokoknya. Hazel sempat menahannya tadi untuk menyalakan benda tersebut di depan anak-anak. Tapi Hazel yakin bukan karena itu Louis terlihat gundah saat ini. "Seperti orang tidak bisa bicara, kalau ditanya jawabnya cuman hm."
Yang menjadi pertanyaannya, apa alasan dari keanehan mereka berdua? Tak mungkin mereka menjadi diam disebabkan oleh pertengkaran. Mereka berdua saja belum saling tegur hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold tight | njh✔️
FanfictionSemua yang indah belum tentu terus bertahan selamanya. Semua yang kau inginkan belum tentu akan terwujud. Namun setelah menatapmu aku yakin semuanya akan berjalan baik-baik saja. [Sequel of 'Thin Line'] Copyright © 2015 by Kryptonitexx