"Apa mau mu ?!"
"Heol, anda tidak sopan tuan. Seharusnya anda mengajak saya untuk duduk bersama dan minum kopi"
"Katakan saja apa mau !!!"
"Ok. Jadi begini, saya Jung Yong Hwa. Dan saya mengenal kalian berdua. Anda Lee Hyun Jung kan ?" tebaknya, menunjuk seorang pria berjas hitam. Lalu menoleh kerah lain, memperhatikan pria tua lain yang memiliki rambut putih yang lebih banyak.
"Dan anda Choi Hyun Sik. Ya, saya rasa saya benar"
"Jadi apa mau mu ?!" bentak Hyun Sik dengan nada suaranya yang tinggi. Membuat para pelanggan cafe yang lain menatap mereka.
"Tidak ada. Hanya saja, saya ingin bilang, jika ibu saya adalah teman-teman dari istri anda berdua dan saya juga mengenal mereka. Mungkin, jika kalian ingin, saya bisa meminta mereka datang agar menemani kalian. Jadi kalian tidak perlu repot menggoda wanita lain. Dan aku pikir melakukan double date diumur setua ini cukup bagus"
"Kau.... kau mengolok-ngolok kami ?"
"Oh tidak. Mengolok-ngolok orang tua seperti kalian didepan umum itu sungguh tidak sopan. Aku hanya ingin membantu kalian saja. Apa kalian ingin aku menelponkan istri kalian ?" tidak ada jawaban dari keduanya. Yong Hwa pun mengeluarkan ponsel dari balik saku jasnya, menggeser-geser layar ponselnya yang ia sendiri pun tidak tau ingin mengetik apa. Hingga kedua pria paruh baya itu saling menatap dalam diam dan lalu pergi.
"Cih, kakek-kakek mesum. Tapi takut istri" cercah Yong Hwa. Ia tau dengan kedua pria itu, karena mereka pernah melakukan kerja sama sekitar dua tahun yang lalu. Dan ayah Yong Hwa juga sering mengatakan banyak hal tentang pria-pria pembisnis yang ia kenal, termasuk dua ahjussi tua mesum itu. Dan soal istri mereka, Yong Hwa hanya bergurau untuk itu. Dia seorang anak muda yang tidak mungkin ikut berbaur dengan perbincangan para ahjumma. Apalagi mengingat jika dia adalah orang yang tertutup akhir-akhir ini membuat semua hal itu menjadi tidak mungkin untuk dia mengenal teman-teman ibunya.
Tanpa sengaja Yong Hwa berbalik, menemukan pandangan sendu yang menatapnya dalam diam. Seandainya akalnya tidak berjalan, mungkin dia akan mendekatkan jarak mereka dan mencium bibir putih pucat itu dengan lembut. Tapi Yong Hwa tau diri dimana dia sekarang, dia masih sadar walaupun dia ingin melakukan semua.
Yong Hwa dapat melihat senyum tulus itu terpatri dibibir mungil itu, sangat indah. Mata bulat wanita itu bahkan bergerak-gerak, seolah ia sedang menari menggoda mata lain didepannya. Dan hal yang lain yang bisa Yong Hwa rasakan, tangan mereka masih tertaut, menimbulkan efek dingin dan hangat secara bersamaan.
"Terimakasih" dan bertepatan dengan itu, Shin Hye jatuh dalam pelukan Yong Hwa.
***
Suara khas ketukan pintu menyusup masuk kependengar gadis yang masih berada dibalik selimut tebalnya. Ia mengucek matanya lembut dan sangat kaget saat jam dinding menunjukan pukul 10 pagi.
Dia bergegas bangun dari tempatnya tapi tiba-tiba pusing kembali menyerangnya. Seorang wanita tua dengan senyum manisnya telah masuk, mendekati putrinya yang masih memegangi kepalanya.
"Ini makanlah. Kau sangat terlihat lelah Hye"
"Kenapa eomma tidak membangunkan ku ? Aku terlambat kerja kan sekarang"
"Aigoo, kau masih sakit. Tapi masih memikirkan pekerjaan"
"Aku tidak pa-pa eomma. Aku baik" gadis itu memeluk tubuh renta wanita yang ia panggil dengam sebutan eomma. Setiap hari yang dijalani hanya untuk wanita itu. Tidak perduli jika panas, hujan atau badai menerpa kotanya. Tidak mengeluh disaat badannya sendiri mulai merasa letih. Jika tidak seperti itu, siapa yang akan bisa menolong keluarganya ? menolong pengobatan orang tuanya ? tentu saja tidak ada. Uang tidak jatuh dari langit. Dan orang lain belum tentu akan perduli.
![](https://img.wattpad.com/cover/54338137-288-k295857.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Fanfiction"Aku mencintainya. Tapi tidak untuk sekarang, karena kamu pemilik kehidupanku hari ini, besok dan nanti" -Yonghwa- "Cinta perlu proses. Perlu pendekatan. Perlu keyakinan. Tapi jika mencintai orang seperti mu, aku rasa itu hal yang menarik meski tanp...