KookV

59K 1.8K 61
                                    

Cuaca seoul sedang tidak bersahabat hari ini. Sama seperti hati pemuda berumur dua puluh dua tahun, yang sedang menikmati derasanya hujan di sudut ruang kelasnya. Pemuda berparas tampan dan bertubuh tinggi, itu bernama Kim taehyung.

Taehyung sebenarnya merupakan pribadi yang terbuka dalam hal apapun. Termasuk kekasihnya, maaf lebih tepatnya. Mantan kekasihnya. Ia lebih sering menceritakan setiap kejadian yang dialaminya pada temannya terbaiknya. Park Jimin.

"Aku merasa menyesal telah jatuh dan menaruh hati padanya"

Taehyung menghela nafas dan mencium aroma petrikor yang sedikit masuk ke indra penciumannya.

"Rasa menyesal itu pasti ada. Tapi kau tidak bisa membuat semua itu menjadi sesuatu yang kau inginkan." Seru Jimin yang duduk disebelah taehyung sambil memainkan permen gagang di tangannya.

Taehyung mendesis pelan sambil mengacak rambutnya kasar. "Bodoh! Taehyung kau bodoh" Air mata jatuh perlahan dipipi taehyung. Jimin yang melihat taehyung seperti ini hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan sambil mengusap punggung taehyung.

"Ini bukan salahmu taehyung. Bukan. Dan berhentilah menangisi orang yang sama sekali tidak mempedulikan dirimu, Taehyung!"

Taehyung menundukan kepalannya diatas meja. Ia meringis saat jimin berkata seperti tadi. Namun, perkataan jimin benar adanya. Mana mungkin seorang Jungkook akan mempedulikan dirinya kembali? Mustahil sekali.

"Aku menyesal, Jimin. Sangat menyesal telah menaruh hati padanya, yang pada akhirnya ia hancurkan. Aku menyesal telah memberi seluruh kepercayaanku padanya dan pada akhirnya kepercayaan itu ia runtuhkan. Aku menyesal telah mencintai si brengsek itu. Aku menyesal, Jimin!!"

Tangisan taehyung semakin memilukan di pendengaran jimin. Sungguh jimin tidak ingin melihat sahabatnya terpuruk sebegitu dalamnya, seperti saat ini. Jimin pun menarik tubuh taehyung dan memeluknya erat. Jimin tidak peduli jika bajunya akan basah dengan air mata taehyung. Yang ia pedulikan hanya taehyung. Ya, Jimin sebenarnya menyukai taehyung. Namun, hal itu sekarang hanya gapaian semata yang tidak bisa ia raih.

Namun, saat itu juga. Sepasang mata menatap Tajam kearah dua insan yang sedang berpelukan itu. Kedua tangannya mengepal hingga kepalan itu membuat buku jarinya memutih menahan emosinya.

Pemuda itu menatap Jimin yang mulai mengelus kepala taehyung dengan pelan. Pemuda itu geram dan ingin memukul wajah jimin dengan sekuat tenaga. Yang mana telah menyentuh milikinya. Ingatkan, miliknya.

Brak.

Jimin spontan melepaskan pelukannya dan memberi jarak antara dirinya dan taehyung. Saat suara pintu kelas terbanting keras. Taehyung yang masih sedikit terisak pun menatap sosok pemuda dihadapannya dengan tatapan teriris.

"Jung..jungkook-ah" ucap taehyung dengan suara pelan dan sedikit bergetar menahan tangisannya pecah kembali.

Pemuda yang diketahui bernama jungkook. Lebih tepatnya kekasih, uh maaf. Mantan kekasih Taehyung. Jungkook menatap jimin dengan tatapan yang penuh amarah.

"Apa apaan kau kim taehyung!" Geram jungkook menarik paksa taehyung hingga pemuda itu bangkit dari duduknya.

Taehyung bungkam. Dan bibirnya mengeluarkan ringisan kecil karena genggaman jungkook yang kuat di lengannya.

"Kau yang apa apaan Jungkook?! Untuk apa kau datang kemari, hah? Tidak puaskah kau terus menyakiti taehyung, brengsek?" Jimin membentak jungkook dengan garang.

"Maaf tapi ini urusanku dengan taehyung. Dan kau tidak perlu ikut campur dalam hubunganku dengan taehyung. Lebih baik kau keluar."

Jimin tertawa meremehkan kearah jungkook. Dan taehyung menatap kedua pemuda dihadapannya dengan takut.

[K.V Oneshot] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang