Part 19

231 28 3
                                    

Jam tangan menunjukkan pukul 7 pagi. Itu artinya masih ada waktu satu jam sebelum sekolah di mulai. Sesampai di rumah sakit, Seok Jin langsung berjalan menuju kamar rawat Saeri setelah mendapat informasi dari sang resepsionist.

Saat ia hampir sampai di kamar rawat Saeri, Seok Jin mendapati dua orang berpakaian setelan jas berdiri di depan salah satu pintu kamar rawat. Seok Jin yakin bahwa itu adalah kamar rawat Saeri.

"Kau tidak boleh masuk" salah seorang pengawal yang menghalang Seok Jin yang hendak memasuki kamar rawat Saeri.

"Kenapa?" ekspresi kebingungan nampak di wajah Seok Jin.

"Presdir Jung melarang orang asing untuk masuk"

"Presdir Jung?" Seok Jin menghela nafasnya. Ia ingat saat kemarin ayah Saeri melarangnya untuk muncul. "Tapi aku bukan orang asing. Aku dan Saeri saling mengenal"

Kedua pengawal itu tak bergeming.

"Biarkan aku masuk melihat kondisinya!" Seok Jin mendorong berusaha mematahkan pertahanan pengawal tersebut. Namun nihil. Seok Jin yang hanya seorang diri tak sebanding dengan sang pengawal yang berjumlah dua orang. Tubuhnya bahkan hampir terlonjak ke belakang karena terdorong oleh para pengawal itu.

Seingat Seok Jin, dulu saat Saeri dalam keadaan koma tak ada penjagaan ketat seperti ini. Seok Jin tak tahu mengapa, namun ia merasa bahwa ayah Saeri benar-benar tengah menjaga putrinya dengan ketat.

Seok Jin mengusap wajahnya dengan frustasi. Ia sangat ingin untuk masuk ke dalam dan melihat kondisi Saeri secara langsung.

"Kalian pasti tahu keadaan Saeri di dalam kan? Setidaknya beri tahu aku bagaimana keadaannya!" pinta Seok Jin.

"Sebaiknya kau pergi" pengawal tersebut tak mengindahkan permintaan Seok Jin. Ia justru menggeret Seok Jin agar menjauh dari kamar rawat Saeri.

Karena kesal, Seok Jin menghempaskan tangan sang pengawal. "Baiklah! Baiklah! Kau tak perlu menggeret ku seperti ini!" Dengan terpaksa Seok Jin pergi dari rumah sakit dan memutuskan untuk pergi ke sekolahnya.

**

Sesampainya di sekolah, Seok Jin langsung menghampiri Yoongi yang tengah berkutit dengan buku cetaknya.

"Ikut aku!" ucap Seok Jin lirih namun masih dapat didengar oleh Yoongi.

Yoongi membuntuti Seok Jin hingga ke tempat yang sepi dari murid-murid. "Ada perlu apa kau?" tanya Yoongi dengan nada dinginnya.

Seok Jin menghela nafasnya. "Bagaimana keadaan Saeri?"

Yoongi mengernyitkan keningnya mendengar pertanyaan Seok Jin. 'Bukankah dia dekat dengan Saeri? Untuk apa dia bertanya?' batinnya.

"Baiklah. Jika kau pergi ke rumah sakit, beri tahu aku bagaimana keadaan Saeri" ucap Seok Jin yang tak mau bertele-tele.

"Rumah sakit?" wajah Yoongi langsung menampakkan ekspresi terkejutnya mendengar ucapan Seok Jin.

"Apa kau tak tahu Saeri dirawat di rumah sakit?" Seok Jin menatap Yoongi begitu ia menangkap keterkejutan Yoongi.

"Tidak. Aku sudah ketahuan" ucap Yoongi sambil menatap ke arah lain.

Seok Jin mengerti betul maksud dari ucapan Yoongi. "Ikutlah aku pergi ke rumah sakit. Aku butuh bantuan mu"

"Butuh bantuan ku?" gelak tawa langsung terdengar dari Yoongi. Tentu saja bukan tawa sesungguhnya. "Kenapa?"

Seok Jin memutar matanya jengah. "Kamar rawat Saeri dijaga pengawal"

"Dijaga pengawal? Menyerah sajalah. Mungkin ayah Saeri nampak baik. Tapi jika dia sudah mengatakan 'tidak', akan sangat sulit untuk membuat dia mengatakan 'iya'"

HIDDEN GIRL (ReNew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang