7. Wamil

1.5K 53 1
                                    

Summary : "Kau terlalu merisaukan apa yang belum terjadi, Hyung."/ "Hanya saja, aku sudah terlalu tahu bagaimana sifatmu, jadi sulit percaya saat kau mengatakan baik-baik saja, tapi kau terlihat berbeda dari biasanya."/ "... Sampaikan salamku pada Leeteuk Hyung, ne? Hwaiting, Hyung :*"


Tahun 2013 sudah bergulir. Hari demi hari di tahun ini telah terlewati. Tanpa terasa bulan Januari sudah akan berlalu. Meninggalkan banyak kejadian yang akan menjadi kenangan di bulan pertama tahun 2013 ini. Baik itu kenangan yang manis maupun kenangan yang pahit.
Di sebuah Cafe yang belum terlalu lama ini berdiri, terlihat seorang namja tampan tengah menatap ke sebuah kalender yang ada di mejanya. Ia terlihat menghela nafas. Entah kenapa, melihat angka 2013 yang tertera di kalender itu, memunculkan sedikit rasa tak suka pada dirinya. Tidak. Ia sama sekali tak ingin menentang apa yang sudah menjadi ketentuan dari Pencipta semua alam semesta ini. Hanya saja, di tahun ini ada sebuah kenyataan yang begitu berat untuknya.

"Kau tidak bosan menatap kalender itu setiap hari, Hyung? Berapa kalipun kau lihat, angka yang tertera pada kalender itutak akan berubah," sesosok namja imut muncul di ruangan yang ditempati namja tampan tadi.

"Apa kau juga tak bosan terus menerus mengusikku, Kim Jongjin? Berhenti menggangguku," ucap namja tampan tadi sedikit kesal.

"Aish, ternyata seorang Kim Jong Woon a.k.a Yesung Super Junior begitu sensitif," balas Jongjin, namja imut tadi yang juga merupakan adik dari Yesung, namja tampan yang tadi melihat ke arah kalender.

Pletak!

Sebuah jitakan sayang mendarat di kepala Jongjin.

"Sopan sekali kau memanggilku tanpa kata 'Hyung'."

Jongjin meringis kecil menerima jitakan dari Yesung. Tapi tak lama sebuah cengiran tak berdosa muncul menghiasi wajah imutnya. Membuat Yesung yang melihatnya berdecak sebal.

"Kau terlalu merisaukan apa yang belum terjadi, Hyung. Bukankah sejak awal kau sudah tahu hal ini pasti terjadi. Bukan hanya padamu, tapi juga member yang lain. Ah, kecuali Magnae kalian itu," Jongjin berucap serius.

Yesung tersenyum miris mendengar ucapan Jongjin. Apa yang dikatakan Jongjin benar. Sangat benar. Dirinya dan semua member Super Junior lainnya sudah sangat tahu, suatu saat nanti, mereka semua akan mengalami hal yang sama seperti yang dialami semua namja di Korea Selatan. Hanya saja, ketika waktu untuknya tiba, Yesung merasa tak siap. Tak siap meninggalkan lautan Sapphire Blue yang begitu memanjakan matanya.

"Hanya dua tahun, Hyung. Bukan waktu yang lama, kan?"

"Tapi juga bukan waktu yang sebentar," Yesung bergumam lirih.

Jongjin tersenyum kecil melihat Hyung satu-satunya ituterlihat tak bersemangat. Sangat berbeda dengan Yesung yang biasanya.

"Kau ini, Hyung. Bukankah beberapa bulan lalu, saat Leeteuk Hyung akan pergi menjalani wamil, kau yang meyakinkan dongsaengdeulmu kalau waktu dua tahun itu bukanlah waktu yang lama. Lalu kenapa saat ini kau membuat seolah-olah waktu dua tahun itu seperti waktu berabad-abad yang harus kau lalui," Jongjin berucap sambil terkekeh kecil.

Yesung melirik sebal ke arah Jongjin. Ingin rasanya ia kembali melayangkan sebuah jitakan sayang pada satu-satunya namdongsaengnya itu. Dan sepertinya, Jongjin memiliki naluri ke arah sana. Ia pun segera meninggalkan Yesung di ruangannya, menghindari amukan dari Yesung.

"Aish, anak itu," Yesung bergumam begitu Jongjin tak terlihat lagi oleh pandangannya.

Dan untuk kesekian kalinya di waktu yang berdekatan, Yesung terlihat menghela nafas. Berusaha mengurangi risau yang tengah ia rasakan.

Super Junior CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang