Cerita dengan alur cepat membosankan, gajelas dan lain-lain.
.
.
.
.
.
Kim Taehyung. Nama pemuda manis dan ramah. Senyum yang manis bagaikan gula. mata yang menyipit ketika tertawa maupun tersenyum. Membuat semua orang menyukai dirinya. Baik secara fisik maupun hati nurani.Namun, mereka hanya tahu semua itu dari sampulnya saja. Tidak dengan segala isi dan makna tersimpan dari diri taehyung. Taehyung hanya menjalankan perannya sebagaimana yang orang-orang ketahui. Sebenarnya, ia tidak bisa disebut periang ketika hati yang sesungguhnya berteriak kesakitan dan tidak bisa disebut juga dengan seseorang yang memiliki senyum manis jika dibalik itu menyimpan beribu luka yang tersimpan rapih.
Taehyung tahu harus bagaimana cara menutupinya. Taehyung juga paham harus bertindak sebagaimana mestinya ia menjaga semuannya. semua rasa sakitnya terhadap sosok itu.
Dan setiap konflik sebuah cerita pasti ada inti permasalahan. Dan masalah yang terlampir pada diri taehyung adalah Jeon Jungkook. Hanya dua kata itu yang bisa meruntuhkan semua sifat-sifat taehyung yang tertampang. Dan mungkin itu tidak akan berlangsung lama.
"Taehyung!"
Suara familiar merasuki pendengaran taehyung dengan diiring detakan sepatu yang memukul lantai koridor kampus. Taehyung menoleh kearah orang itu dan menaikkan alisnya bingung.
"Kau kenapa jimin?" Taehyung melihat sahabatnya kacau. Nafas yang memburu dan baju yang jauh dari kata rapih.
"Apa kau berlari dari apartemen hingga ke kampus?" Tanya taehyung dengan polos.
"Sial! Aku tidak melakukan hal itu. Aku hanya ingin memanggilmu saja." Ujar jimin diiringi cengiran bodohnya dan taehyung hanya memutar malas bola matannya.
Taehyung melanjutkan perjalanannya menuju kelas dan meninggalkan jimin yang masih mengatur nafasnya yang memburu. "Tunggu aku!"
....
Jeon Jungkook memilih menikmati makan siangnya di kanti. Karena biasannya ia selalu makan dikelas karena alasan ia sedikit kurang suka dengan ocehan para mahasiswi yang terus saja menyebut namannya. Dan asalkan kalian tahu, jungkook merupakan pangeran kampus. Bagaimana tidak? Wajah bagaikan pahatan sempurna para dewa. Tubuhnya begitu tegap dan sempurna. Lalu apalagi yang kurang?
"Wah wah, lihat Sang pangeran sekarang. Ia sedang duduk dimeja kantin dengan segerombolan mahasiswi yang terus meneriakkan namamu" ejek Hoseok.
Jungkook mendelik tajam pada hoseok yang dengan seenak jidatnya berkata seperti itu. "Hyung! Apakah hal aneh jika aku berada di kantin?"
Hoseok menggelengkan kepalannya pelan. "Tidak aneh sama sekali. Hanya terkejut saja. Biasanya kau dikelas bersama Suga hyung. Dan ngomong-ngomong kenapa dia tidak bersamamu?" Hoseok memasukkan potongan kentang goreng kedalam mulutnya.
"Entah. Aku tidak tahu kemana suga hyung pergi." Jungkook pun langsung meminum milkshake cokelatnya yang sedari tadi ia pesan.
"Oh, jungkook."
"Hm"
"Bagaimana dengan taehyung? Pertanyaan hoseok bagaikan listrik yang konslet secara mendadak dan hal itu membuat jungkook tersedak dengan ucapaan hoseok.
"Sial! Aku tidak peduli lagi. Dia juga sudah tidak menganggapku. Jadi aku juga tidak mempedulikan hal apapun" jawab jungkook dengan nada malas.
Hoseok menggelengkan kepalannya untuk kedua kalinya. "Kau tidak bisa seperti itu. Ini juga merupakan salahmu yang dengan tega begitu saja memutuskan tae. Padahal kau yang salah, tapi kenapa kau yang marah dan memutuskan tae?"
Jungkook terdiam dengan perkataan hoseok yang memukulnya dengan keras untuk mengingat kejadian yang sudah ia coba lupakan dan sekarang dipaksa untuk mengingat hal itu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[K.V Oneshot] ✔
FanfictionJeon JungKook X Kim Taehyung Fiction. Warn!BoyXBoy inside! Don't like it? Don't read it! Simple. [Completed]✔