Keesokan harinya di dalam kamar, Chan Ra dan Lu Han sedang duduk berhadapan. Lu Han duduk di pinggir ranjang dan Chan Ra duduk di kursi.
Chan Ra hanya diam membisu. Bahkan selama Lu Han menatapnya, ia hanya menunduk.
"Jadi benar-" Lu Han membuka mulut lebih dulu.
"Kau mulai menyukaiku ?"
Chan Ra menunduk dalam dan menutup mata. Ia tak tau apa yang harus ia katakan, karena sejujurnya ia juga tidak mengerti akan perasaannya.
"Suka bukan berarti cinta kan ?"
Kata itulah yang keluar dari mulut Chan Ra. Perlahan ia mengangkat kepalanya menatap Lu Han.
"Jadi benar ?"
Lu Han berbinar dan senyum mengembang di bibirnya.
"Tidak juga."
Chan Ra mengedikkan bahunya santai. Seketika itu juga senyum manis Lu Han luntur.
Mereka saling diam. Beberapa detik kemudian, tangan Lu Han terulur meraih tangan Chan Ra dan menggenggamnya erat. Chan Ra sedikit menegakkan tubuhnya karena perlakuan Lu Han tersebut.
"Aku akan membuat rasa suka itu menjadi rasa cinta." Ucap Lu Han dengan mantap dan mata nya menatap manik mata Chan Ra dengan serius.
Chan Ra balik menatap Lu Han dan mereka saling diam satu sama lain.
Perlahan Lu Han mendekatkan wajahnya ke arah Chan Ra. Semakin dekat, semakin dekat hingga jarak diantara mereka menipis.
Bukannya menghindar dan marah seperti biasanya, Chan Ra malah menutup matanya. Lu Han tersenyum nakal melihat tingkah laku Chan Ra yang sedikit berubah. Kemudian ia mendaratkan bibirnya di bibir Chan Ra dan melumatnya pelan.
Tanpa ada aba-aba, Chan Ra langsung melingkarkan kedua tangannya di leher Lu Han dan membalas setiap sentuhan hangat yang Lu Han berikan pada bibir nya.
Beberapa menit berlangsung, mereka masih asik dengan kegiatan tersebut dan bahkan semakin lama ciuman itu semakin panas.
Dengan gerakan cepat Lu Han menarik tubuh Chan Ra hingga terjatuh di atas tubuhnya. Tangannya bergerak masuk ke dalam baju Chan Ra. Perlahan ia meraba punggung Chan Ra dengan sentuhan menggoda. Chan Ra menggeliat pelan dan tersadar.
Sebelum Lu Han bertindak lebih jauh, Chan Ra lebih dulu melepas tautan mereka dengan sedikit paksaan.
"Jangan macam-macam denganku, bodoh !"
Nafas Chan Ra sedikit terengah. Ia mengelap saliva di sudut bibirnya dengan kasar.
"Jangan seperti itu. Jika aku melakukannya, kau pasti tidak akan menolak."
Lu Han mengeluarkan smirk nya. Chan Ra mendelik dan berusaha melepaskan diri.
"Aku akan membunuhmu lebih dulu!"
Chan Ra memelototi Lu Han begitu tajam. Tangan nya memukul dada Lu Han dengan pelan dan berusaha bangkit. Namun Lu Han mencegahnya dengan memeluk pinggang ramping tersebut.
"Ck! Lepaskan aku Lu!"
Chan Ra berteriak tertahan. Lu Han hanya menggeleng dan mempererat pelukannya.
"Biarkan seperti ini dulu." Titah nya.
"Tidak. Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak aku inginkan."
Chan Ra menolak dan memberontak.
"Bukankah setiap hari kita selalu tidur berdua. Dan aku juga memelukmu. Tapi tidak terjadi sesuatu kan ?" Jelas Lu Han.
"Tapi posisi kita tidak enak Lu." Ucap Chan Ra sedikit tertahan.
"Bi-"
Ai de wendu zai jixu
Yiqie dou hai laideji
Man man kaojin ni de xin
Du zuishen chu ni de mimi
Ai xuyao shijian cai nenggou bei zhengming
Qing dui wo you xinxin
I'll promise to youPonsel Lu Han berbunyi. Mereka berdua sontak mengalihkan perhatian pada benda yang tergeletak di atas nakas. Chan Ra tersenyum senang.
"Ponsel mu berbunyi. Cepat angkat telfonnya." Titah Chan Ra begitu antusias.
Lu Han menggeleng.
"Tidak. Biarkan saja."
Chan Ra mendengus kesal. Kesempatannya untuk bebas kini telah sia-sia.
"Siapa tau dari mama mu. Angkat
saja, daripada dia akan marah."Chan Ra berusaha untuk membujuk Lu Han, namun Lu Han tetap kukuh.
"Kau menyebalkan!"
Chan Ra mempoutkan bibirnya kesal. Lu Han yang melihatnya hanya terkikik geli.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Fanfiction'Saat cinta ku tak terbalas, hanya ada kepalsuan untuk bisa menghiburku saat ini.' -Park Chan Ra. Cover by Xchee Art