Part 6

271 26 0
                                    

"Bagaimana kau bisa tau? Apa ada artinya jika sebelumnya aku tak bisa menyentuh dia dan setelahnya aku bisa menyentuh dia?" Seok Jin menatap Namjoon dengan penuh rasa penasaran.

"Tentu saja" sahut Namjoon santai.

"Lalu.. apa?"

"Itu artinya dia akan menemui ajalnya"

"Apa? Kau.. kau pasti bercanda kan?" Seok Jin tersenyum masam mendengar ucapan Namjoon. Ia merasa bahwa ucapan Namjoon hanya sebuah lelucon belaka. Namun di samping itu pula, ada perasaan takut jika Namjoon sedang tidak bercanda.

"Apa kau gila? Aku sedang tidak bercanda. Mana mungkin aku bercanda mengenai kematian seseorang"

"Tidak! Kau pasti salah, Namjoon-ah!"

"Aku mengerti kau tak akan percaya apa yang aku ucapkan. Tapi mengetahui kondisinya sekarang, itu berarti arwahnya mendekati sempurna"

Seok Jin memegangi kedua pelipisnya yang tiba-tiba terasa nyeri.
Tak mau terlalu cepat percaya dengan apa yang baru ia dengar, Seok Jin langsung berlari menuju gerbang sekolah dan bergegas menuju rumah sakit.

Di dalam hatinya, ia berteriak menyebut nama Saeri. "Saeri, Namjoon pasti salah kan? Saeri, kau tak boleh pergi!"

####

Seok Jin berdiri di depan pintu kamar rawat Saeri. Dibukanya pintu tersebut. Ia tak sengaja mendengar percakapan antara dua orang pria dari dalam kamar rawat begitu pintu terbuka sejengkal.

"Dokter, kenapa putri ku tak kunjung sadar? Sudah berminggu-minggu dia terbaring disini!" ucap salah seorang pria yang merupakan ayah Saeri.

"Itu yang menjadi masalah.. Seharusnya dia bisa sadar setelah operasi. Saya pribadi.. sangat mengkhawatirkan dia jika tak segera sadar atau.." ujar salah seorang pria lagi dengan jas berwarna putih yang menjadi ciri khas seorang dokter.

"Atau apa?"

"Atau kita akan kehilangan dia.."

DEG! badan Seok Jin lemas seketika begitu mendengar ucapan dokter tersebut. Seketika itu pula tangisannya pecah. Ia merasa sangat panik dan takut. Ia tak akan rela jika Saeri harus berakhir dengan keadaan seperti itu. Ia sangat ingin melihat Saeri yang hidup normal seperti gadis lainnya. "Tidak! Dokter itu pasti salah!"

"Tidak mungkin, dokter! Dia akan selalu ada bersama ku!" seru ayah Saeri yang tak dapat menahan kesedihannya.

Seok Jin mendorong pintu yang ada di hadapannya tersebut. Ia tak tahan jika hanya berdiri dan mendengar percakapan dua pria paruh baya itu.
"Dokter! Katakan bahwa itu tidak benar! Dia pasti akan segera bangun!" Seok Jin menatap dokter itu dengan penuh harapan. Diguncang-guncangkannya pria berjas putih itu. Ia tak mempedulikan dirinya sebagai tamu asing yang tiba-tiba datang diantara kedua pria itu.

"Kau tenanglah dulu.. tenang" ucap sang dokter yang mencoba menenangkan diri Seok Jin.

Seok Jin kini menatap tubuh Saeri yang tengah terbaring lemah. Diraihnya tangan kanan Saeri yang tak bertenaga. Dan digenggam tangan tersebut. "Saeri-ya, kau akan kembali kan? Ayah mu.. teman-teman mu.. dan aku sudah menunggu mu. Kau harus kembali" ujar Seok Jin yang tak kuasa menahan isaknya.

Suasana kamar rawat Saeri terasa makin haru semenjak kedatangan Seok Jin. Ayah Saeri bahkan tak dapat berbuat banyak begitu melihat Seok Jin yang tampak sedih melihat kondisi putrinya. Memang bukan pertama kalinya ia melihat Seok Jin. Namun kali ini ia melihat Seok Jin tampak begitu bersedih. Dan membuatnya menyadari bahwa ia bukan satu-satunya orang yang menangisi keadaan putrinya.

"Apa kau kedinginan disini hm? Kenapa tangan mu terasa dingin?" Seok Jin terdiam. Ia tiba-tiba teringat pada janjinya. Seketika itu pula ia kembali terisak. "Maaf, Saeri.. maaf.. seharusnya aku selalu membantu mu. Maafkan aku yang justru bersenang-senang dengan mu. Kau harus kuat, Saeri-ya. Aku akan mencari seseorang yang bisa membuat mu kembali"

HIDDEN GIRL (ReNew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang