EMPAT

95 10 18
                                    

Bagaimana bisa? Hanya dengan waktu yang singkat,rasa itu kembali lagi.

Pagi ini gue bangun agak telat,yaa karena semalaman gue nungguin kak alvin yang gak pulang pulang.

'Kak alvin kemana sih yaampun' lirih gue agak cemas,karena waktu sudah menunjukkan pukul enam gue bergegas berangkat kesekolah.

Gue berlari menyusuri jalan demi mengejar waktu agar tidak terlambat sampai sekolah,gak peduli dengan rambut dan seragam yang mulai berantakan, gak peduli juga sama keadaan gue yang emang gak boleh kecapean, gue tetep berlari karena jarak dari rumah gue kesekolah itu lumayan dan sialnya gak ada angkutan umum sama sekali yang lewatin sekolah gue.

Yes! gue sampai didepan gerbang sekolah lima menit sebelum bel masuk,gue tersenyum senang seenggaknya gue gak bakal kena hukum.

'Eh tuh danilla,' ujar adit saat melihat gue masuk kedalam kelas dengan napas yang gak beraturan

'Tumben dateng siang?' Tanya adit saat gue baru aja duduk

'Haaa- tar dulu-' gue mencoba mengatur napas gue yang memburu ini sambil mengesa keringat yang mengalir dipelipis gue

'Mau minum?' Tanya fadly

'G-gak elah haha tadi gue kesiangan'

'Seorang danilla kesiangan? halah pembodohan' ledek adit

'Apaan sih bener,semalem gue nungguin kak alvin pulang, ehtaunya sampe tadi pagi pas gue bangun juga dia belum ada dirumah makanya gue kesekolah tadi lari haha'

'Lari?' Adit seperti tak percaya,yaiyalah jaraknya kan lumayan tapi gue bisakan? Haha im a strong girl

Gue menganggukan kepala pertanda iya,adit terperangah. Miris banget ya jadi gue haha

'Mulai besok gue jemput lo ya,kita berangkat bareng' Fadly

'Gak usah dly, lagian juga kak alvin bakal balik kok nanti' kata gue sok menolak haha gak enak jugalah walau dia sahabat gue juga

'Yaudah' jawabnya santai

Bel masuk pun berbunyi,dan kami semua langsung mengikuti pelajaran biologi

Krukuk krukukk~

Gue memegangi perut gue,aduhh laper banget malah istirahat masih lama lagi. Kepala gue juga kerasa berat, pas gue menutupi muka gue dengan kedua tangan sebentar, ada bercak darah di telapak tangan gue.

Please, jangan lagi..

Gue segera meminta izin untuk ketoilet dengan menutupi hidung gue.

Dengan cekatan gue membersihkan darah yang terus mengalir ini.

'Mimisan mulu ih kesel aja gue' keluh gue lalu mengambil sapu tangan dari kantong rok sekolah gue lalu mencoba menyumbat hidung gue agar darahnya berhenti mengalir.

'Danilla,' panggil Rayhan saat gue tengah berjalan menuju kelas

'Kenapa?' Tanya gue dengan saputangan yang masih gue gunain buat menutup hidung gue

'Lo lagi flu?'

'Ada apa? Langsung aja.' Ujar gue to the point karena gue gak kuat lama lama berdiri

'Nanti pulang sekolah ada waktu gak? Gue pengen minta bantuan lo gitu deh,kan lo pinter matematika makanya gue kek pengen lo ngajarin gue gitu, boleh?'

I Swear, I Wont CryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang