SATU

320 15 26
                                    


Bahagia bukan jika kita mempunyai sahabat yang selalu ada buat kita,yang selalu mengerti keadaan kita,bahkan selalu bisa membuat keadaan kita membaik disaat kita merasa sendiri didunia ini. Ya! Bahagia. Banget. Ini yang sedang gue rasain,punya dua orang makhluk yang berbeda kepribadiannya yang gue temuin tanpa sengaja di tempat yang sama.

Flashback On.

Saat itu gue baru aja pindah dari bandung ke jakarta karena hal tertentu. Taukan rasanya jadi anak baru? Ah tapi ini jadi hal biasa buat gue,karena ini bukan pertama kalinya gue harus berbaur dengan teman teman baru.

'Adawww' ujar seorang pria yang terjatuh dari sepedanya yaa pagi ini jalanan memang basah akibat hujan yang turun subuh tadi. Spontan gue langsung bantu dia mendirikan sepedanya.

'Lo gapapa?' Tanya gue

'Hehehe gak gue gapapa. Thanks ya' pria itu bukannya kesakitan malah cengengesan seperti itu,gila kali ya nih orang?

'Tapi itu-' , lengannya berdarah gitu ihhh gue gak tahan liatnya pengen langsung merbanin. Maklumlah mantan anak PMR gini nih hehe.

'Oh ini,selaw aja anak laki. Jagoan,gini doang mah biasa haha' jawabnya dengan santai,gue menganggukan kepala pertanda gue bodoamatanlah yaa lagi pula gak kenal juga.

'Gua duluan yeee hahaha' teriak siswa laki laki kepada anak gila yang sedang bersama gue ini,mereka lagi balap balapan sepeda(?)

'Anjrit haha ehiya siapa nama lo?' Tanyanya sambil menaiki sepeda hitam yang sudah dimodif modif gitu

'Danilla'

Tiba-tiba ada seorang lagi dengan menggunakan sepeda berteriak kearah gue dan si anak gila ini.

'Yang terakhir pecundang'

'Anjuuu hahaha siapa tadi vanilla ya? Makasih ya btw gue duluan' dia langsung mengayuh sepedanya masuk ke gerbang,jadi gue satu sekolah sama anak gila itu-_-

Wait? Dia tadi manggil gue siapa? Vanilla? Ihhh nama gue Danilla bukan Vanilla. Dengan tanpa dosa dia manggil gue begitu,pake segala nyengir lagi sebelum pergi. Apa semua anak sekolah di sekolahan baru gue ini kaya dia semua ya? Haaa udahlah mending sekarang gue masuk karena 10 menit lagi pukul setengah 7,gak lucu kan kalau gue sebagai anak baru telat dihari pertama masuk?

Gue berjalan menelusuri koridor sekolah yang sangat sepi,apa udah masuk ya? Ah tapi belum setengah tujuh. Disepanjang koridor terdapat beberapa gambar yang menarik perhatian gue,bagus bagus banget gambarnya. Gue berhenti disalah satu gambar yang berisi tulisan tulisan puitis.

'Danilla ya?' Suara itu mengagetkan gue,spontan gue menoleh.

'I-iya'

'Ikut gue' ujar siswa yang mengenakan almet merah,almet sekolahan ini kali ya.

'He ayo' ujarnya lagi karena gue masih berdiri membaca tulisan di dinding tadi kalimat terakhir yang gue baca yaitu mentari tak seindah yang kau bayangkan,sayang~.

'I-iya sabar' gue langsung ngejar dia yang berjalan jauh didepan gue,ganggu aja deh.

Dan ternyata gue dibawa keruang kepala sekolah,gue disambut baik oleh ibu kepala sekolah.

'Saya permisi dulu ya bu' ujar anak es itu

'Sebentar fadly,kamu nanti antarkan danilla ya ke kelasnya'

Anak es itu mukanya gak enak banget,jutek. Dia langsung duduk di sebelah gue,risih juga sih diliatin gitu sama dia saat gue sedang mengisi berkas,tatapannya itu loh tajam dan dingin. Setelah gue selesai mengisi berkas berkas itu gue harus menunggu ibu kepala sekolah yang sedang menerima telepon. Saat gue menoleh kearah anak es itu dia sedang melihat kearah gue.

I Swear, I Wont CryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang