Semua karyawan yang berada diloby terperangah tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Bukan karna melihat atasan mereka yang keluar dari mobil mewahnya, tidak. Tapi karena seorang wanita yang diseret paksa oleh presdir mereka, Park Shinhye. Wanita itu kini terlihat sangat cantik, rambutnya yang digerai, tubuh mungil yang kini terbalut dress hitam selutut berlapis blazer rajut putih. Dengan heels putih membuat kaki indahnya tampak terlihat jenjang. Dia benar-benar berbeda, tidak seperti Park Shinhye office girl yang mereka kenal, dia cantik.
"Ah, itu memalukan" desahnya, saat ia telah memasuki lift khusus untuk pentinggi perusahaan.
Ia menatap tak suka pada laki-laki yang hanya tertawa renyah tanpa beban dan rasa bersalah disampingnya itu.
"Kau harus terbiasa, kau akan menjadi sekretaris ku untuk satu minggu kedepan nona Park" jelas nya setelah ia selesai dengan tawanya.
"Eh, kenapa aku ? Jonghyun ?" tanyanya sambil berlari kecil mengikuti langkah Presdir menyebalkannya itu keluar dari lift.
"Jonghyun cuti. Ada urusan" katanya santai, padahal, pada kenyataannya, laki-laki itu sendiri yang tadi malam menelpon Jonghyun, membebaskan Jonghyun dari segala rutinitas kantor, dan tentu saja tanpa protes Jonghyun langsung mengiyakan. Dan ini lah yang terjadi, Park Shinhye menjadi sasarannya.
"Lalu, kenapa aku ? kenapa bukan orang lain ?" tanya Shinhye yang masih terus berusaha mengimbangi langkah Yonghwa.
Yonghwa berbalik, menatap Shinhye dengan senyum manis nya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia mengacak gemas rambut Shinhye yang tergerai bebas, membuat rambut coklat itu hampir menutup seluruh wajah cantik nya.
"Selamat bekerja" ucapnya sambil mengerlingkan matanya sebelum menghilang dibalik pintu coklat yang menjadi sekat ruangannya.
"Aish, selalu semaunya"
***
Shinhye terus mendesah berat, entah sudah untuk keberapa puluh kalinya. Serius, ini bukan seperti pekerjaan seorang sekretaris, bagi Shinhye pekerjaannya sekarang lebih kepada sebagai pelayan pribadi atau mungkin sebagai penjaga pribadi. Bagaimana tidak, laki-laki itu, aish, presdir abal-abalnya, Jung Yonghwa. Semenjak tiga jam yang lalu, ia terus saja meminta Shinhye untuk tetap duduk tenang dihadapannya tanpa melakukan apapun, ah dan sekali membuatkan kopi untuknya. Apa benar pekerjaan seorang sekretaris seperti ini ? Demi apapun, Shinhye mengeluarkan sumpah serapahnya dalam hati yang ia tunjukan pada Presdir didepannya yang sok berlaga sibuk dengan tumpukan kertas dalam map yang harus ia periksa dan ditanda tangani.
"Jangan terlalu memandang ku, aku takut kau terpesona"
"Tidak akan" jawab Shinhye acuh. Terlihat jelas diwajah cantiknya ia benar-benar bosan.
Shinhye menompang wajahnya dengan kedua tangannya yang ia sandarkan diatas meja kerja Yonghwa, mengembungkan pipinya yang membuat wajahnya terlihat sangat menggemaskan, dan menatap sendu kearah Yonghwa.
"Tuan abal-abal" panggilnya pelan yang hanya dijawab gumaman pelan dari yang dipanggil.
"Kau. . . . "
"Apa ?" tanya Yonghwa menatap Shinhye yang menggantungkan ucapannya.
"Ah~ kenapa kau sangat menyebalkan ?" tanyanya asal membuat laki-laki didepannya menatap serius kearahnya, dan sesaat tersenyum manis sebelum fokus perhatiannya kembali pada setumpuk berkas dimejanya.
"Itu karena kau belum mencintai ku" sahutnya asal, membuat Shinhye mendesis.
"Tidak akan, aku tidak akan menyukai pria menyebalkan sepertimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Fanfiction"Aku mencintainya. Tapi tidak untuk sekarang, karena kamu pemilik kehidupanku hari ini, besok dan nanti" -Yonghwa- "Cinta perlu proses. Perlu pendekatan. Perlu keyakinan. Tapi jika mencintai orang seperti mu, aku rasa itu hal yang menarik meski tanp...