Putus

3.3K 429 8
                                    

"Iya iya. Bawel!" ucap Haeun sambil memutuskan sambungan telfon dari Joohyuk.

Soojung yang duduk di sampingnya itu hanya terdiam sambil memperhatikan jalanan di luar mobil yang mereka tumpangi.

Jadi ceritanya, Haeun lagi ngajakin Soojung nonton Finding Dory di GI. Aslinya Haeun mau ngajak Joohyuk tapi Joohyuk nggak demen film kartun, mau ngajak Sulli ternyata lagi fokus ujian, pas ngajak Suzy ternyata udah nonton sama Taeyong, ngajak Seulgi tapi udah nonton juga, dan sisanya jangan di tanya.

"Macet nih," kata Soojung. "Kayaknya telat deh nanti?"

Haeun mengangguk membenarkan perkataan Soojung, jika sore begini Jakarta sangatlah macet.

"Yaudah deh, kita jalan-jalan aja?" tawar Haeun yang kemudian di setujui oleh Soojung.

Mobil kembali berjalan melewati jalanan protokol, Soojung dan Haeun mengisi kesunyian di mobil dengan mengobrol tentang pasangan masing-masing. Mmm, kayaknya cuma Haeun deh, soalnya Soojung tidak berbicara apa-apa tentang Minhyuk.

"Jadi gimana kabarnya?" tanya Haeun.

Soojung tersenyum kaku, "Doi?" tanyanya ragu.

"Iya, doi lo. Siapa lagi yang mau gue tanyain?"

"Tetep aja,  nggak ada kabarnya." Jawab Soojung.

Haeun merasa canggung, karena setelah ia bertanya tentang Minhyuk, Soojung seperti tidak nyaman.

Baru Haeun akan membuka suara, ternyata ponsel Soojung lebih dulu berbunyi. Sebuah panggilan LINE masuk saat Soojung melihatnya dan ternyata-

"Minhyuk?", Haeun terkejut seusai melirik layar ponsel Soojung.

Soojung tiba-tiba merasa nervous saat melihat panggilan tersebut.

"Ayo angkat!" seru Haeun sembari menghentikan mobil karena macet.

"Halo?" suara Soojung terdengar kaku saat menerima telfon itu.

"Sooj?"

Itu suara Minhyuk.

Suara yang sudah 2 bulan ini tidak terdengar olehnya lagi. Suara yang selama ini menghantuinya, menyiksanya dalam mimpi. Suara yang ia rindukan.

"Iya, apa?" balas Soojung pelan.

"Very long time no see you, Sooj. I miss you to be very honest."

Soojung mulai tidak tahan, ia mengaktifkan loud-speaker dan menyerahkan ponselnya ke Haeun.

Haeun melotot pada Soojung dan menerima ponsel itu, "Ngapain, bego?" tanyanya berusaha tanpa suara.

"Sooj, kamu denger suaraku ga?"

Soojung menggeleng sambil menutup daun telinganya dengan kedua tangannya. Ia sudah tidak tahan mendengarnya.

Haeun bingung, lalu segera mengecek suara dan berpura-pura berbicara menjadi Soojung yang sedang tidak beres itu.

"I-iya, ini aku." Haeun mencoba berbicara sesantai mungkin, sambil memperhatikan Soojung yang mulai menangis.

Ini anak kenapa sih? PMS-nya gini banget.

"Kamu lagi sakit? Suara kamu kok berubah.", Haeun hampir saja menertawakan kebodohan Kang Minhyuk namun dengan segera ia berdeham.

"Aku abis ikut paduan suara di upacara bendera SD aku," jawab Haeun ngasal.

Terdengar suara tawa dari ujung sana. Mau tidak mau, Soojung ikut tersenyum mendengar candaan dan tawa keduanya.

"Maafin aku ya, udah ngilang tanpa kabar.

"Nggak ngucapin mensive, padahal kamu ke kost tapi aku belom balik ngampus."

Dari sinilah tangisan Soojung semakin kencang.

Kilas balik berputar di otaknya, pada waktu mensive ke 3 bersama Minhyuk, Soojung rela menunggu Minhyuk di depan kost-nya dari siang sampai malam, apalagi satu hari sebelumnya Soojung merelakan tangan mulusnya berkutat dengan makhluk di dapur untuk membuat rendang kesukaan Minhyuk.

Lalu satu minggu yang lalu adalah mensive Soojung & Minhyuk yang ke 4, kali ini Soojung mengirim video ke Minhyuk. Video berdurasi 15 menit berisikan Soojung yang sedang menyanyikan lagu Back To December-nya Taylor Swift. Kalau di tanya kenapa harus lagu itu? Karena bulan desember tahun lalu adalah bulan dimana Soojung dan Minhyuk mulai PDKT dan sayang-sayangan. Dan di susul celotehan Soojung tentang hubungan mereka.

Itulah alasan kenapa Soojung nangis.

Belum lagi, Soojung sering kesepian. Di saat teman-temannya sibuk bersama kekasihnya, mungkin hanya Jung Soojung seorang yang kesepian menunggu kabar dari Minhyuk.

Nyesek? Banget.

"Sooj?" bisik Haeun sambil mengelus bahu Soojung yang bergetar itu.

Soojung mengangkat wajahnya yang sudah basah dengan airmata lalu berbisik, "bilangin; Aku gapapa," jawabnya pelan sambil mengusap pipinya.

"A-aku gapapa kok. Hehehehe," Haeun mengikuti perkataan Soojung, membuat gadis itu tersenyum sembari menggumam terimakasih.

"Soojungnya abang udah gede ya? Tegar banget kamu."

"Udah, putus aja?" bisik Haeun tidak sabaran.

Soojung menggeleng cepat, dan sebelum menjawab Haeun, Minhyuk kembali bersuara.

"Tapi tegarnya kamu malah bikin aku makin bersalah, Sooj."

Haeun langsung memutuskan sambungan telfon itu dan memeluk Soojung sambil mengumpat. Beruntung macet masih panjang sehingga Haeun tidak perlu terburu-buru.

"Gue bilang juga apa? Putus aja."

Gelengan Soojung membuat Haeun semakin membenci Minhyuk.

"Goblok banget si Kunyuk! Cewek baik di sia-siain. Di tinggalin mulu. Bangsat kesel!" jiwa lelaki Haeun mulai terlihat dengan keluarnya kata-kata kasar.

Soojung semakin menangis. Ia benar-benar lelah, tidak bisa berfikir lagi. Hanya satu yang ia pikirkan saat ini; ia ingin hal ini tidak terjadi padanya, tetapi ini semua sudah keputusannya dari awal. Soojung sendiri tau kalau Minhyuk adalah mahasiswa teknik yang sangatlah rajin, dan Soojung tau juga kalau project jurusan itu cukup menyita waktu Minhyuk.

Layar ponsel Soojung menyala, menandakan sebuah pemberitahuan masuk.

Pemberitahuan LINE, chat dari Kang Minhyuk.

Minhyuk : Sooj

Minhyuk : Maaf.

( read at 05:57PM )

Minhyuk : Aku udah nggak bisa main main lagi

Minhyuk : Aku serius, it's over

Minhyuk : Aku mau fokus sama masa depanku

Minhyuk : Jaga diri baik baik. Jangan banyak main

( read at 06:11PM )

"Kita balik aja ya?", Haeun mencoba menstabilkan emosinya setelah memblokir LINE Minhyuk sambil menenangkan Soojung yang masih menangis.

Soojung hanya diam.

"Udahlah, nggak usah nangis. Dia aja nggak nyuruh lo berhenti nangis, itu buktinya dia nggak peduli lagi sama lo."

Haeun menjauhkan dirinya dari Soojung dan memandang kawannya dengan pandangan penuh arti. Lalu ia menjalankan mobilnya, berputar balik menuju rumah Soojung lagi tanpa memperdulikan Finding Dory.

SOOJUNG & JONGINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang