Kelam

486 30 1
                                    

Setelah beberapa menit Tante Zalma dan Gema turun untuk menemui tamu yang dibilang oleh Bi Tuti. Sejujurnya Tante Zalma takut mendengar kabar buruk yang akan disampaikan oleh tamunya tapi ia terlihat seolah tidak takut.

"Selamat siang Bu," sapa salah satu laki-laki berkaos biru.

"Kami dari pihak kepolisian membawa surat panggilan penangkap untuk anak ibu yang bernama Gema karena telah menggunakan narkoba."

"saya rasa bapak salah karena anak saya tidak pakai narkoba Pak."

"Kami tidaj salah bu, ini surat tugasnya," salah seorang polisi memberikan surat kepada tante Zalma hingga membuat tante zalma syok dan menangis.

"Ma, maafin aku. Aku siap terima konsekuensinya."

"Gema bohong sama mama, kan?"

"Nggak Ma karena Gema sudah 2x pakai narkoba itu. Setelah Mama cerita semuanya, aku memang berniat akan menjauhi barang haram itu tapi terlambat," ucapnya dengan lirih.

"Baik Bu, anak ibu kami bawa untuk menjalankan proses selanjutnya," Polisi membawa Gema masuk ke dalam mobil berwarna biru.

***

"Bulan depan kalian akan melakukan praktik di sebuah rehabilitasi narkoba."

"Perkelompok atau perorang Pak?" Tanya salah satu mahasiswa.

"Perkelompok dua orang. Tolong buat kelompoknya hari ini juga agar saya bisa menentukan rehabilitasi mana untuk kelompok kalian."

"Ra, kita satu kelompoknya."

"Siappp, aku tulis nama kamu ya."

Ayura sudah tidak sabar untuk melaksanakan praktik ini, selama kuliah jurusan Psikologi keingintahuannya terhadap semua masalah semakin tinggi. Psikologi adalah dunia baru untuknya yang membuat ia dapat sejenak melupakan Gema.

"Kelompok Ayura, kalian melakukan praktik di rehabilitasi yang ada di kota ini, kelompok Rike kalian ke rehabilitasi Sukabumi," Dosen menyebutkan seluruh kelompok.

Untung saja kelompoknya mendapat bagian di kota ini sehingga tak perlu repot-repot untuk mencari hotel. Selesai mata kuliah ini, Ayura berencana untuk bertemu Rain. Sudah lama ia tidak bertemu dengan sahabatnya yang satu itu.

Pukul 15.23 WIB Ayura bergegas ke kafe tempat kesukaannya bersama Rain, dimana lagi kalau bukan di kafe bata merah. Ayura sudah datang lebih dulu karena Rain memberi kabar bahwa ia terjebak macet.

Sudah sepuluh menit Ayura berada di kafe ini. Jus Sirsak pesanannya pun sudah tinggal separuh gelas. Tak lama kemudian Rain datang menghampiri Ayura. Ketadangan Rain sungguh membuat Ayura bahagia.

"Ayuraaa," panggil Rain.
Ayura berdiri kemudian memeluk Rain, "Ahh Rain, aku kangen kamu."

"Aku juga kangen Ra sama kamu," Rain duduk di depan Ayura.

Persahabatan mereka masih sama seperti saat masa-masa SMA. Walaupun mereka jarang bertemu akibat kesibukan masing-masing tapi sebisa mungkin mereka sempatkan bertemu seperti sekarang ini.

"Rain, kok tumben sih kamu nggak kesini sama Ariq?"
Rain terdiam mendengar pertanyaan Ayura.
"Kita putus."

"Hahahaha, apaan sih Rain. Kok bercandanya kayak gini sih."

"Aku serius Ra."

Ayura terdiam sebelum bertanya kepada Rain, "Kenapa Rain?"

"Aku dan Ariq terlalu sibuk masing-masing Ra. Hubungan seperti itu nggak akan baik."

Ayura sedih mendengar pernyataan Rain. Hubungan Rain dan Ariq adalah hubungan yang Ayura idamkan. Jika Ariq dan Rain putus maka bagaimana nasipnya jika ingin bertanya tentang Gema. Pikirnya dalam hati.

***

Setelah melakukan pemeriksaan dan tes urine, Gema dibawa ke sebuah tempat rehabilitasi yang berada di kota ini. Pihak kepolisian tidak menangkap Gema karena ia bukanlah pengedar melainkan pengguna baru yang tak sulit untuk disembuhkan.

Tante Zamla, Om Dodi, Tante Diana sudah berada di tempat rehabilitasi. Keadaan saat ini tidak seburuk satu bulan lalu. Tak apa Gema berada di tempat ini karena ia ingin sembuh dan menjadi dirinya yang dahulu.

"Gema betul-betul minta maaf Pa."

"Papa sudah memaafkan kamu Ge," Om Dodi memeluk Gema.

Tak lama Gema melepas pelukan papanya, ia menghampiri Tante Diana, "Tante maafin saya. Maaf karena kehadiran saya sembilan belas tahun lalu merusak kebahagiaan Tante beberapa tahun lalu."

"Ini yang dinamakan takdir Gema, kamu tidak salah. Gynea selalu menanyakan kamu Ge."

"Sampaikan salam saya dan permintaan maaf saya kepada Gynea tante."

"Gynea sudah tahu ini sebelum kamu mengetahuinya. Dia sudah memaafkan kamu sebelum kamu meminta maaf. Gynea ingin sekali cepat bertemu kakaknya."

Gema tersenyum mendengar perkataan Tante Diana. Agak canggung mendengar Tante Diana menyebutnya dengan panggilan kakak tetapi memang kenyataannya seperti itu karena Gynea adalah adiknya.

Tidak lama kemudian Ariq datang dengan rasa bersalahnya, ia menceritakan kepada Gema bahwa ialah yang melaporkannya kepada polisi sehingga Gema berada di tempat ini sekarang. Gema tidak marah kepada Ariq justru ia berterima kasih karena Ariq telah membuatnya sadar.

"Gimana kabar Ayura?"

"Sejak gue putus sama Rain. Gue nggak pernah ketemu Ayura."

"Kalian putus."

"Iya Ge, itu pilihan terbaik."

"Sayang, padahal gue pengen banget hubungan Gue dan Ayura sama seperti hubungan lo dan Rain. Semoga lo dan Rain balikan lagi."

"Gue aminin doa lo karena gue nggak tahu gimana kisah gue dan Rain kedepannya."

Petugas rehabilitasi sudah menyuruh Gema masuk ke dalam ruangannya. Tante Zalma, Om Dodi, Tante Diana, dan Ariq meninggalkan rehabilitasi sedangkan Gema mulai melakukan aktivitas barunya di Rehab.

***

Surprise atau nggak? Semoga kalian suka ya sama ceritaku. Kalo suka monggo dilanjutin bacanya. Kalau nggak suka ya silahkan ditinggalkan :'(

Come BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang