Chapter 3 : Kepo

90.2K 5.7K 535
                                    

Megan memberhentikan mobilnya tepat di depan rumahku. Melepaskan seat belt ku lalu dengan gugup aku pun menoleh padanya, "Thanks ya, udah nganter gue sampe rumah."

Megan mengangguk, "Iya. Gue bisa anter jemput lo kemana aja lo mau. Jadi lo gak usah malu buat minta itu, oke?"

He? Aku hanya melongo menatapnya, terkejut mengapa Megan sebaik ini padaku. Aneh kan? Apalagi dia ini ketua komunitas terkenal di sekolahku. Jangan-jangan semua yang dia lakukan ini ada maksud tertentu. Hm, aku jadi curiga.

"Yaudah, lo masuk rumah sana, udah malem. Good night, sampai bertemu besok." lanjut Megan lagi. Aku hanya mengangguk lalu keluar dari mobilnya. Aku menjadi tambah curiga padanya.

Memasuki kamarku, kurebahkan tubuhku di tempat tidur ternyamanku ini. Tempat tidur ini sudah kupakai sejak aku kelas 3 SD. Bayangkan saja betapa tua nya tempat tidurku ini. Aku tidak pernah ingin menggantinya, karena rasanya akan berbeda. Entahlah, aku pun tidak mengerti kenapa bisa begitu.

Aku lalu mengeluarkan ponselku dan tidak ada notifikasi apapun. Ya kau tahu sendiri bagaimana nasib seorang jomblo sepertiku. Rasanya ponselku saja tak berguna sama sekali. Jika di ibaratkan, mungkin ponselku ini sudah usang dan memiliki banyak sarang laba-laba. Hiii mengerikan sekali.

Entah apa yang memasuki diriku malam ini. Tiba-tiba saja aku terpikirkan untuk mencari tahu soal Megan di sosial media alias kepo. Aku mengetik nama Destroyer di kolom search instagramku. Dan kudapatkan instagram Destroyer itu karena beberapa teman di instagramku sudah mengikuti akun itu, maka akun itu berada paling atas saat aku mencari namanya. Aku lalu membuka foto kedua, yang ku yakin itu adalah foto Megan.

DestroyerAC : Ketua Destroyer Auto Club Community, Achmad Megantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DestroyerAC : Ketua Destroyer Auto Club Community, Achmad Megantara. Ganteng kan? Siapa yang mau?

View all 35 comments

VegaPutri : 😍😍😍😘😘😘

KelvinBagaskara : Ganteng tapi jomblo, min kasian.

Claveron : @KelvinBagaskara temen terbangsat emang hahaha

RamonGeraldy : @Claveron @KelvinBagaskara awas kalo paketu marah babak belur lo semua😂

Melihat tag yang ada di akun itu, segera saja ku tekan layar ponselku ketika muncul nama achmadmegantara disana. Baru saja akan melihat isi followers nya, tanganku dengan bodohnya memencet kolom follow. Sial. Mengapa selalu begini setiap akan kepo akun seseorang!

Karena merasa malu sendiri, akhirnya aku menutup aplikasi instagramku. Ah tamat sudah riwayatku.

Drrrtt.

Ponselku bergetar dan memunculkan nama Megan disana, urgh pasti tentang instagram!

Megantara : Kalo mau follow ya follow aja kali, gak usah di unfollow lagi. Labil amat, lucu deh.

Dih? Benar kan, dia pasti tahu kalau aku sudah kepo akun instagramnya. Ini benar-benar memalukan! Aku berusaha mengacuhkan ponselku dan menutup mataku secara paksa agar bisa tertidur tanpa apapun yang mengganggu pikiranku sekarang.

**

Mataku terbangun ketika alarmku berbunyi. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 lebih 30 menit, sementara masuk sekolah adalah pukul 6 lebih 45 menit. Ya bagaimana lagi, bangun pagi adalah hal yang paling sulit ku lakukan. Bangun yang terasa paling surga itu ya mungkin sekitar jam 10 sampai jam 11 siang. Tak heran kan jika aku sering kali masuk terlambat.

Setelah mandi sekitar 10 menit sambil bernyanyi-nyanyi dengan bebas, aku lalu bersiap memakai seragamku. Dengan rambut yang kubiarkan terurai, aku pun pergi ke sekolah dengan menggunakan ojek agar cepat sampai sekolah.

Sejuta sial! Gerbang sudah tertutup rapat-rapat ketika baru saja aku sampai sekolah. Urgh, bagaimana aku akan masuk? Tidak ada jalan belakang, sekolah ini terkenal ketat sekali dalam hal kedisiplinan. Biasanya ada Pak Hanung, satpam sekolah yang selalu setia membukakan gerbang ini untukku. Namun, tak bisa kutemukan pak Hanung di pos satpam walaupun aku sudah berteriak memanggil namanya berkali-kali. "Pak! Pak Hanung! Bapaaaak! Toldong.. Tolong dong." ucapku dengan lirih.

"Gerbang gak akan di buka, kecuali lo masuk ntar begitu bel istirahat pertama." ujar seseorang dari sampingku, aku sudah mengenal suara ini dan benar saja, itu Megan.

"Sok tahu!" seruku lalu ku edarkan kembali mataku yang masih saja berusaha mencari Pak Hanung.

"Yaudah. Gue cuma kasih tau lo doang. Kalau lo masih tetep mau berdiri di situ ya terserah, mau ngikut gue juga gak apa-apa." Megan lalu memutarkan tubuhnya berjalan meninggalkanku.

"Yaudah, gue ikut."

**

Duduk di antara banyaknya lelaki yang juga siswa SMA Belitung dengan malu. Megan membawaku ke markas tempat dimana ia bersama teman-temannya berkumpul. Dia benar-benar menyebalkan!

"Kecengan baru mah gitu, gak bilang-bilang.. tau-tau bawa aja." seru teman Megan yang.. entahlah aku pun tak mengenalnya.

Megan hanya tersenyum, "Buat apa bilang-bilang? Doain aja biar cepet jadian."

Jantungku berdetak sangat cepat saat Megan melontarkan kalimat itu sambil menatap mataku. Mengapa pula aku seperti merasa malu ketika di tatapnya? Sudah berulang kali aku bilang bahwa aku tidak akan peduli. Kau tidak akan peduli, Mora.

"Kenalin dulu dong, gue Kelvin. Anak buah calon pacar lo." Kelvin ini lalu mengulurkan tangannya.

Dengan ramah aku pun menjawabnya sembari tersenyum, "Mora."

Menunggu jam 9, tiba-tiba saja seseorang sepertinya membelikanku semangkuk bakso. Entah siapa yang memesan itu, tiba-tiba saja Mang Tarjo sudah ada di hadapanku dengan bakso di nampannya  "Dari Megan, katanya neng, harus dimakan."

"A-ah, iya Mang, makasih ya." ujarku. Mang Tarjo pun pergi sementara aku langsung saja melahap bakso itu dengan semangat, karena ya, pagi tadi aku belum sempat sarapan, maka perutku memang sudah sangat lapar sedari tadi.

"Nih, minumnya." Kulihat Megan lalu memberikanku sebotol minuman, di simpannya minuman itu di atas meja, "Abisin bakso nya, gue tau lo belum sarapan tadi. Iyakan?"

"Lama-lama lo udah kayak peramal ya. Semua aja tau." seruku sambil tertawa.

"Iya, tau semua tentang lo itu wajib. Biar suatu saat, kalau gue bisa jadi cowok lo nanti, gue udah tau banyak tentang cewek gue sendiri. Gak perlu lagi gue tanya apa kesukaan lo, apa hobi lo, dan segala macemnya." Megan menatap mataku tajam. Tatapannya membuatku menjadi salah tingkah. Bahkan bakso yang baru saja akan kulahap pun terjatuh dengan suksesnya.

Betapa bodohnya, Mora.

***

Give me ur vote&comments. Be a good readers, thank u:) -e..

Mora & Megan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang