EMPAT BELAS

55 3 0
                                    

Tuhan..
Jangan ubah rasa ini,
Jangan ubah menjadi yang lebih

☆☆☆

Sekitar pukul 19.08 gua sampai dirumah danilla, dengan memakai pakaian yang sederhana gua tau kalo gua terlihat begitu mengagumkan.

'Tumben bawa mobil haha' ledek gadis yang sangat gua cintai

'Kan ini malem, gua gak mau nanggung kalo lo masuk angin karena jalan sama gua'

'Oh gituu haha'

'Ayo'

akhirnya kita berangkat menuju mall terdekat untuk menonton film, walaupun gua paling mager yang namanya nonton kek gini, tapi demi jalan sama dia mah apa juga gua lewatin

'Mau nonton apa?' Tanya gua lembut setelah mereka masuk ke XXI

'ILY FROM 38.000ft aja yuk'

'film lain' , jujur gua paling males nonton film begituan,pasti isinya cuma cinta cintaan,nangis, ahh ketebak.

'Tadi nanya mau nonton apa,udah dijawab malah suruh ganti' ujarnya bete, haa oke gua ngalah

'Yaudah kita nonton itu'

'Film lain aja' jawabnya ketus, yee nih anak ya sifat ceweknya kambuh

'Laa..'

Dia diam, mengalihkan pandangannya ketempat lain

'Heyy'

'Apasih'

'Maaf yaa'

DANILLA POV

'Maaf yaa'

Deg!

Sumpah demi apa gue degdegan, haa ini kenapa sih kok omongan fadly yang lembut kaya gitu malah bikin gue dagdigdug gak jelas

'Yaudah tunggu, gua beli tiketnya dulu' ujarnya merangkul gue singkat sambil tersenyum lalu pergi mengantri untuk mendapatkan tiket yang gue mau

♡♡♡

Sekitar pukul 21.30 kami keluar dari studio, filmnya baper sumpah apalagi pas bagian aletta sama arga itu tuhhh asddfl!
Setelah menonton rasanya canggung banget sumpah, ah persetan nih gue masih kepikiran sama perlakuan dia yang tadi

'Laper gak?' Tanyanya

'Gak usah langsung pulang aja' jawab gue, suasana hati lagi gak kondusif nih

'Gua nanya lo laper apa engga, bukan ngajak makan'

'Ohiya yaa.. g-gak gue gak laper'

'Kenapa sih?'

'Kenapa apanya?'

'Yaudah ayo gua anter balik' katanya yang langsung pergi gitu aja, heyy.. lo itu lagi jalan sama orang bukan jalan sendirian










Di dalam mobil rasanya gue pengen nangis, sumpah gue ngerasa sedih aja tapi gak tau apa yang disedihin, ah gila jangan malu maluin deh laa didepan fadly

'Laa..'

Gue menoleh,sempat terkejut juga sih karena saat menoleh posisi gue sama fadly memang cukup dekat tapi masih ada jarak diantara kita

'Apaansi anjir kok jadi tegang ya haha' ujar gue mencoba mencairkan suasana

'Gua mau marahin lo.'

'Dih?'

'Gua gak suka lo deket deket sama rayhan.'

'Gue sama dia cuma temen dly'

'Ya intinya gua gak suka. Gua mau lo jauhin dia.'

'Lah? Apa apaan si, kok lo jadi gini?'

'Gua mau lo jauhin dia.'

'Apaan sih. Denger ya dly, gue berhak temenan sama siapa aja, lagian apa urusan lo larang larang gue buat deket sama rayhan'

Dia diam. Seperti ada hal yang ingin ia katakan namun tak diucapkan. Gue menatap matanya yang sekarang menjadi tajam itu

'Gua sadar gua gaada urusan buat ngelarang lo. Gua cuma sayang sama lo. Makanya gua mau lo jauhin dia. Tapi. Kalo emang lo keberatan ya gapapa. Gua emang gak ada urusannya kan buat ngatur pertemanan lo' ujarnya lalu tersenyum kecil dan langsung menyalakan mobil

Apa maksud lo sih dly, kenapa lo jadi gini? Apa lo cemburu liat gue sama rayhan? Kalau iya, kenapa lo gak bilang? Atau guenya yang salah? Salah karena nyangka lo cemburu sama gue.

FADLY POV

Mobil gua hentikan tepat didepan rumahnya, walau ini malam yang gak seperti gua harapin tapi gua seneng kok

'Makasih ya buat malem ini'

Danilla hanya mengangguk,terlihat mimik wajahnya ia tengah menahan sesuatu maka gua putuskan untuk menahannya saat ingin keluar dari mobil

'Kenapa sih?' Tanya gua lembut,namun ia tetap bungkam

Gua menarik napas berat, mengangkat kepalanya yang menunduk

'Heyy kok nangis? Kenapa?' Tanya gua, jujur gua kaget liat dia nangis tanpa sebab

'Danilla kenapa? Hm?'

Heran, semakin gua tanya, tangisnya malah semakin pecah. Gua putuskan buat meluk dia, tangisnya sama seperti waktu malam kemah. Apa gua yang buat dia sedih?

'Laa.. maaf' ujar gua yang semakin erat memeluk dia

'Maaf juga dly'

'Maaf buat apa?'

'Maaf karena udah bikin lo punya rasa sama gue'

'Perasaan gak ada yang tau laa.. perasaan gak bisa di buat buat. Gua suka sama lo. Gua sayang sama lo. Bahkan gua cinta sama lo itu murni bukan karena salah lo, bukan karena lo yang buat. Tapi, karena hati gua yang ingin. Ingin diisi sama lo'

'Tapi gue..'

'Gua ngerti laa.. gua bakal coba lupain lo kok, karena gua tau. Sampai kapan pun gua maksa lo buat suka sama gua juga itu gak bakal mempan'

'Dly.. bu-bukan itu yang gue-'

'Iyaaa.. lo tenang aja, gua bakal lagi ngusik pertemanan lo kok. Lo mau berteman sama siapa juga terserah lo, udah sana masuk terus tidur'

'Jadi maksud lo, lo mau jauhin gue? Oke. Lupain aja gue, anggap aja gue gak pernah ada. Kalo itu bisa buat lo bahagia,'

'Ohiya, satu hal yang harus lo tau. Gue juga sayang sama lo lebih dari sahabat'

Danilla langsung keluar dari mobil gua, apa mungkin yang dia bilang itu bener? Dia juga punya perasaan yang sama? Tapi kenapa? Kenapa lo bilang setelah kita berdebat kaya gini, setelah semuanya kacau?!





























Haiii im comeback setelah melewati hari hari yang sibuk yasik😂😂

Semoga suka yaa.. nanti dilanjut lagi😊

Vommentnya jan lupa cui.

♡emiriadwijaya

I Swear, I Wont CryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang