Jam menunjukkan pukul 17:30 waktu setempat. Di sebuah taman kampus yang tak terlalu luas, Chan Ra duduk sendirian.
Matanya menatap lurus ke depan. Ia melamun, memikirkan perasaannya yang entah dia sendiri juga tidak bisa memahaminya.
"Bukankah dia bilang, dia sangat mencintaiku. Tapi kenapa dia tidak percaya padaku." Chan Ra bergumam.
"Aku takut terjadi sesuatu pada Sehun." Ujarnya sedikit panik.
"Lu Han bisa saja mengamuk ke Se Hun."
Dengan tidak sabar, ia mengambil ponsel dan menelfon Sehun namun Sehun tidak mengangkat panggilannya. Chan Ra panik dan menelfon Sehun lagi tapi hasilnya tetap sama, Sehun tidak mengangkatnya.
"Ada apa dengan Sehun ?"
Fikiran buruk tentang Se Hun kini hinggap di otak Chan Ra. Ia menggelengkan kepala berusaha mengusir fikiran itu dari kepalanya.
"Aku harus mencari Se Hun!" Ucapnya lalu ia melenggang pergi dengan perasaan khawatir.
"Semoga saja tidak terjadi sesuatu padamu Sehun."
Ia berdo'a dan berusaha menelfoni Sehun berulang kali sambil berharap Sehun akan mengangkat panggilannya.
Chan Ra sudah mencari Sehun kesana kemari dan bahkan ia juga bertanya pada mahasiswa/mahasiswi yang masih berada di kampus, tapi tidak satupun dari mereka yang melihat Sehun.
"Apa Sehun sudah pulang ?" Tanyanya pada diri sendiri.
Chan Ra berlari kearah parkiran dan ia mendapati Sehun ada di sana. Ia melihat Se Hun ingin memasuki mobilnya.
Sebelum Sehun pergi, Chan Ra meneriakkan nama Se Hun dengan lantang dan sukses membuat Sehun menoleh kearahnya.
"Sehun, tunggu!"
Chan Ra berlari kearah Sehun dan ia berhenti di depan Sehun dengan nafas terengah. Sehun melihat Chan Ra dengan tatapan bingung.
"Ada apa Deer ?"
Sehun menyentuh bahu Chan Ra dengan perasaan khawatir.
"Kau baik-baik saja kan ?"
Tanya Chan Ra setelah ia bisa mengatur kembali pernafasannya. Ia menatap lurus pada manik mata Sehun, berharap jika Se Hun baik-baik saja.
"Hey, seharusnya aku yang bertanya padamu Deer. Kau terlihat tidak baik-baik saja."
Sehun mengatupkan kedua tangannya pada wajah Chan Ra.
"Apa kau bertemu dengan Lu Han ?"
Sehun mengernyit. Ia merasa aneh dengan pertanyaan Chan Ra.
"Aku tidak bertemu dengan kakak sejak aku meninggalkan kalian berdua di rooftop tadi. Memangnya ada apa ?"
Chan Ra membulatkan matanya dan entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak.
"Lalu dimana Lu Han sekarang ? Mobilnya masih ada disini Sehun. Dia belum pulang."
Entah kenapa Chan Ra begitu panik. Tiba-tiba jantung nya berdenyut nyeri. Ia benci perasaan seperti ini.
"Aku sama sekali tidak melihat Lu Ge sejak tadi. Memangnya kau tidak bersamanya ?"
Mata Chan Ra memanas dan ia yakin matanya pasti berkaca-kaca sekarang. Kenapa ia jadi ingin menangis ? Sebegitu khawatirnya kah ia pada Lu Han ?
"Aku bertengkar dengannya dan meninggalkannya, lalu setelah itu aku juga tidak melihatnya. Hiks~"
Chan Ra sukses menangis dan membuat Sehun khawatir. Sehun merengkuh tubuh Chan Ra, membawa Chan Ra ke pelukannya.
"Sstt~ Jangan menangis Deer~ Lu Ge pasti baik-baik saja."
Tangan Sehun mengusap punggung Chan Ra dengan lembut.
"Hiks~ Aku khawatir padanya, Sehun."
"Kita bisa mencari Lu Ge, kan ? Bukankah kau bilang mobilnya masih ada disini. Itu tandanya dia masih di kampus." Ujar Sehun setenang mungkin."Aku rasa aku tahu dimana dia, Sehun." Ucap Chan Ra dengan mantap. Ia menatap Sehun sekilas lalu melenggang pergi. Sehun bergegas mengekorinya dari belakang.
Tampang Sehun berubah aneh. Dia berfikir apa yang terjadi antara kakaknya dan Chan Ra hingga Chan Ra begitu khawatir sampai ia menangis. Ia tau pasti bahwa Chan Ra tidak pernah menangisi Lu Han.
"Pasti terjadi sesuatu." Gumam Sehun begitu pelan.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Fanfiction'Saat cinta ku tak terbalas, hanya ada kepalsuan untuk bisa menghiburku saat ini.' -Park Chan Ra. Cover by Xchee Art