Part 8

292 27 1
                                    

Ceklek..~
Tiba-tiba terdengar suara knop pintu terbuka. Dengan sigap Saeri langsung membenahi posisinya dan berpura-pura tertidur. Tak lupa ia genggam cincin yang ia temukan di nakas dengan erat-erat.

Posisinya yang membelakangi pintu tak dapat melihat seseorang yang memasuki kamar Yoongi. Hingga akhirnya sebuah tangan kekar melingkar di pinggang Saeri dan memeluknya dengan hangat.

Ingin rasanya Saeri meloncat dan berteriak sekencang-kencangnya. Tetapi ia harus menahannya agar orang itu tak mengetahui bahwa Saeri sedang berpura-pura tidur.

Hembusan nafasnya sangat terasa di tengkuk Saeri. Dan aroma parfumnya yang menyeruak hingga ke hidung Saeri. Saeri tahu betul siapa itu.

"Selamat malam, Saeri-ya.." ucap orang itu. Tebakannya benar. Orang yang tengah berbaring sambil memeluknya adalah Yoongi.

@@@@

Sinar matahari yang menembus dari tirai kamar Yoongi membangunkan Saeri dari tidurnya. Perlahan ia bangkit dari ranjang Yoongi. Disampingnya, tampak Yoongi yang masih tidur dengan damai.

Ia membuka telapak tangannya, dan benar. Cincin itu masih berada di genggamannya. Cepat-cepat Saeri memasukkan cincin itu ke saku seragamnya yang ia baru sadari tadi telah tergantung di pintu lemari baju.

Saeri kemudian keluar dari kamar Yoongi. Ia merasa lebih baik dari semalam.

"Ayah..!" seru Saeri begitu ia melihat ayahnya tengah berjalan dengan ayah Yoongi menuju ke kamar. Ia yakin, ayahnya hendak melihat kondisinya. Saeri bersyukur, ia bangun sebelum ayahnya masuk ke kamar. Jika tidak, ia pasti tertangkap basah tengah tidur satu ranjang dengan Yoongi.
"Bagaimana keadaan mu, Saeri-ya?" tanya Ayah Saeri sambil memeluk putrinya.

"Jauh lebih baik, ayah" sahut Saeri dengan senyumannya.

"Syukur lah kalau begitu" Ayah Saeri menyunggingkan senyumannya ke putri satu-satunya itu. "Kalau begitu kita pamit dulu. Aku tak ingin Saeri terlalu lama merepotkan mu dan Yoongi" ucap Ayah Saeri yang kini ditujukan kepada Ayah Yoongi.

"Tidak. Aku dan Yoongi tak merasa direpotkan sama sekali. Aku sudah menganggap Saeri seperti putri ku. Lagi pula kenapa buru-buru begitu? Saeri bahkan belum sarapan. Bagaimana kalau kita sarapan dahulu?" tawar Ayah Yoongi. "Ah iya. Ngomong2 kemana Yoongi?" Ayah Yoongi mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk mencari batang hidung putranya. "Yoongi? Min Yoongiii??"

Mendapati Ayah Yoongi yang berjalan hendak mengecek kamar Yoongi, cepat-cepat Saeri menghampiri Ayah Yoongi. "Abeonim, bagaimana kalau kita langsung makan saja? Aku.. sudah lapar" ucap Saeri dengan senyuman kudanya.

"Ah benarkah? Ya sudah, kalau begitu ayo kita langsung saja ke ruang makan"

"I..iya.." Saeri menghela nafasnya lega. Hampir saja ia akan ketahuan bahwa ia dan Yoongi berada dalam satu kamar.

****

"Selamat pagi.." sapa Yoongi yang baru saja bergabung pada acara sarapan di rumahnya.

"Kau ini! kenapa baru bangun?" seru Ayah Yoongi yang nampak kesal dengan kelakuan putranya.

"Abeonim, dia pasti kelelahan karena semalaman dia merawat ku" ucap Saeri yang mencoba menengahi dan mencairkan suasana.

"Kalau bukan karena Saeri, aku pasti sudah menjadikan mu makanan untuk anjing-anjing liar!"

"B..baik, Ayah.."

Seketika itu pula gelak tawa langsung mengisi suasana ruang makan pada pagi hari itu. Bagi Yoongi, pagi itu adalah pagi yang jarang terjadi dalam hidup keduanya. Setelah satu tahun lamanya Yoongi terikat pertunangan dengan Saeri, baru kali ini ia menikmati waktu pertemuan antara ia dan Saeri beserta Ayahnya yang notabenenya adalah calon ayah mertua Yoongi.

HIDDEN GIRL (ReNew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang