Malam telah tiba. Chan Ra merasa malam ini begitu dingin. Ia melangkahkan kaki nya ke dapur. Gadis itu ingin membuat coklat panas.
Saat ia begitu fokus dengan coklat panas nya, tiba-tiba Lu Han datang dan langsung memeluk pinggangnya dari belakang. Chan Ra berjengit kaget dan sontak mengelus dadanya.
Lu Han meletakkan dagunya di bahu
Chan Ra dan menghirup aroma wangi tubuhnya. Ia tersenyum."Sshh~" Chan Ra mendesah kesal dan memutar bola matanya malas.
"Apa yang kau buat, sayang ?"
Lu Han bertanya dengan nada pelan.
"Coklat panas."
Singkat. Chan Ra mendengus lagi.
"Apa kau tidak mau membuatkan satu untuk ku ?"
Lu Han berujar dengan mata berbinar menatap coklat panas yang sedang Chan Ra buat.
Pelukan Lu Han semakin erat ditubuh ramping Chan Ra.
"Aku bukan pelayanmu yang bisa kau suruh-suruh!" Jawab Chan Ra dengan ketus.
Ia sama sekali tidak berniat melepas pelukan Lu Han yang jujur saja membuatnya tidak nyaman. Ia merasa malas melakukan sesuatu yang menurutnya tidak penting meskipun hanya sekedar menepis tangan Lu Han yang bertengger manis di pinggangnya. Atau ia merasa nyaman ? Ah sudahlah.
Lu Han mengerucutkan bibirnya.
"Bukankah tugas seorang istri itu melayani suaminya ?"
Lu Han menatap wajah Chan Ra dari samping dengan tatapan seperti Chan Ra adalah istrinya.
"Tapi aku bukan istrimu."
Lagi, Chan Ra masih berbicara dengan nada ketus.
"Calon istri."
Luhan berujar mantap dan tersenyum.
Chan Ra memutar bola matanya malas."Terserah."
Chan Ra menampis tangan Lu Han dengan kasar. Lalu ia berjalan ke meja makan dan tak lupa dengan coklat panas di genggaman tangannya.
"Kita akan menikah."
Lu Han berteriak dari arah dapur. Ia tidak mengikuti Chan Ra melainkan membuat segelas kopi.
"Aku tidak peduli!"
Chan Ra ikut berteriak di ruang makan. Mulutnya berkomat-kamit menyumpah serapahi Lu Han. Ia benar-benar merasa jengkel.
"Bulan depan."
Lu Han kembali berteriak dan sukses membuat Chan Ra tersedak mendengarnya.
"WHAT!?"
Chan Ra memekik sangat keras dan membulatkan matanya.
Di dapur, Lu Han hanya tersenyum nakal mendengar respon Chan Ra.
"Apa kau sudah gila!"
Chan Ra berdiri dari duduk nya dan menatap tajam kearah dapur dimana Lu Han sedang berdiri disana sambil cekikikan.
Lu Han melangkahkan kakinya menghampiri Chan Ra. Ia duduk di kursi depan tempat duduk Chan Ra dan menyeruput sedikit kopi nya. Chan Ra masih setia menatap Lu Han dengan tajam.
"Aku sudah menyiapkan semuanya. Jadi, persiapkan dirimu dari sekarang. Mengerti."
Lu Han mengeluarkan smirk nya dan menatap Chan Ra dengan tatapan seakan ia barusaja memenangkan suatu permainan.
"Ini benar-benar gila!"
Chan Ra melenggang pergi sambil mengurut pelan pelipisnya. Lu Han yang menatap kepergian Chan Ra hanya tersenyum puas.
Tak lama, Lu Han menyusul kepergian Chan Ra. Ia menghampiri gadis berambut hitam itu yang sedang tidur tengkurap di atas kasurnya.
"Aku ingin tidur sendiri!" Ujar Chan Ra penuh emosi begitu menyadari Lu Han masuk ke kamar.
"Aku ingin bertanya-"
Lu Han berbicara dengan nada lirih. Matanya menatap Chan Ra dengan serius. Ia menghela nafas sebentar.
"Soal Sehun." Lanjut Lu Han.
"Apalagi!?" Bentak Chan Ra begitu sarkastik. Matanya menyala menatap Lu Han. Wajahnya merah padam menahan amarah.
"Tentang perasaanmu padanya."
Meskipun Lu Han tau Chan Ra benar-benar marah saat ini tapi ia tak ada niatan untuk mengurungkan pertanyaan yang menghantui pikirannya.
Meskipun Chan Ra sudah bilang bahwa ia hanya bersahabat dengan Se Hun tapi Lu Han ingin memastikannya lagi. Lu Han masih ragu meskipun kemarin Chan Ra terlihat begitu serius mengatakannya, begitu ia tak ingin Lu Han salah faham.
Kenapa Lu Han ragu ? Karena ia tau Chan Ra begitu dekat dengan Se Hun, bahkan sangat dekat. Ia tidak suka hal seperti ini. Ia ingin tau perasaan Chan Ra yang sebenarnya.
"Katakan sejujurnya. Aku ingin mendengarnya." Lu Han berdiri mematung disamping ranjang. Matanya fokus menatap lurus manik mata Chan Ra.
"Kau ingin aku berkata jujur kan ?"
Chan Ra tersenyum mengejek. Lu Han mengangguk pelan.
"Iya. Aku menyukai Se Hun." Ucap Chan Ra begitu mantap. Lu Han mendecih pelan dan memalingkan wajahnya ke samping.
"Kenapa ?"
Tanya Chan Ra dengan tatapan selidik. Lu Han tidak marah dan tidak menatapnya dingin. Kenapa ?
"Kau fikir aku bodoh. Aku sama sekali tidak percaya dengan pengakuanmu tadi."
Lu Han kembali menatap Chan Ra dengan tatapan dinginnya.
"Kau hanya mencari alasan. Asal kau tau saja, sebesar apapun kau menyukai adik ku, kau akan tetap menikah denganku nantinya."
Chan Ra hanya diam. Sekeras apapun ia memberontak pada akhirnyapun ia juga tidak bisa terlepas. Lu Han melangkahkan kakinya keluar. Sebelum benar-benar pergi, Lu Han mengatakan sesuatu lagi.
"Kau hanya milik ku." Ucap Lu Han diambang pintu. Ia pun menutup pintunya setelah berkata.
Chan Ra hanya diam membisu. Perlahan ia baringkan kembali tubuhnya di ranjang. Matanya menerawang jauh ke depan. Pikirannya pergi entah kemana. Sampai ia merasa kepalanya berdenyut, lalu ia memutuskan untuk memejamkan mata.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Fanfiction'Saat cinta ku tak terbalas, hanya ada kepalsuan untuk bisa menghiburku saat ini.' -Park Chan Ra. Cover by Xchee Art