Chapter 8 : Megan menyerah & Menghilangkan gengsi

56.9K 4.4K 373
                                    

Destroyer AC Community ( 33 )

Ramon Geraldy : Ya kali anjing!

Kelvin Bagaskara : Kasar ih, Ramon serem :(

Claveron : Gue gak terima kalo lo mau sama Kendall Jenner, itu mah punya gue, Gan!

JackR : HAHAHA ngarep lo semua!

Ramon Geraldy : Tuh si Paketu akibat gagal move on stress!

Claveron : Ah masa kalah sama cowok oon kayak Rasya~

KelvinBagaskara : Ah masa kalah sama cowok oon kayak Rasya~ (2)

Megantara : Hm

Megantara : Gue mau nyerah aja.

Megantara : Gak mau gue kalo harus ngerusak hubungan orang.

Pagi yang kurasa menjadi pagi yang sangat menyedihkan ketika Acel memberikanku sebuah foto capture-an perbincangan grup Destroyer malam kemarin. Ramon memberikan foto capture itu pada Acel agar Acel memberitahuku soal ini. Bodohnya, aku sekarang pun tidak tahu harus bagaimana dan bahkan hanya bisa menangis karena tahu Megan sudah menyerah soalku.

Jika Rasya adalah penyebabnya, harus ku apakan Rasya agar kau kembali, Megan?

"Ra, nanti istirahat Ramon ke kelas katanya. Lo tenang dulu ya, mungkin nanti Ramon bakal bantu.." ujar Acel seperti menenangkanku.

Entah kenapa, hatiku seperti tergores seketika begitu membaca chat di dalam foto capture itu. Sebelumnya tak pernah seperti ini. Mengapa begitu menyakitkan? Padahal dulu aku tidak pernah peduli padanya, tidak pernah mengharapkannya. Ketidakpedulianku berubah menjadi kepedulian yang amat sangat besar sampai aku harus menangis seperti ini. Aku tidak mengerti kenapa, tapi kurasa perasaan ini muncul begitu saja tanpa alasan. Bukan karena harta kekayaannya, bukan karena ketampanannya, bukan karena kepopulerannya karena aku tidak melihat semua itu.

Megan menurutku adalah tipe orang yang menyenangkan, bisa membuat tertawa di tiap harinya. Membuatku begitu nyaman berada di dekatnya. Ia pun seperti sosok pelindungku, rasanya ketika ada Megan semuanya terasa aman. Ia juga lelaki yang sopan dan bertanggung jawab, karena jarang sekali menurutku lelaki badboy seperti Megan mempunyai rasa sopan santun dan tanggung jawab yang tinggi, dan aku benar-benar menyukainya. Bahkan rasa ini melebihi rasaku kepada Rivera dulu.

Megan, katakan padaku bagaimana caranya agar kamu tidak pergi?

"Udah, Ra.. jangan nangis lagi. Kita bakal bantuin lo, kok." ujar Clara di sampingku. Namun, tangisanku ini tetap saja tidak bisa berhenti.

"Ra? Lo kenapa? Ra?" Kudengar suara lelaki dan aku tahu persis siapa orangnya.

"Pake kenapa lagi! Gara-gara lo tau gak!" bentak Clara, ya aku bisa mendengar suaranya.

"Kok gue? Lo ada masalah sama gue, Clar?" tanya Rasya dengan nada jengkel.

Aku lalu mendongkakkan wajahku ke arah sumber suara, "Maaf, Sya. Gue rasa gue terpaksa harus ngomong ini sama lo.." Aku menarik nafas panjang sebelum kembali melanjutkan, "Berhenti ngejar gue, Sya.."

Tubuh Rasya menegang, wajahnya berubah menjadi kekecewaan yang sepertinya amat sangat dalam, "Salah gue apa sama lo, Ra? Gue sayang sama lo. Apa salah?"

"Bukan, Sya.. ada orang lain yang gue suka. Jadi lo gak usah lagi ngejar-ngejar gue."

Rasya menatapku dengan tajam, "Maksud lo Megan? Apa yang lo harapkan dari seorang badboy kayak dia? Kalau lo minta gue buat hapus rasa sayang ini sorry, Ra gue gak pernah bisa. Karena sayang gue tulus dan gak pernah mainin lo kayak Megan!"

Mora & Megan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang