Chapter 5 : Wonderwall

89.8K 6.9K 231
                                    

Terbangun jam 5 pagi setelah tertidur dari kemarin sore ketika sedang asyik chat dengan Megan. Entah bagaimana caranya aku bisa tertidur selama itu, untung saja aku kembali bangun. Bayangkan, tertidur dari jam 6 sore dan terbangun jam 5 pagi, lama sekali kan?

Memang, dari kecil aku di kenal dengan sebutan tukang tidur. Kapanpun dimanapun pasti saja tertidur, seperti sudah menjadi hobiku. Kadang sampai terlalu sulit untuk di bangunkan karena terlalu terlelap. Aku pun tak tahu mengapa bisa begitu, yang jelas selama ini aku merasa tidak masalah dengan itu selagi aku merasa nyaman.

Karena sudah terbangun, akhirnya ku putuskan untuk bergegas mandi dan bersiap pergi ke sekolah. Sesekali datang tepat waktu bagus kan? Mungkin semua guru akan berkata ajaib atau mukjizat itu nyata karena akhirnya mereka melihat seorang Mora bisa datang tepat waktu ke sekolah. Hal yang sepertinya jarang sekali terjadi.

Tepat pukul 6 pas, aku langsung memesan ojek online agar bisa cepat datang ke sekolah. Setidaknya aku akan sampai di sana pukul 6 lebih 30 menit. Masih banyak waktu untuk mengerjakan tugasku. Jangan tanya kenapa, karena ya beginilah, kehidupan siswa SMA.

**

"Cel! Cepetan dong lama banget gue kan mau nyontek!" seruku ketika melihat Acel yang baru saja datang memasuki kelas.

"Ah elah suruh siapa lo gak ngerjain? Keasikan chat sama Megan ya?" ujar Acel seraya menunjuk padaku dengan jari telunjuknya.

Aku menggeleng, "Chat apaan ah! Udah gue mau nugas, lo gak usah ganggu."

Selama fokus dengan tugas, tak terasa bel masuk pun berbunyi. Semua anak-anak dengan cepat memasuki kelas, karena pelajaran pertama adalah pelajaran Pak Syaeful yaitu pelajaran Agama. Pak Syaeful ini di kenal dengan kedisiplinannya, jika ada yang terlambat, pastilah kena hukumannya, yaitu menghafal surat yang sangat panjang dan harus di tes oleh pak Syaeful hari itu juga. Maka dari itu, semua siswa kelasku tidak ada yang berani datang terlambat.

Namun, entah kenapa bukanlah Pak Syaeful yang datang ke kelasku, melainkan Pak Hadi. "Anak-anak, dikarenakan hari ini ada rapat mendadak yang di selenggarakan oleh kepala sekolah, maka hari ini kalian semua di persilakan belajar di rumah ya."

Teman-teman kelasku semua bersorak kegirangan sementara aku hanya diam merasa kesal. "The fuck? Giliran gue gak kesiangan, eh malah di pulangin? Tau gitu gue masih nonton spongebob di rumah!"

Clara tertawa, "Kasian banget sih lo."

Acel dan Clara dengan puas menertawaiku. Kenapa rasanya semua ini tidak adil? Oke, ini terlalu drama.

Aku, Acel dan Clara membereskan buku yang ada di meja bersiap untuk kembali pulang ketika waktu masih menunjukan pukul 7 pagi. Acel mengajakku dan Clara untuk duduk di Kantin.

Seperti biasa, bakso adalah andalan kami. Maka ketika baru saja kami menginjakkan kaki di kantin ini, aku dan yang lain langsung saja memesan bakso. Kami duduk bertiga di kursi paling pojok menunggu pesanan kami datang.

"Jadi, gimana? Lo gak pernah cerita sih." ujar Acel, di tegakkannya tubuhnya itu seperti siap mendengarkan ceritaku.

"Gimana apanya ah." Aku langsung saja mengalihkan pembicaraan yang mengarah pada Megan itu.

"Megan, Raaa! Gimana sama Megan?" tambah Clara yang sama-sama penasaran atau kepo. Nah kan, benar!

"Yaudah gak gimana-gimana, temenan aja." jawabku sambil mengaduk-ngaduk minumanku.

Acel mengangkat satu alisnya, seperti kebingungan, "Temen doang? Kapan dong pacarannya?"

"Ih! Apaan, ya kali Megan beneran suka sama gue."

Mora & Megan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang