Dream #1

146 18 9
                                    

Malam yang begitu gelap. Terlihat jelas awan hitam yang mengumpul menutupi bulan. Angin bertiup dengan kencang dan kilatan petir terjadi di langit. Akan turun hujan malam ini.

Seorang gadis cantik tengah berjalan sendirian di jalan yang gelap. Sama sekali tak ada lampu yang menerangi jalan tersebut. Hanya terlihat satu lampu kecil yang sedikit redup di jalan paling ujung. Ia menggerutu.

"Bitch! Aku benci saat-saat seperti ini."

Cuih~
Gadis itu meludah dan menghentakkan kakinya.

Jderr~
Suara petir menggema dimana-mana dan kilatan demi kilatan petir terus menghiasi langit malam itu. Rintik-rintik hujan mulai turun. Membasahi segala sesuatu yang ada di bumi. Gadis cantik itu refleks mengangkat tangannya untuk menutupi kepala agar tidak terkena air hujan.

"Argh~" teriaknya kemudian berlari dengan kencang.

Suasana jalan ini begitu sepi. Tak ada satupun orang atau kendaraan yang melintas. Ini sudah larut malam. Lalu, apa yang gadis cantik ini lakukan ditengah malam seperti ini? Tidak ada yang tahu.

Gadis itu terus belari hingga berhenti di bawah lampu jalan yang redup dan ia menurunkan tangannya.

"Percuma saja. Aku juga akan basah nanti," ucapnya seraya mengedikkan bahu kemudian mendongak keatas menatap langit yang gelap.

Hujan mulai turun dengan deras. Tetes-tetes air hujan kini membasahi wajah dan baju gadis itu. Lalu ia berjalan dengan santai tanpa memperdulikan bajunya yang akan basah kuyup.

Tiba-tiba, ia melihat seberkas cahaya dari depan. Sontak ia berhenti dan menutupi matanya dengan tangan karena cahaya itu terlalu silau.

Ckitt~
Suara ban mobil yang bergesekan dengan aspal begitu memekakkan telinga. Gadis itu menoleh dan mendapati sebuah mobil berhenti di sampingnya. Ia memiringkan kepala dan mengernyit. Tak lama kemudian, orang yang mengemudikan mobil itu pun keluar. Orang tersebut mengabaikan hujan yang mulai membasahi bajunya dan berlari mendekati gadis cantik yang berdiri di samping mobilnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Orang itu langsung melontarkan pertanyaan saat ia sudah berada tepat di depan gadis itu.

Gadis cantik yang dia tanyai hanya memutar bola matanya malas. Ia hanya diam mengabaikan pertanyaan pria di depannya ini.

"Chan Ra!"

Pria itu meneriakkan nama sang gadis tepat di depan wajahnya.

"Apa!?" balas gadis itu-Chan Ra- dengan nada tinggi.

Jderr~
Lagi-lagi suara petir menggema. Chan Ra terkejut dan refleks memejamkan matanya.

"Aku bertanya padamu, apa yang kau lakukan disini!?"

Pria itu membentak Chan Ra sedangkan Chan Ra sendiri hanya menghela nafas dan tersenyum sinis.

"Bukan urusanmu apa yang aku lakukan di sini Lu Han!" ucap Chan Ra dengan ketus dan ia menatap Lu Han dengan tajam.

"Ayo pulang!"

Lu Han menggenggam tangan Chan Ra dan menyeretnya pergi.

"Lepaskan tanganku!"

Chan Ra memberontak dan ingin melepaskan diri namun kekuatan Lu Han lebih kuat daripada dia.

"Lepas! Atau aku akan memukul wajahmu!"

Lu Han tak bergeming. Ia mengacuhkan ancaman Chan Ra dan tetap menyeretnya untuk masuk ke dalam mobil.

"Lu Han!"
"Masuk!"
"Tidak!"
"Cepat!"
"Lepas- Akh!"

Lu Han mencengkram tangan Chan Ra dengan kuat dan menatapnya tajam.

"Damn! Aku akan memukulmu nanti."

Akhirnya, Chan Ra memilih mengalah dan masuk ke dalam mobil.

To Be Continued

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang